Grab dan Sejumlah Rencana Pasca Investasi dari Toyota
Fokus pada perluasan bisnis dan layanan Online-to-Offline
Tahun 2018 menjadi masa yang cukup penting bagi Grab. Setelah mengakuisisi Uber, Grab menjelma menjadi salah satu kekuatan besar di Asia Tenggara dengan beberapa investasi yang diterima. Terakhir mereka mendapatkan suntikan dana dari Toyota, nilainya setara 14 triliun Rupiah.
Kami menghubungi Grab untuk mendapatkan informasi mengenai rencana Grab pasca investasi, khususnya untuk pasar Indonesia. Juru bicara Grab menyebutkan investasi dari Toyota secara khusus akan dimanfaatkan untuk mengembangkan dan memperluas jangkauan layanan O2O (Online-to-Offline) seperti GrabFood dan GrabPay di Asia Tenggara.
Sejauh ini GrabFood berhasil menjangkau enam negara di Asia Tenggara, meliputi Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Thailand dan Indonesia. Hal ini membuat Grab menjadi perusahaan transportasi on-demand yang juga memiliki layanan pesan antar makanan terluas di Asia Tenggara.
"Kami ingin membentuk ekosistem mobile yang lebih terbuka dan dana ini akan kami gunakan untuk menghadirkan ragam inovasi layanan demi pengalaman terbaik bagi seluruh pengguna aplikasi kami," ujar juru bicara Grab.
Toyota dan kerja sama stragis dengan Grab
Toyota dan Grab tahun lalu sudah menjalin kerja sama strategis dalam hal pengembangan layanan terhubung untuk armada rental Grab dengan menggunakan data yang dikumpulkan oleh sistem translog dari Toyota. Kini dengan perluasan kerja sama ini keduanya berusaha untuk meningkatkan adopsi solusi mobilitas baru di seluruh Asia Tenggara dan meluncurkan layanan yang memanfaatkan data Toyota Mobility Service Platform (MSFP).
Layanan yang dimaksud meliputi layanan asuransi berbasis pengguna, layanan pembiayaan kendaraan, dan perawatan berkala yang dapat diprediksi. Diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan keselamatan berkendara dan menekan biaya perawatan.
"Kerja sama dengan Toyota ini memberikan banyak keuntungan bagi mitra pengemudi, baik dalam bentuk premi asuransi yang lebih terjangkau berkat skema berdasarkan penggunaan, atau pengiriman data penggunaan kendaraan dalam jangka panjang untuk membantu mengurangi biaya pemeliharaan kendaraan. Saat ini kami belum memiliki program khusus untuk Indonesia," terang juru bicara Grab.
Grab dan misi menjadi aplikasi yang lebih lengkap
Bisnis transportasi on-demand saat ini sudah berkembang cukup pesat. Banyak kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang bisa diakomodasi. Grab pun menangkap hal itu, selain sudah menyediakan layanan pembayaran melalui GrabPay dan pesan antar melalui GrabFood, pihak Grab juga telah menyiapkan layanan lainnya. Salah satu bocorannya adalah penggunaan teknologi Internet of Things, nantinya pengguna dapat menikmati ekosistem aplikasi Grab secara lengkap.
Untuk pasar Indonesia Juru Bicara Grab menjelaskan:
"Target Grab adalah menjadi platform layanan satu pintu terpadu yang menjawab segala kebutuhan mobilitas dan menciptakan jaringan transportasi yang lebih efisien bersama para rekanannya guna mengurangi kemacetan lalu lintas di kota-kota mega di Asia Tenggara termasuk Indonesia, menjadikan mobilitas semakin mudah diakses untuk semua kalangan masyarakat. "
Pihak Grab juga menekankan bahwa fokus mereka saat ini adalah untuk membentuk ekosistem mobile yang lebih terbuka dan menghadirkan ragam inovasi layanan demi pengalaman terbaik bagi seluruh penggunanya.