Qiscus Akan Menjadi Virtual Room yang Dilengkapi Business Intelligence
Memiliki konsep serupa Slack, Qiscus siap akomodasi data center di negara tempat produknya dipasarkan
Tepat di Hari Kartini 2015, Qiscus sebagai sebuah layanan enterprise messaging diluncurkan. Dikembangkan oleh sebuah startup yang didirikan pengembang asal Indonesia dan Singapura, Qiscus hadir untuk memungkinkan sebuah perusahaan menciptakan ruang virtual guna melakukan kolaborasi tim yang lebih komprehensif. Selain dapat diakses melalui PC, saat ini aplikasi Qiscus sudah tersedia di Android dan iOS.
Konsep yang dibawa Qiscus hampir mirip dengan model yang ditawarkan Slack. Tim Qiscus pun tak menepik anggapan tersebut dan secara terbuka mereka menyatakan bahwa akan siap berkompetisi di pasar dengan Slack ataupun portal sejenis, seperti Convo atau Yammer. Saat ditanya apa yang membedakan Qiscus dengan layanan sejenis, Co-Founder Qiscus Delta Purna Widyangga kepada DailySocial mengatakan:
"Kami adalah aplikasi messaging pertama dan satu-satunya di dunia saat ini yang memiliki seamless topic design. Dengan konsep simpel tapi powerful, pengguna dengan mudah bisa mengkategorisasikan arus informasi yang dimiliki di sebuah room tertentu. Termasuk di dalamnya messages, files dan links. Bersama dengan konsep room, ini membuat Qiscus benar-benar mengemulasi sebuah ruangan kerja yang kondusif untuk diskusi. Familiar, mudah digunakan dan terorganisasi dengan baik."
Layanan yang dikembangkan di Yogyakarta tersebut juga memiliki dukungan low bandwidth video conferences dan enterprise panel. Enterprise panel ini bisa digunakan oleh sebuah perusahaan untuk dapat memiliki kontrol atas rooms maupun topics yang dimiliki sebuah perusahaan. Ke depannya panel ini menjadi pusat business intelligence dari sebuah perusahaan.
Untuk target market yang akan dirangkul Qiscus, Delta mengatakan industri media akan menjadi sasaran utamanya. Namun tak menutup kemungkinan, bahwa segmen lain seperti edukasi, perhotelan, dan beberapa jenis industri lainnya juga akan ditawarkan. Terkait dengan target pemasarannya, sementara Qiscus akan mencoba keberuntungan di pasar Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Bermain di segmentasi korporasi akan memberikan tantangan tersendiri, contohnya terkait dengan kebijakan server suatu korporasi harus berada di dalam negeri. Qiscus pun paham betul tentang tantangan ini. Meskipun saat ini Qiscus menggunakan layanan cloud berbasis di Amerika Serikat (Amazon Web Service), tim Qiscus mengaku siap jika suatu saat harus menyediakan data center di dalam negeri untuk operasionalitas dan jaminan privasi data.
Dari segi inovasi tim Qiscus sedang memfokuskan di pengembangan QUIN (Qiscus Unified Intelligence Nanny), smartpersonal assistance yang dipercaya akan secara signifikan merubah bagaimana pengguna Qiscus berdiskusi ke arah yang lebih baik. Selain itu tim Qiscus juga mengaku sedang fokus pada bagaimana menjadikan portal tersebut bisa membantu decision maker di sebuah perusahaan dengan menghadirkan enterprise panel sebagai sumber business intelligence.