1. Startup

Mengenal Startup "Manufactur Hub" Imajin dan Upayanya Mendorong Maker Indonesia

DailySocial.id berbincang dengan Co-Founder dan CEO Imajin Chendy Jaya

Industri startup di Indonesia kini tak lagi melulu soal vertikal e-commerceride hailing, dan fintech. Pelaku startup semakin eksploratif untuk menggarap inovasi di vertikal-vertikal lain yang selama ini luput dari perhatian masyarakat. Padahal, ada masalah yang sebetulnya dapat diatasi dengan teknologi.

Salah satunya adalah manufaktur, sebuah industri yang lekat dengan karakteristik biaya produksi dan penggunaan mesin berskala besar. Di Indonesia, tampaknya belum banyak startup yang berkecimpung di industri manufaktur. Namun, startup Imajin memiliki visi menjadi manufactur hub lewat inovasinya sehingga dapat mendorong maker dalam negeri. Terutama menyambut agenda besar pemerintah menuju Making Indonesia 4.0.

Sebagai informasi, Imajin merupakan startup penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply di industri manufaktur. Imajin sempat ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai manufacturing hub Indonesia di 2020. Imajin juga merupakan salah satu peserta terpilih pada program akselerator Startup Studio Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di 2021.

DailySocial.id berkesempatan berbincang virtual dengan Co-founder & CEO Imajin Chendy Jaya untuk mengenal layanannya lebih dalam bagi industri manufaktur.

Ide awal

Chendy bercerita tentang ketertarikannya terhadap dunia mekanikal. Ia bekerja pada perusahaan solusi manufaktur asal Singapura, tetapi bertempat di Malaysia. Menurutnya, ada banyak hal yang ia pelajari dari negara tetangga karena industri manufaktur di sana jauh lebih maju dibandingkan Indonesia, terlebih pada aspek efisiensi dan produktivitas.

Pengalaman tersebut mendorong Chendy untuk mengembangkan sebuah inovasi di industri manufaktur. Di sini, ia bertemu dengan dua co-founder Imajin lainnya.

Saat itu, Imajin baru berdiri sebagai perusahaan swasta yang menawarkan jasa konsultan engineering di bidang analisis, efisiensi, dan produktivitas di 2015. Selain itu, Imajin juga mengembangkan solusi terkait, seperti desain dan analisis. Fokusnya adalah perusahaan menengah ke atas di Indonesia yang dinilai memiliki awareness terhadap efisiensi dan produktivitas.

Pada periode 2018-2019, Chendy cs mulai mengembangkan platform yang dapat mempertemukan para pelaku usaha terkait di industri manufaktur. Dengan pivot ke model bisnis baru, ia dan timnya mulai mengadopsi growth culture sebagai startup.

"Rupanya klien kami butuh vendor manufaktur lokal yang dapat mengerjakan sebuah produk. Mereka sudah punya standar, tapi sulit untuk merealisasikan produknya. Dari sini, kami pikir harus menciptakan sesuatu karena kami sering mendapat permintaan semacam ini" ujarnya dalam sesi virtual.

Manufactur hub

Secara keseluruhan, Imajin punya tiga model bisnis, yakni (1) platform untuk mempertemukan pelaku usaha di industri manufaktur, (2) pembiayaan proyek (project financing), dan (3) marketplace untuk menyuplai raw material. Ketiga layanan tersebut diluncurkan secara bertahap.

Pada model pertama, Imajin baru fokus menghubungkan produsen fabricated metal, otomotif, peralatan rumah tangga, dan packaging. Imajin juga telah bermitra dengan 250 vendor terverikasi yang berasal dari pabrikan kecil menengah. Sebagai contoh proses kerjanya, apabila ada permintaan pesanan botol parfum, pengguna tinggal upload desain ke situs web Imajin. Lalu akan muncul mitra yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan yang dicari.

"Kami sadar bahwa pain point-nya tidak hanya menghubungkan klien dengan pabrik manufaktur, tetapi juga dengan pemilik usaha kecil-kecilan, seperti bengkel las atau bengkel bubut. Mereka tidak mungkin dapat pekerjaan dari online, apalagi dari platform. Kami ingin bantu mereka dapat pekerjaan juga," tuturnya.

Di samping itu, ia melihat kebutuhan produksi manufaktur di Indonesia terkadang memakan waktu lama. Maka itu, Imajin memiliki dashboard secara real-time untuk memantau progress pekerjaan. "Biasanya yang terjadi, approval lama sehingga proyek tidak juga berjalan. Di sana tidak begitu, mesin tidak boleh menganggur," tambahnya.

Usai meluncurkan platform, Imajin menambah layanan baru di tahun lalu untuk mengakomodasi kebutuhan pembiayaan dari mitra rekanannya. Layanan ini adalah project financing yang membantu mitra manufaktur untuk memproses pesanan produk.

Imajin bermitra dengan empat lembaga keuangan untuk memberikan pembiayaan lewat skema project financing. Dalam kurun waktu tiga bulan, Imajin telah menyalurkan project financing sebesar Rp500 juta. Chendy mengungkap bahwa Imajin menerima permintaan project financing hingga Rp10 miliar dari para mitra.

Kemudian, untuk memperkuat posisi Imajin sebagai manufactur hub, Chendy meluncurkan layanan marketplace untuk menyuplai raw material berdasarkan kebutuhan dari para penggunanya. Imajin menghubungkan produsen raw material yang pengirimannya dilakukan oleh pihak ketiga.

Strategi

Untuk menggerakkan bisnisnya, Imajin masih mengandalkan sumber permodalan dari bootstrapping dan pendanaan beberapa angel investor. Chendy menyebut Imajin tidak menggunakan model bakar uang untuk mendapatkan traction, melainkan menggunakan strategi word of mouth.

More Coverage:

Sejauh ini, ungkapnya, penerimaan pasar terhadap layanan Imajin terbilang bagus. Bahkan ia mengungkap bahwa Imajin mengantongi pertumbuhan bisnis sebesar 250% dibanding tahun sebelumnya, dan pertumbuhan ini dicapai secara organik.

"Tidak seperti model B2C yang bakar uang dengan promosi dan changing behavior, kami di B2B menerapkan aspek kualitas, cost, dan delivery. Selama ketiga aspek tersebut dapat terpenuhi, kami rasa tidak perlu bakar uang. Saat ini, kami tinggal melakukan edukasi untuk dorong awareness layanan dan improve produk," ujarnya.

Ia berencana untuk mengalokasikan budget marketing dan promotion apabila mengantongi pendanaan seri A. Rencana ini sejalan dengan target penambahan pengguna dan cakupan daerah. Dielaborasi lebih lanjut, Chendy masih enggan berkomentar terkait rencana penggalangan dana ini.

Selain itu, Chendy menyebut akan meningkatkan skala bisnis dengan bekerja sama pada perusahaan manufaktur berskala besar sebagai salah satu mitranya. Apabila terealisasi, perusahaan ini dapat terhubung ke seluruh ekosistem Imajin. Strategi ini untuk memperkuat basis mitra Imajin yang terverifikasi dan terpercaya.