Style Crush Hadir untuk Merevolusi Cara Belanja Busana
Style Crush adalah social platform yang menghubungkan pengguna ke e-commerce
Bayangkan akan semudah apa cara berbelanja pakaian jika ada mesin yang bisa merekomendasikan sesuatu yang dipakai tokoh-tokoh idola. Hal itu bukan lagi sekadar angan-angan karena munculnya Style Crush di Indonesia.
Style Crush adalah platform teknologi fesyen yang mengandalkan kecerdasan buatan (AI). Merupakan produk milik Odd Concepts, sebuah perusahaan AI asal Korea Selatan. Platform ini memungkinkan penggunanya melakukan sejumlah hal yang memudahkan mereka menemukan pakaian favorit dalam waktu singkat.
Kemampuan paling menonjol dari Style Crush ada dalam mencari tempat-tempat yang menjual busana apa pun. Cukup menempelkan tautan gambar ke laman depan, Style Crush bisa menemukan sederet rekomendasi pakaian yang benar-benar mirip atau yang sekadar menyerupai saja. Hal itu bisa terjadi berkat teknologi AI mereka bernama PXL yang bisa mengidentifikasi segala detail dari sebuah pakaian. Selain lewat tautan, pengguna juga bisa meminta mesin mengenali suatu pakaian dengan mengunggah foto.
"Kami ini fashion AI discovery platform. Kami membantu pengguna membuat album dalam kategori atau sejenis," ujar Country Director Odd Concepts Melina Tio.
Seperti yang diutarakan Melina, platform ini memang memungkinkan penggunanya membuat album yang berisi preferensi busana mereka. Fesyen di sini pun tidak hanya baju. Mesin bisa mengenali segala benda fesyen yang bisa melekat di tubuh manusia mulai dari baju, celana, topi, sepatu, ikat pinggang, semua bisa dicari.
Melina mengklaim akurasi pencarian di mesin mereka mencapai 99%. Namun hasil pencarian juga bergantung dengan ketersediaan busana yang dicari di e-commerce terkait. Sistem kerja Style Crush terhubung dengan banyak e-commerce sebagai hasil akhir pencarian. Bisa dikatakan Style Crush menyerupai asisten belanja online yang efektif dalam mencari busana pilihan.
Erat terhubung dengan e-commerce
Cara kerja Style Crush ini terhubung erat dengan e-commerce. Itu sebabnya menjalin banyak e-commerce untuk memperkaya hasil pencarian gambar mereka. Melina mengatakan, saat ini setidaknya sudah menggandeng belasan e-commerce dan perusahaan teknologi di bidang fesyen. Blibli, Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada. Jumlah itu akan bertambah lebih banyak seiring waktu.
Chief Strategy Officer Odd Concepts Brian Sungwoo Bae menjelaskan, kehadiran Style Crush di Indonesia sesuai dengan kebutuhan e-commerce saat ini. Brian mengakui selama pandemi ini pengeluaran orang-orang untuk belanja pakaian memang berkurang. Namun karena faktor pandemi pula orang-orang mengeluarkan upaya lebih dalam mencari pakaian yang benar-benar diinginkan.
"Mereka jadi lebih pintar dalam belanja, lebih pemilih. Itu artinya mereka lebih tahu gaya apa dan desain yang ingin mereka beli. Serta memilih harga yang cocok. Ini waktu yang tepat untuk e-commerce fesyen dan peritel untuk menemukan apa yang mereka butuhkan dan mengadopsi AI," jelas Brian.
Fokus pada usia muda
Odd Concepts menargetkan Style Crush dipakai oleh kalangan Generasi Z dan Milenial. Brian mengatakan pihaknya mengusahakan sekitar 50 juta orang dari kedua kelompok usia itu bisa memanfaatkan produk mereka.
More Coverage:
Selain dengan e-commerce, Odd Concepts mengandalkan kemitraan yang mereka galang dengan media. Media menjadi pilihan karena mereka juga memiliki produk Style Crush Ad. Produk ini semacam rekomendasi iklan baris yang biasa muncul di wajah artikel online. Uniknya Style Crush Ad adalah rekomendasi pakaian yang mereka tampilkan di iklan baris itu sama persis dengan gambar yang ada di artikel. Jadi apabila foto di dalam artikel menampilkan seseorang berbusana pakaian wanita, maka mesin Style Crush Ad akan menampikan rekomendasi pakaian serupa.
Style Crush sendiri baru saja meluncur resmi mulai kemarin (20/11). Odd Concepts berfokus untuk menggandeng lebih banyak e-commerce dan media dalam waktu dekat sehingga bisa menjangkau lebih banyak pengguna.
"Kami ingin bersiap. Lagi-lagi, e-commerce di Indonesia sedang bersiap untuk 2021," pungkas Brian.