Perjalanan Pegipegi Menginjak Usia Lima Tahun
Menargetkan transaction growth sebensar 200 persen di tahun 2017
Pegipegi tahun ini menginjak usia lima tahun. Selama ini banyak kendala yang dihadapi sekaligus solusi yang dihadirkan untuk terus bertahan, bersaing dan memberikan yang terbaik bagi pelanggannya. Di usianya yang ke lima, Pegipegi masih terus berusaha memenuhi ambisi mereka menjadi Online Travel Agent (OTA) terbaik di Indonesia.
Mundur ke belakang, salah satu kendala awal yang dihadapi Pegipegi adalah mengedukasi masyarakat. Deputy CEO Pegipegi Ryan Kartawidjaja mengisahkan hal ini kepada DailySocial. Kendati demikian seiring berjalannya waktu masyarakat sudah terbiasa dengan pemesanan dan transaksi online. Hal ini juga salah satu dampak dari mulai banyaknya industri dan layanan digital yang mengharuskan bertransaksi online.
"Masyarakat yang dulunya harus mendatangi suatu tempat untuk membeli tiket, dengan banyaknya sarana pemesanan online memudahkan mereka untuk merencanakan perjalanan kapan pun dan di mana pun. Dengan adanya layanan pemesanan online ini, masyarakat bisa merencanakan perjalanan mereka sendiri, mulai dari jenis maskapai, hotel, harga, maupun tujuan wisata yang ingin didatangi,” ujar Ryan.
Industri OTA tumbuh juga dikarenakan meningkatnya masyarakat yang aktif melakukan traveling. Seolah traveling sekarang menjadi gaya hidup masyarakat. Dari data yang dihimpun pihak Pegipegi rata-rata pelanggannya melakukan pemesanan dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Hal ini disinyalir juga karena adanya transportasi yang terjangkau seperti maskapai Low-cost carrier (LCC) yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Transformasi Pegipegi dalam lima tahun
Pegipegi mengawali kiprahnya di industri OTA pada tahun 2012, tepatnya pada tanggal 7 Mei 2012. Di awal kemunculannya Pegipegi hanya menyediakan layanan pemesanan hotel. Kemudian pada tahun 2013 Pegipegi mulai melayani pemesanan tiket pesawat. Hingga pada akhirnya pada tahun 2016 silam Pegipegi meluncurkan pemesanan tiket kereta api untuk melengkapi kebutuhan para pelanggan mereka.
Dari segi teknologi, perjalanan Pegipegi juga bertahap. Di awal kemunculannya Pegipegi hanya bisa diakses melalui website. Dua tiga tahun berselang, pada tahun 2015 akhirnya mereka merilis aplikasi mobile, baik untuk Android maupun iOS. Selain itu cara pembayaran juga terus mengalami penambahan dan penyempurnaan. Yang mulanya hanya ada ATM transfer, Internet Banking, dan Kartu kredit, saat ini pelanggan Pegipegi juga bisa melakukan pembayaran secara tunai di Alfamart dan Indomaret.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan untuk penambahan destinasi tujuan yang bukan hanya domestik, namun juga internasional untuk semakin melengkapi pilihan destinasi traveling masyarakat Indonesia,” ujar Ryan menjelaskan rencana Pegipegi ke depannya.
Bertahan di tengah persaingan
Tidak sedikit layanan OTA yang bermunculan dalam lima tahun terakhir. Hal ini tidak membuat Pegipegi gentar menghadapi persaingan. Dijelaskan Ryan salah satu yang membuat Pegipegi bertahan hingga saat ini adalah pihaknya berupaya memberikan layanan pemesanan online terbaik bagi para pelanggannya. Fokus pada kepuasan pelanggan.
"Selain itu kami juga memberikan tips traveling dan review yang dapat sangat membantu customer sebagai referensi untuk traveling. Didukung dengan banyaknya promo dan layanan Customer Service yang sangat membantu, kami yakin Pegipegi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia,” papar Ryan
Lebih lanjut, hadirnya pemain baru membuat Pegipegi semakin tertantang. Tinggi dan ketatnya persaingan dikonversi menjadi semangat untuk meningkatkan kualitas layanan, tampilan situs dan menambah inventori produk untuk memberikan kemudahan dan pilihan bagi pelanggan Pegipegi, baik pelanggan maupun pengguna baru.
Ryan sendiri merasa persaingan di sektor OTA masih tetap terbuka. Hal ini karena masyarakat tidak cenderung hanya menggunakan satu OTA. Kemudahan membandingkan harga dan kualitas layanan juga menjadi alasan tersendiri masyarakat belum begitu fanatik terhadap sebuah OTA. Pekerjaan rumah bagi bisnis OTA adalah bersaing dari segi kualitas untuk memuaskan pelanggan mereka.
Target selanjutnya
Kepada DailySocial Ryan menjelaskan bahwa berdasarkan data pemesanan di Pegipegi terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 2015 hingga 2016 misalnya, pemesanan naik hingga mencapai 250%. Kondisi ini yang membuat Pegipegi cukup yakin dengan mematok target untuk tahun ini, dua kali lipat pertumbuhan transaksi di banding tahun sebelumnya.
"Melihat pertumbuhan yang cukup pesat ini, Pegipegi optimis untuk menargetkan, setidaknya transaksi akan meningkat 2 kali lipat pada tahun berikutnya. Oleh karena itu, Pegipegi telah menyiapkan berbagai hal untuk mencapai target tersebut, di antaranya adalah mengembangkan layanan pemesanan yang lebih mudah; meningkatkan jumlah inventori, memperbanyak pilihan metode pembayaran; serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan beragam promo menarik demi menjamin kepuasan pelanggan. Dengan hal ini, kami optimis pada tahun 2017 ini transaction growth akan naik sebanyak 200% dibandingkan dari tahun sebelumnya," pungkas Ryan.