Telkomsel Ventures Tegaskan Komitmen Investasi di Sektor Agnostik
Rebranding sekaligus menutup dana kelolaan kedua dengan sumber pendanaan sepenuhnya dari Telkomsel
Wajah baru Telkomsel Ventures dari nama sebelumnya Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), menjadi babak lanjutan bagi operator seluler pelat merah ini untuk memperluas portofolio investasinya. Pihaknya juga sekaligus mengumumkan penutupan dana kelolaan kedua.
Tidak ada perubahan tesis investasi dengan pergantian nama tersebut. Pihaknya tetap membidik sektor agnostik sembari menjajaki peluang di sektor baru.
"Tujuan utama kami adalah mendistribusikan dana untuk memperkuat strategi pertumbuhan dengan memanfaatkan aset Telkomsel, serta eksplorasi ke area bisnis baru," ujar CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.
Fokus investasinya harus beririsan dengan bisnis intinya, yakni digital lifestyle, digital enablement, dan emerging tech (early adopter pada teknologi baru). Ketiga fokus ini akan memiliki sektor turunan yang berkaitan dengan internet, AI, UMKM, e-commerce, hingga konten hiburan. "Ini akan kami tinjau kembali dari waktu ke waktu berdasarkan peluang pasar dan relevansi strategis kami."
Menurut Mia, dana kelolaan kedua masih sepenuhnya bersumber dari induk usahanya, Telkomsel. Adapun, dana kelolaan pertama telah diinvestasikan sebesar $40 juta (sekitar Rp623 miliar) ke 17 startup, termasuk Halodoc (healthtech), Evermos (social commerce), dan PrivyID (e-KYC).
Disinggung soal nilai sinergi yang telah diperoleh, Mia menambahkan, "sudah banyak sinergi yang dihasilkan oleh startup portofolio kami dengan unit bisnis Telkomsel, dan kami akan terus menggali potensi-potensi baru."
Sekadar informasi, entitas legal Telkomsel Ventures didirikan pada 2019 yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana investasi dan sinergi induk usahanya. Telkomsel Ventures bermitra dengan MDI Ventures dan Singtel Innov8.
Telkomsel Ventures menjadi kendaraan investasi untuk mengeksplorasi peluang sinergi bagi bisnis telekomunikasinya. Pihaknya tak hanya mengucurkan pendanaan, tetapi juga memanfaatkan sumber daya, dukungan teknis, mentorship, dan kolaborasi dengan Telkomsel atau ekosistem lainnya.
Pergeseran sektor investasi
Lanskap Venture Capital (VC) di Indonesia pada tahun ini ditandai oleh pergeseran fokus investasi ke beberapa sektor, yakni kendaraan listrik, energi, dan agrikultur. Menurut laporan AC Ventures dan Bain & Company, pada periode 2020-2022, VC justru fokus membidik sektor yang mendapat pengaruh positif dari pembatasan sosial saat pandemi, misalnya e-commerce dan layanan fintech.
More Coverage:
"Sektor seperti bioteknologi, energi, EV, dan cleantech terus bertumbuh sehingga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang semakin menarik. Minat pasar dan peralihan industri ke arah keberlanjutan dan ekonomi hijau, akan mendorong ekspansi di bidang ini. Demikian juga dengan model yang menggabungkan AI dan teknologi penting lainnya, atau bisnis yang memiliki kekayaan intelektual, punya potensi pertumbuhan besar dan ceruk pasar yang unik," tutur Partner SV Investment Steve Patuwo dalam laporan tersebut.
Total nilai pendanaan VC yang mengalir ke Indonesia mencapai $3,6 miliar pada 2023 (year-to-date). Pendanaan VC ke Indonesia tumbuh stagnan (YoY), tetapi lebih baik dibandingkan tren investasi global (termasuk AS, Tiongkok, dan India) yang tercatat turun sebesar 20%-40%.