Prixa Hadirkan Platform Pengelolaan Kesehatan Terpadu Berbasis "Artificial Intelligence"
Bermitra dengan Alfamart dan DAV untuk penyebaran perangkat interaktif pintar di bidang kesehatan
Masih rendahnya penerapan teknologi di dalam sektor kesehatan menjadi salah satu alasan mengapa Prixa didirikan. Resmi meluncur tahun ini, perusahaan mencoba menerapkan teknologi, seperti artificial intelligence (AI) dan natural language processing (NLP), untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat umum berbentuk platform pengelolaan kesehatan terpadu berbasis AI.
Kepada DailySocial, CEO James Roring menyebutkan, bidang kesehatan belum banyak mengalami disrupsi teknologi, sementara inovasi teknologi bisa memberikan dampak positif dalam penyediaan manajemen kesehatan terpadu. Berangkat dari alasan itu, James bersama salah satu kelompok rumah sakit terkemuka di Indonesia dan perusahaan teknologi terkemuka di bidang NLP berkolaborasi membentuk Prixa.
"Sistem ini kami bangun untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan yang merata. Kami menata ulang proses berpikir dokter dalam menganalisis penyakit ke dalam sebuah sistem yang memanfaatkan teknologi AI dan NLP untuk mengenali keluhan pasien dalam Bahasa Indonesia."
Tidak berbeda jauh dengan konsultasi langsung dengan dokter umum, usai semua data diri dikumpulkan dan keluhan penyakit disampaikan, platform akan melakukan diagnosis untuk menentukan penyakit yang diderita. Prixa mengklaim semua berada dalam pengawasan dokter langsung, bukan robot percakapan atau chatbot.
"Di Prixa kami percaya bahwa teknologi tidak akan pernah menggantikan dokter, secanggih apapun itu, karena akan selalu ada kebutuhan atas interaksi tatap muka langsung antara dokter dan pasien," kata James.
Membuka kemitraan dan strategi monetisasi
Untuk memperluas layanan dan teknologi yang dimiliki, Prixa meresmikan kolaborasi strategis melalui penandatanganan nota perjanjian bersama Alfamart dan Digital Avatar (DAV), perusahaan media placement luar ruang yang menawarkan media placement multifungsi dua arah.
Kolaborasi ketiga perusahaan ini berupa akses pelayanan kesehatan melalui sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI, yang merupakan salah satu pilar platform manajemen kesehatan terpadu Prixa, di perangkat interaktif pintar DAV yang tersebar di berbagai gerai Alfamart di Indonesia. Tahun depan Prixa berharap sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI-nya dapat tersedia di 10.000 gerai Alfamart di seluruh Indonesia.
"Prixa senang dapat bermitra dengan Alfamart dan DAV dan langkah ini diyakini merupakan bagian signifikan dalam membantu menutup kesenjangan dengan menyediakan akses pelayanan kesehatan yang merata melalui sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI Prixa. Sistem kami menata ulang berbagai keahlian dan pengalaman tim dokter dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dan menyusun segenap keahlian yang berharga itu menjadi sebuah sistem yang terpadu dan terukur,” kata James.
Saat ini Prixa telah memiliki sekitar 2000 orang yang mengakses sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI. Disinggung seperti apa strategi monetisasi yang dilancarkan, James menegaskan untuk saat ini fokus Prixa masih di penyediaan akses pelayanan kesehatan yang merata. Perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana dalam waktu dekat.
"Fokus pada pengembangan fitur sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI Prixa, sejalan dengan tujuan kami untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan yang merata. Saat ini kami hanya bisa diakses melalui situs, namun tidak menutup kemungkinan sistem periksa kesehatan tepat berbasis AI Prixa akan dapat diakses di aplikasi ke depannya," tutup James.