Tinggal Ingin Jadi yang Terdepan di Layanan Pemesanan Hotel Budget dan Independen
Fokus ke pasar Indonesia bermodalkan 1 juta dollar dari investor
Layanan pemesanan hotel budget dan independen Tinggal (atau "Stay" dalam bahasa Inggris) memperkenalkan dirinya untuk pasar Indonesia. Tinggal menjadi layanan ketiga, setelah Zenrooms dan Nida Rooms, yang menyasar segmen ini. Dengan modal 1 juta dollar dari sejumlah investor, Tinggal berharap menjadi yang terdepan di sektor ini, di Indonesia tentunya, tahun ini. Tiga minggu beroperasi, mereka telah memiliki setidaknya 50 hotel yang bekerja sama. Dibanding kompetitor, Tinggal mendeferensiasi diri dengan fokus ke pengalaman pengguna.
Berbicara dengan media di Jakarta, Co-founder dan CEO Tinggal Arjun Chopra memperkenalkan diri dengan menjelaskan latar belakang pendidikan manajemen hotel dan pengalaman bekerja di beberapa perusahaan teknologi yang mendorongnya mendirikan Tinggal. Dia melihat pasar Indonesia yang masif dengan dukungan adopsi teknologi yang sangat baik, setidaknya jika dibandingkan dengan India.
India, sebagai negara asal Arjun, sudah memiliki sejumlah layanan pemesanan hotel budget yang mulai berkonsolidasi. Salah satunya adalah Wudstay. CEO Wudstay Prafulla Mathur menjadi salah satu investor awal, bersama dengan CEO Nimbuzz Vikas Saxena, Mangrove Capital Partners, dan Simile Venture Partners yang menyuntikkan dana 1 juta dollar untuk Tinggal.
Dibanding pesaingnya, dana awalnya sebenarnya tidak terlalu besar, tapi Tinggal saat ini fokus untuk pasar Indonesia, sedang yang lain secara serentak aktif di berbagai negara di Asia Tenggara.
Pembeda Tinggal dibanding kompetitor
Jika kita membuka situs Tinggal, baik dari desktop maupun mobile, ada beberapa hal yang berbeda dibanding kompetitornya. Pertama adalah ketiadaan akun pengguna, kedua adalah tidak ada nama hotel, dan ketiga adalah sementara ini mereka belum menyediakan opsi pembayaran digital.
Menurut Arjun, dari awal mereka ingin memberikan pengalaman yang berbeda untuk penggunanya. Oleh karena itu mereka memberikan penaman generik seperti Tinggal Standar, Tinggal Premium, atau Tinggal Elite, tanpa menyebutkan nama hotel mitranya. Mereka ingin konsumen merasakan pengalaman menyenangkan dari Tinggal karena perusahaan menjamin semua hotel yang bermitra sudah sesuai dengan standar yang diterapkan. Standar di sini setidaknya ada AC, Wi-Fi, dan bahkan makan pagi, di luar hal standar soal kebersihan dan kerapihan. Itu sebabnya untuk saat ini mereka tidak akan memberikan sistem rating dan review untuk para penggunanya.
[Baca juga:Layanan Pemesanan “Budget Hotel” Zenrooms Hadir Di Indonesia]
Seandainya konsumen tidak puas dengan kamar yang dihadirkan, Arjun mengklaim tim Tinggal akan membantu konsumen untuk pindah ke hotel lain, termasuk untuk pengantarannya.
Soal ketiadaan akun dan opsi pembayaran digital, Arjun mengatakan hal ini untuk memudahkan konsumen memesan. Meskipun demikian dalam waktu dekat Arjun mengatakan pihaknya segera menyediakan opsi pembayaran dengan kartu kredit, transfer bank, dan melalui sejumlah minimarket.
Soal harga, Tinggal mengaku tak mau jor-joran dengan iming-iming biaya murah, jika itu berarti mengorbankan kualitas. Tinggal mengatakan harga termurah yang ditawarkan di harga 200 ribuan Rupiah per malam hingga kamar hotel bintang 4 berharga sekitar 1,5 juta Rupiah per malam. Tak cuma sekedar membantu soal pemesanan, Tinggal berupaya meningkatkan kualitas para mitranya dengan menyediakan pelatihan dasar soal perhotelan.
Khusus untuk akun korporasi, Tinggal sudah menyediakan halaman khusus yang terpisah dengan landing page konsumen perorangan.
Target dan strategi Tinggal di tahun 2016
Saat ini Tinggal sudah memiliki mitra di Jakarta, Pulau Bali, Malang, dan Bandung. Mereka berencana memperluas kemitraan sambil menambah jumlah pegawai. Dari 9 orang pegawai penuh waktu yang dimiliki sekarang, mereka ingin mengembangkannya menjadi 35-40 orang sepanjang tahun ini.
[Baca juga:Nida Rooms Sambangi Indonesia dan Malaysia]
Meskipun memiliki target tinggi untuk menjadi terdepan di segmen ini, Tinggal disebut tidak meninggalkan model bisnis dari awal berdirinya. Arjun mengaku memiliki margin yang cukup sehat supaya bisnisnya bisa berkelanjutan. Pun Arjun tak mau Tinggal jor-joran untuk strategi pemasaran.
Di sisi pengembangan, Tinggal sedang menyiapkan aplikasi mobile (untuk platform Android dan iOS) dan pelokalan situs dalam Bahasa Indonesia.
“Saya berharap dapat berekspansi dengan cepat ke seluruh destinasi bisnis dan liburan utama di Indonesia, dan saya yakin para konsumen akan menghargai nilai sebuah kenyamanan dan keselamatan yang kami tambahkan dalam pengalaman berwisata mereka,” tutupnya.