Proyek Eternal Grace di Wujudkan Gagal Didanai
Eternal Grace, proyek crowdfunding game pertama di Wujudkan, gagal mendapatkan pendanaan. Sampai dengan batas akhir pendaaan 9 Agustus yang lalu, Eternal Grace hanya dapat mengumpulkan sekitar enam juta Rupiah dari total 50 juta Rupiah yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek tersebut.
Kegagalan ini menambah daftar panjang proyek yang gagal didanai di Wujudkan. Selama ini, hanya 2 proyek yang tercatat berhasil didanai. Yakni sebuah proyek sosial di “Papan untuk Semua: Atap untuk Rumah Uay” dan proyek film Atambua 38° C milik Mira Lesmana. Proyek film Mira Lesmana ini sendiri, sangat membantu dalam promosi crowdfunding, karena nilai pendanaannya yang terbilang fantastis, lebih dari 300 juta Rupiah. Proyek ini sendirian, bahkan membantu mengangkat nama Wujudkan dalam urutan pertama daftar situs crowdfunding terbaik di Asia menurut SGEntrepreneurs.
Jason Prestiliano, leader proyek Eternal Grace, seperti dikutip oleh Kompas Tekno mengakui, kegagalan proyek Eternal Grace ini lebih dikarenakan pasar belum siap menerima idealisme yang mereka tawarkan. Mereka ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga bisa membuat sebuah game RPG dengan mengangkat cita rasa Indonesia dan tidak kalah dengan game buatan developer besar. Namun ternyata, gamer masih terpaku pada produk developer game besar terpoles dengan baik.
Sementara di Kickstarter dua proyek besar (Ouya dan App.Net) menjadi berita dalam minggu-minggu ini, masa depan usaha crowdfunding di Indonesia masih menjadi tanda tanya. Perbadingan antara jumlah proyek yang berhasil didanai dibandingkan dengan proyek yang gagal masih sangat tidak berimbang.
Sepertinya memang masyarakat Indonesia belum dapat menerima skema crowdfunding terutama untuk proyek yang bertujuan komersial. Masyarakat sepertinya masih enggan untuk mendanai sebuah proyek komersial orang lain, tanpa adanya keuntungan yang jelas bagi mereka. Usaha-usaha crowdfunding yang akan muncul berikutnya harus mampu memberikan motif yang tepat kepada masyarakat agar mau mendanai proyek mereka.
Saat ini masih ada beberapa usaha crowdfunding yang sedang berjalan di Wujudkan dan Patungan. Kita tunggu terobosan-terobosan baik dari pemilik situs crowdfunding maupun pemilik proyek, agar crowdfunding bisa semakin memasyarakat dan menjadi solusi pendanaan proyek-proyek kreatif di Indonesia lainnya.