1. Startup

Platform Pembayaran 'Menyerang' Pasar Asia

Anda mungkin akan mengeluh ketika saya menyebutkan 'platform pembayaran', namun melihat berbagai perkembangan yang terjadi, platform ini semakin dilirik hari demi hari, dengan pemain baru yang mempelajari pasar sambil secara diam-diam menyiapkan produk mereka untuk membantu orang bertransaksi online. Beberapa layanan di segmen ini adalah PayPal Here atau Square.

Swiff, perusahaan yang berbasis di Singapura mencoba untuk melakukan hal yang serupa dengan apa yang dilakukan oleh Square untuk pasar U.S. Pada dasarnya, Swiff memberikan fasilitas yang memungkinkan orang biasa menerima pembayaran kartu kredit menggunakan ponsel mereka. Meskipun mereka tidak benar-benar membuat sebuah terobosan, mereka mencoba mengubah cara orang dalam bertransaksi, setidaknya di wilayah Asia.

Di U.S., Square diterima dengan cukup baik oleh para merchant dan bahkan berhasil mendapatkan pendanaan sebesar $169 juta dari berbagai VC dan investor strategis seperti Visa. Dan tentu saja Square dapat dengan mudah mengalahkan Swiff ketika mereka memutuskan untuk berekspansi ke Asia, dengan Visa yang mendukung mereka, hal ini hanya tinggal menunggu waktu saja.

Sebagai pesaing, Swiff memiliki banyak keuntungan ketika mereka memutuskan untuk mendukung Android dari pada menjadikan layanannya secara eksklusif untuk perangkat iOS. Banyak analisis yang bertaruh bahwa Android akan bertumbuh lebih besar di Asia, dimana harga menjadi faktor penting di emerging market seperti India, China, Thailand, Vietnam dan Indonesia. Dan ini memberikan aplikasi Swiff untuk Android popularitas lebih di pasar tersebut.

Perusahaan pembayaran lain juga mempelajari kemungkinan untuk berekspansi ke pasar Indonesia, kami mendapatkan informasi dari beberapa sumber. VCPay adalah perusahaan berbasis di New Zealand yang menyediakan layanan one-time virtual credit card yang membantu pengguna melakukan transaksi online secara lebih mudah dan lebih aman.

Cukup masuk akal jika VCPay akan melakukan ekspansi ke Indonesia, karena tingkat adopsi kartu kredit yang rendah namun minat yang cukup besar untuk belanja online. Belum lagi pasar lain seperti Vietnam dan Thailand, atau pasar yang lebih matang seperti Singapura dan Jepang.

Apakah perusahaan pembayaran akan mendapatkan perhatian di Asia atau salah satu dari mereka akan mati secara cepat, masih menarik untuk diperhatikan. Tetapi melihat gap yang cukup besar dari layanan pembayaran online di Asia, masih ada ruang untuk eksperimen dan beberapa negara merupakan tempat ideal untuk melakukan ujicoba platform sebelum memasuki pasar yang lebih besar.