Pemprov DKI Siap Anggarkan 30 Miliar Rupiah untuk Proyek Smart City Tahun 2015
Menyusul pemberitaan seputar adopsi teknologi dalam melayani masyarakat oleh Pemprov DKI pada akhir tahun lalu, pemerintah kembali melangkah maju untuk merealisasikan konsep Smart City Jakarta dengan situs interaktif yang bisa diakses melalui halaman http://smartcity.jakarta.go.id/. Untuk pengembangan konsep Smart City tahun ini, pemerintah siap gelontorkan dana sebesar Rp 30 Miliar.
Setelah resmi diluncurkan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama pada bulan Desember, situs Smart City Jakarta kini telah mengudara dan siap memfasilitasi masyarakat. Situs Smart City Jakarta merupakan aplikasi user-generated berbasis web yang mengkurasi segala input dari masyarakat melalui Qlue, Waze, dan Twitter. Masyarakat Jakarta dapat melaporkan sekaligus memantau kemacetan, tindak kriminal, bencana alam, pelanggaran, masalah sanitasi, dengan foto berbasis lokasi.
Tidak hanya digunakan para masyarakat untuk saling bertukar informasi, namun Smart City Jakarta dapat menjadi media pengaduan ke pejabat sipil terkait yang telah dibekali aplikasi khusus bernama Cepat Respon Opini Publik. Pihak pemerintah sendiri menyediakan 3000 CCTV di seluruh penjuru Ibukota yang terus memantau keadaan selama 24/7.
Sejauh ini situs Smart City Jakarta dioptimasikan untuk perangkat desktop. Aplikasi mobile-nya diperkirakan tersedia dalam waktu dekat. Tidak lupa pula dengan perkembangannya untuk mengintegrasikan enam fokus utama pemerintahan (transportasi umum, fasilitas publik, kesehatan, sanitasi, pajak, dan pemerintah lokal) dengan pusat operasi umum di akhir tahun ini.
Pemprov DKI siap mengalokasikan dana anggaran sebesar 30 Miliar Rupiah di tahun 2015 ini untuk pengembangan proyek Smart City. Menurut Direktur Teknis Smart City Jakarta Alberto Ali, berdasarkan pemberitaan FutureGov, 60% dana tersebut akan digelontorkan untuk membangun infrastruktur seperti pusat operasi guna memonitorisasi dan merespon segala komplain dari masyarakat Ibukota. Lebih lanjut Alberto memaparkan bahwa 40% dari sisa anggaran tersebut akan dialihkan untuk biaya operasi dan SDM.