NAMA Beauty Dapat Pendanaan 71 Miliar Rupiah dari AC Ventures, SiCepat, dan DMMX
NAMA Beauty adalah pengembang merek D2C produk perawatan kulit dan kecantikan yang didirikan oleh Luna Maya dan Marcel Lukman sejak 2019
Startup D2C "NAMA Beauty" memperoleh pendanaan awal (seed funding) senilai $5 juta atau setara 71,1 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin AC Ventures, didukung oleh SiCepat Ekspres dan DMMX. Diketahui, perusahaan tersebut dinakhodai oleh aktris Luna Maya, turut didirikan oleh Marcel Lukman sejak tahun 2019. NAMA Beauty merupakan pengembang merek D2C produk perawatan kulit dan kecantikan.
"Kami merasa bersyukur dan diberkati dengan kepercayaan dan dukungan dari AC Ventures, SiCepat, dan DMMX, termasuk semua mitra dan tim. Ini merupakan momentum yang tepat dan menjanjikan bagi Indonesia. Kami percaya, sinergi ini dapat membantu kami untuk bertumbuh bersama dan memaksimalkan peluang serta momentum yang ada," ungkap CEO NAMA Beauty Luna Maya.
Selain dukungan kapital, ke depan SiCepat dan DMMX akan menjadi mitra distribusi. Termasuk memanfaatkan jaringan Sampoerna Retail Community (SRC) yang tersebar di 20 kota dan memulai menjual produk di platform perdagangan digital. SiCepat juga akan menjadi mitra logistik utama dalam pengantaran produk NAMA ke konsumen.
"Saya memperhatikan industri kecantikan adalah salah satu industri yang paling tangguh dalam hal pertumbuhan, meskipun tetap memiliki tantangan tersendiri. Melalui kemitraan dengan SiCepat dan DMMX, kami akan memanfaatkan kekuatan unik kami masing-masing untuk membantu NAMA Beauty dalam membangun merek kecantikan dengan pertumbuhan tinggi dan berharap dapat mendukung perusahaan untuk mencapai potensi penuh," sambut Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir.
Momentum pertumbuhan startup D2C
Menurut data dari Euromonitor, potensi pasar kosmetik warna di Indonesia mencapai $1 miliar pada 2023, dengan CAGR mencapai 16,9%. Dipadukan dengan konsep D2C, diyakini potensi tersebut dapat dimaksimalkan dengan baik oleh brand lokal.
Model D2C atau drect-to-consumer, memungkinkan pemilik brand untuk menjangkau pangsa pasarnya secara lebih efisien dengan multi-saluran, baik offline maupun online. Bantuan teknologi memungkinkan proses bisnis terjadi lebih ringkas, sehingga menghasilkan biaya produksi yang lebih efisien untuk menghadirkan produk dengan harga terjangkau. Di Indonesia, model ini mulai diaplikasikan di berbagai jenis lini industri, mulai dari kosmetik, perawatan kulit, fesyen, sampai dengan makanan.
Saat ini, sejumlah pemodal ventura lokal mulai mematangkan hipotesisnya untuk startup D2C. Berikut ini nama-nama investor yang mulai aktif memberikan pendanaannya untuk pemain D2C:
Pemodal Ventura | Portofolio D2C |
Kinesys Group | Saturdays, Dailybox |
East Ventures | Mohjo, Greenly, Fore |
Alpha JWC Ventures | Hangry, Kopi Kenangan, Goola, Lemonilo, Mangkokku, Saturdays |
AC Ventures | Rose All Day, Segari, Fore, KLAR, NAMA Beauty |
SALT Ventures | SYCA, Hangry, dr soap |
Rencana NAMA Beauty
Disampaikan NAMA Beauty akan memanfaatkan dana segar untuk pengembangan R&D, pemasaran dan branding, merekrut lebih banyak talenta, dan meluncurkan lini merek baru. Dengan mengombinasikan kemampuan Luna Maya untuk membaca tren kecantikan terbaru dengan tim R&D yang kuat, NAMA Beauty akan meluncurkan merek kedua yang menargetkan di bawah harga pasar, namun tanpa mengorbankan keunggulan kualitas produk.
Di sisi lain, Marcel Lukman, Co-Founder of NAMA Beauty memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di dunia ritel. Ia adalah salah satu sosok penting di belakang Atmos dan The 707 Company yang memayungi sejumlah merek ternama, seperti Fred Perry, Nudie Jeans, Superga dan Melissa. Diyakini, dua latar belakang unik para pendiri dapat membawa perusahaan ke laju pertumbuhan yang tepat.