Startup Fintech EWA “Kini” Dapat Suntikan Dana 64 Miliar Rupiah Dipimpin East Ventures
Investor lain yang terlibat dalam putaran seed Kini meliputi Ten13, OurCrowd, K50 Ventures, dan Goodwater Capital
Startup fintech penyedia solusi earned wage access (EWA) Kini mengumumkan perolehan dana tahap awal sebesar $4,3 juta (lebih dari 64 miliar Rupiah) yang dipimpin East Ventures, dengan partisipasi dari investor lainnya, seperti Ten13, OurCrowd, K50 Ventures, dan Goodwater Capital.
Menariknya, ini adalah portofolio kedua bagi East Ventures di vertikal EWA, setelah berinvestasi di wagely pada Maret 2022.
Kini akan memanfaatkan dana baru tersebut untuk membangun rangkaian produk HR-tech, memperluas kemitraan, dan menyediakan teknologi HR untuk memperkuat solusi HR-fintech mereka melalui satu API.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan East Ventures dan semua investor kami. Dukungan mereka akan mempercepat misi kami untuk menciptakan hidup yang lebih baik bagi 99% pekerja di Indonesia, terutama bagi para pekerja yang hidup dari gaji ke gaji,” terang Co-Founder & CEO Kini Jordan Fain dalam keterangan resmi, Kamis (7/7).
Kini didirikan pada 2021 oleh Fain bersama Sidnei Budiman (CTO), veteran fintech di Indonesia. Berkat pengalamannya selama di Uber, Fain menyadari bahwa memperketat siklus pembayaran untuk pengemudi meningkatkan retensi dan akuisisi. Oleh karenanya, ia meyakini Kini dapat berguna dalam memberdayakan bisnis, terutama saat mengelola tenaga kerja kerah biru dalam skala besar.
Di Asia Tenggara sendiri, terutama di Indonesia, terdapat jutaan pekerja kerah biru yang masih underbanked, hidup dari gaji ke gaji, dan memiliki akses terbatas ke kredit, sehingga rentan terhadap pinjaman predator dari pemberi pinjaman.
“Kebutuhan akan inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia semakin penting dari sebelumnya. Kami percaya pada misi Kini untuk merevolusi cara jutaan pekerja mengelola uang mereka untuk mencapai kesehatan finansial yang lebih baik. Kami yakin bahwa tim Kini dapat menjadi mitra yang tepat bagi banyak perusahaan di Indonesia,” kata Partner East Ventures Melisa Irene.
Diklaim, Kini mampu mencetak pertumbuhan volume transaksi bulanan rata-rata sebesar 70% dengan mitra lebih dari 50 perusahaan. Beberapa nama penggunanya adalah Ismaya Group, Asaba, DOKU, dan lainnya; termasuk berbagai perusahaan publik. Perusahaan juga telah terintegrasi dengan berbagai HRIS (Human Resources Information System). Total tim Kini sendiri baru beranggotakan 10 orang.
Model bisnis EWA
Seperti kebanyakan pemain EWA lainnya, Kini menyediakan layanan gaji on-demand (EWA) untuk membantu karyawan dari mitra perusahaan mengatur keuangan mereka. Pencairan gaji lebih cepat ini dapat mereka manfaatkan untuk membayar tagihan, membeli asuransi mikro.
Kini turut menambahkan fitur lainnya yang diperuntukkan untuk HRD perusahaan, termasuk di antaranya pencairan insentif atau tunjangan secara instan, voucher diskon, telekomunikasi, layanan penggajian, integrasi API, integrasi API dengan sistem informasi HR, dan sistem pelacakan waktu karyawan.
Tidak seperti fintech lending yang menerapkan bunga sebagai revenue stream, EWA punya pendekatan berbeda. Untuk layanan pencairan gaji cepat sendiri, mereka menggunakan biaya flat untuk besaran nominal yang telah ditentukan. Misalnya yang dilakukan Kini dengan mengenakan admin fee Rp30 ribu untuk setiap Rp1,2 juta gaji dicairkan.
More Coverage:
Di luar itu, sebagai startup yang menyasar segmen B2B, biasanya platform EWA juga memiliki revenue stream lain, misalnya dari fee atas penggunaan platform HR-tech, API, dan pembayaran yang ada di dalamnya (seperti bill payment, QR payment dll).
Pendanaan dari VC untuk startup EWA
Selain Kini, sudah ada sejumlah perusahaan yang tertarik menggarap konsep serupa di Indonesia. Beberapa namanya, ada GajiGesa, wagely, Gigacover, GajiKoin yang diusung KoinWorks, Vinmo, Mekari Flex, Halogaji dari Halofina, GetPaid, dan Gajiku. Mayoritas dari pemain ini sudah didukung dalam bentuk investasi dari VC. Berikut daftarnya:
Startup | Tahun berdiri | Pendanaan terakhir | Investor |
GajiGesa | 2020 | Pra-Seri A ($6,6 juta) | MassMutual Ventures, January Capital, Wagestream, OCBC NISP Ventura, Bunda Group, Patrick Walujo, Nipun Mehram, dll |
wagely | 2020 | Pra-Seri A ($8,3 juta) | East Ventures (Growth Fund), Central Capital Ventura, Integra partners, ADB, FGC, Trihill Capital, dll. |
Gigacover | 2020 (masuk ke Indonesia) | Tahap awal (2019) | Vectr Fintech, Quest Ventures Partners, Alto Partners, dll |
GajiKoin | 2020 | Melalui KoinWorks, Seri C (ekuitas $43 juta dan debt $65 juta) | MDI Ventures, Quona Capital, Triodos Investment Management, ACV, EV, dll |
Vinmo | September 2021 | - | - |
Mekari Flex | 2020 | Melalui Mekari, tahap lanjutan ($50 juta) | Money Forward Inc, East Ventures, Beenect, MCI, Alto Partners, Prastia, dll. |
Halogaji | Agustus 2021 | Tahap awal (2019) | MCI, Finch Capita, Plug and Play Asia Pacific, Rekanext |
GetPaid | September 2021 (masuk ke Indonesia) | Tahap awal ($1,15 juta) | Grovey Pay dan Nityo Infotech Service |
Gajiku | Januari 2022 | Tahap awal ($1,1 juta) | AC Ventures, Agung Ventures, Monk’s Hill Ventures Scouts Program, Sampoerna, dll. |