Selama Pandemi, Transaksi Sejumlah Pedagang di Tokopedia Justru Naik
Pandemi menyebabkan beberapa sektor bisnis jatuh, namun kondisi sebaliknya ditunjukkan di sektor retail di mana Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menemukan bahwa 7 dari 10 pelaku usaha di Tokopedia justru mencatatkan peningkatan volume penjualan dengan median sebesar 133%.
Dinamai “Bertahan, Bangkit dan Tumbuhnya UMKM di Tengah Pandemi melalui Adopsi Digital”, riset ini menjadi salah satu bukti bahwa Tokopedia dan masyarakat dapat berkolaborasi dalam memberikan dampak terhadap perekonomian negeri yang dikhawatirkan terus melemah akibat pandemi.
Dikatakan ada tiga provinsi yang mengalami peningkatan penjualan tertinggi di Tokopedia, yaitu NTB (144,6%), Sulawesi Tengah (73,4%) dan Sulawesi Selatan (73,3%).
Sementara tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di Tokopedia selama pandemi adalah Bali (66,2%), Yogyakarta (42,2%) dan DKI Jakarta (28,3%).
“Pandemi telah mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. Digitalisasi dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi telah berkembang pesat menjadi sebuah kebutuhan untuk menjawab tantangan pandemi.”
“Tokopedia berkomitmen #SelaluAdaSelaluBisa untuk mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan harian hingga menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi khususnya di tengah pandemi,” Kata Astri Wahyuni, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia.
Kepala LPEM FEB UI, Riatu Mariatul Qibthiyyah juga memberikan keterangan, “Sebesar 68,6% penjual yang bergabung dengan Tokopedia pada saat pandemi merupakan pencari nafkah tunggal di keluarga.”
76,4% penjual mengatakan kemudahan mengelola bisnis menjadi alasan utama bergabung dengan Tokopedia. Saat pandemi pula, terdapat 90% penjual berskala mikro di Tokopedia.
Astri di sisi lain menuturkan, “Dari data internal Tokopedia, terdapat peningkatan jumlah penjual dari 7,2 juta sebelum pandemi Januari 2020 lalu menjadi lebih dari 10 juta penjual saat ini.”
Contoh pegiat usaha yang mengalami peningkatan penjualan saat pandemi adalah Bali Alus. “Sejak pandemi, 80% penjualan kami berasal dari Tokopedia. Kenaikan penjualan selama pandemi mencapai hampir 3x lipat dibanding periode sebelum pandemi,” kata Pemilik Bali Alus, Ni Kadek Eka Citrawati.
Pola Konsumsi Masyarakat Berubah Sejak Pandemi
Belanja online makin dilirik oleh masyarakat Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan sekaligus menekan resiko paparan virus jika harus keluar rumah dan bertemu banyak orang. “Rata-rata pengeluaran bulanan konsumen sebelum dan saat pandemi di Tokopedia meningkat 71%,” jelas Riatu.
Dalam riset ini juga diketahui bahwa produk-produk kesehatan, hobi dan tagihan mengalami peningkatan volume transaksi.
“Platform belanja online Tokopedia semakin diandalkan berbagai kalangan. Konsumen baru dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, mitra aplikasi online, wirausaha tanpa karyawan dan pekerja lepas meningkat di masa pandemi,” imbuh Riatu.
Data senada juga ditunjukkan oleh jumlah pengguna aktif bulanan di Tokopedia yang semula lebih dari 90 juta sebelum pandemi (Januari 2020) menjadi lebih dari 100 juta saat ini.”
Strategi Tokopedia Selanjutnya
Tokopedia sendiri berkomitmen untuk terus mengedepankan lima pilar utama dalam mendorong perkembangan bisnis, yaitu (1) memperkuat fondasi, (2) fokus pada kebutuhan konsumen, (3) memperluas pemanfaatan data, (4) penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan (5) menjalankan kerangka kerja yang optimal secara finansial.
“Indonesia, termasuk lebih dari 17 ribu pulau di dalamnya, akan terus menjadi fokus utama dari Tokopedia. Oleh karena itu, Tokopedia berkomitmen untuk menjadi lebih relevan untuk Indonesia.” tutup Astri.