Australia Gunakan Kamera Berbasis AI untuk Mendeteksi Penggunaan Ponsel oleh Pengemudi
Kapan pun dan dalam kondisi cuaca apapun, sistem dapat terus memonitor dan mendeteksi pelanggar secara otomatis
Di banyak negara, menggunakan smartphone selagi mengemudi dikategorikan sebagai tindakan yang ilegal. Saya yakin semua orang tahu apa alasannya, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang nekat melanggar. Kesulitan memantau yang dialami pihak berwajib juga semakin mendorong kebiasaan buruk ini terus berlanjut.
Menugaskan seseorang untuk berpatroli di jalanan jelas bukan solusi yang ideal, apalagi kalau cuacanya sedang tidak mendukung. Solusi yang lebih efektif, kalau menurut dinas perhubungan negara bagian New South Wales di Australia, adalah kamera canggih berbasis AI. AI adalah kata kuncinya, jadi jangan samakan kamera ini dengan yang biasa dipakai untuk menangkap basah para pelanggar lampu merah.
Sistem berbasis AI ini akan terus memantau sekaligus mendeteksi ketika ada pengemudi yang tengah menggunakan ponselnya selagi menyetir. Kendati demikian, tenaga manusia masih dibutuhkan di sini; gambar bukti pelanggar yang dideteksi secara otomatis oleh AI akan diverifikasi lebih lanjut oleh seorang operator.
Transport for NSW mengklaim kamera ini dapat beroperasi di cuaca apapun, bahkan saat jalanan sedang berkabut sekalipun. Di samping itu, AI-nya juga cukup terlatih untuk menangkap basah pelanggar secara akurat meski mobilnya sedang melaju dalam kecepatan tinggi.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan selama sekitar enam bulan, sistem ini disebut berhasil memonitor sekitar 8,5 juta kendaraan yang lewat, sekaligus mendeteksi lebih dari 100.000 pelanggar. Kalau diestimasikan, sistem ini diyakini mampu mencegah sekitar 100 kecelakaan lalu lintas dalam tempo lima tahun.
Jaringan kamera canggih ini sudah dioperasikan secara resmi di sejumlah kota yang merupakan bagian dari provinsi New South Wales per 1 Desember kemarin. Pemerintah setempat sengaja tidak menyebutkan lokasi-lokasi yang dimonitor oleh kamera ini dengan alasan supaya para pengemudi sadar bahwa mereka bisa tertangkap basah di mana saja dan kapan saja.
Selama tiga bulan pertama sejak sistemnya diimplementasikan, para pelanggar hanya akan dikirimi surat peringatan. Setelahnya, barulah akan diterapkan sanksi berupa denda dan pengurangan poin mengemudi (demerit points). Dibuat kapok, demikian intinya.