Roadshow Facebook Indonesia Developer Meetup Jakarta Berikan Wawasan Pengembangan Solusi di Lingkungan Konektivitas Rendah
Selain pembahasan bot pada Facebook Messenger, para pengembang lokal Jakarta juga mendapat tips untuk mengembangkan solusi dalam sebuah lingkungan dengan konektivitas rendah
Setelah Yogyakarta dan Surabaya, kini acara Roadshow Facebook Indonesia Developer Meetup singgah ke ibu kota Indonesia, Jakarta. Mengambil tempat di Co-Working Space Conclave, para peserta yang hadir berkesempatan berdiskusi mengenai platform Facebook untuk pengembangan terpadu solusi digital. Di samping itu, mereka juga mendapatkan wawasan mengenai hal-hal apa saja yang harus diperhatikan bila membangun solusi di lingkungan dengan konektivitas rendah. Para peserta yang hadir dari berbagai kalangan IT ini juga terlihat antusias ketika pembahasan mengenai bot pada Facebook Messenger disampaikan.
Diskusi acara meetup ini diawali oleh pemaparan teknis CEO DailySocial Rama Mamuaya terkait dengan acara Facebook Indonesia Developer Hackathon. Rama menyampaikan bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon perserta bila ingin mengikuti Hackathon Facebook pada 3-4 September 2016 di Jakarta. Mulai dari jumlah orang yang tergabung dalam satu tim hingga mengenai tantangan yang benar-benar baru. Ditekankan juga bahwa pengembangan perangkat lunak minimal melibatkan dua fitur yang tersaji dalam Facebook Developer Tools.
Di sesi berikutnya, Alex Petrescu selaku Facebook Software Engineer menyampaikan beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh para pengembang bila ingin membangun sebuah solusi di kawasan dengan konektivitas rendah. Alex menekankan bahwa pengembang wajib memahami untuk siapa solusi itu dibangun. Pengembang juga perlu memperhatikan bahwa perangkat kini jumlahnya sudah banyak dengan spesifikasi yang beragam. Terakhir, hubungan antara perangkat dengan kecepatan koneksi yang digunakannya.
Setidaknya ada enam tips yang disampaikan Alex kepada pengembang bila ingin membangun solusi di lingkungan dengan konektivitas rendah. Di antaranya yaitu, Maximize Usage When Available, Prioritize Request, Image Quality Still Important, Chunk Response, Keeping Request Small, dan DNS Caching. Penggunaan solusi secara offline juga perlu dipertimbangan untuk dioptimalisasi.
Sesi ini langsung dilanjutkan dengan dengan sesi tanya jawab. Setidaknya ada lima pertanyaan yang diajukan oleh para peserta, mulai dari tips optimalisasi penggunaan kuota hingga cara menguji solusi yang dibangun agar fitur baru yang dikembangkan tidak merusak fitur lama yang sudah ada.
Sesi selanjutnya dibawakan oleh Alice Wei selaku Product Partnerships Facebook. Alice menjelaskan seputar pertumbuhan layanan Facebook secara umum dan apa saja yang ditawarkan platform Facebook bagi pengembang untuk memberikan efisiensi dalam penyusunan pengalaman pengguna pada aplikasi yang dikembangkan. Beberapa contoh fitur dalam Facebook Developer Tools turut disajikan, di antaranya Facebook Login, Account Kit, dan Save to Facebook.
Acara kemudian dilanjutkan oleh pemaparan Senior Technologist DailySocial Yosef Sugiarto mengenai penerapan bot di Facebook Messenger untuk proyek Minerva yang sedang dikembangkan. Meski ini merupakan layanan yang masih baru, namun peserta terlihat antusias memperhatikan bagaimana bot yang dikembangkan oleh DailySocial bekerja. Minerva sendiri adalah proyek yang dapat memberikan pembaca DailySocial informasi seputar dunia teknologi dan startup melalui layanan chat yang beroperasi secara otomatis.
Setelah sesi presentasi selesai, acara berlanjut dengan santap malam. Di sini, peserta menyempatkan diri untuk berbincang dengan Alex, Alice, dan juga beberapa Facebook Software Engineer yang hadir. Tim DailySocial pun menyempatkan diri untuk melakukan wawancara seputar testimoni acara yang berlangsung. Meski tidak semua peserta menyatakan kepastian untuk ikut Hackathon karena waktu yang tidak tepat dengan jadwal pribadi mereka, namun hampir semua peserta yang ditanya menunjukkan rasa puasnya terhadap inisght baru yang didapatkan, dan mulai memikirkan untuk mengimplementasikan beberpa tools baru yang diketahui saat itu.
Firman, salah satu pengembang yang kini bekerja di salah satu perusahaan payment gateway Indonesia, menyampaikan ketertarikannya terhadap bot. Setelah mengetahui layanan tersebut, ia tertarik untuk bisa mengintegrasikan layanan tersebut agar bisa konsumen bisa melakukan transaksi secara langsung melalui chat. Menurutnya, ini akan bisa bekerja efektif karena orang-orang di Indonesai menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap layanan chatting.
Lain lagi dengan Argo yang kini bekerja di sebuah perusahaan e-commerce. Ia pernah membuat sebuah solusi dengan mengintegrasikan fitur Facebook Login. Setelah mengikuti acara meetup ini, ia mendapat informasi terkait fitur-fitur baru yang sebelumnya tidak dia ketahui seperti Facebook Save. Namun, sama halnya dengan Firman, Argo juga antusias terhadap potensi penerapan layanan bot. Argo sendiri menyatakan siap untuk ikut dalam ajang Hackathon yang akan digelar Facebook pada 3-4 September 2016 nanti.
Berbicara tentang Facebook, Indonesia memang memiliki banyak potensi yang masi bisa digalai apalagi bila melihat dari penetrasi penggunanya yang tinggi. Industri digital Indonesia pun kini tengah berkebang pesat dan bisa dibilang masih terpusat di Jakarta. Dengan adanya tantangan melalui ajang Hackathon, diharapkan dapat menjadi sebuah sarana bagi para pengembang lokal untuk menghasilkan inovasi baru dan mengukur seberapa jauh pemahaman dan ketepatan berpikir mereka tentang pengembangan solusi berbasis teknologi. Terutama di negara berkembang yang umumnya memiliki banyak lingkungan dengan konektivitas yang terbatas.