Tren Investasi Startup dan Prediksi Kepemimpinan Fintech di Tahun 2017
Mulai dari sebaran investasi, kisaran total investasi hingga tantangan yang akan dihadapi
Beberapa catatan tentang iklim investasi tahun 2016 menunjukkan beberapa hal menarik. Startup di Indonesia kini telah memasuki tahap untuk mampu memberikan dampak secara signifikan kepada masyarakat, beberapa di antaranya bahkan menyita perhatian investor global. Telur "unicorn" pertama pun telah dipecahkan, tambahan investasi $500 juta membawa valuasi Go-Jek di atas $1,3 miliar.
Sementara jika berbicara investasi secara umum, sektor bisnis e-commerce masih mendominasi. Dimulai dari kabar akuisisi Lazada oleh Alibaba yang konon digunakan sebagai strategi masuknya e-commerce paling disorot sejagat dalam beberapa waktu terakhir tersebut. Disusul putaran pendanaan yang diperoleh MatahariMall, Jualo dan Tokopedia. Namun yang begitu menyita perhatian, sektor fintech pada tahun 2016 turut mengambil porsi besar, bahkan nyaris sama dengan e-commerce. Sementara layanan on-demand yang sebelumnya (2015) ramai diperbincangkan justru memiliki porsi yang tak begitu besar.
Dari laporan tahunan startup yang dirilis DailySocial, setidaknya jika ditotal ada 104 kegiatan investasi di lanskap startup Indonesia tahun 2016, baik yang dilakukan oleh investor lokal ataupun investor asing. Dan lanjut investasinya sendiri cukup meningkat antara kuartal pertama sampai kedua, setelah itu menurut cukup derastis, hingga akhir tahun 2016.
Laju investasi tahun 2017 dan kepemimpinan fintech dalam iklim investasi
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan fintech di periode 2016 menunjukkan hasil yang signifikan. Setidaknya sebesar 78 persen, atau setara dengan total bisnis di bidang teknologi finansial yang mencapai 140 unit. Saat ini dominasi pemain ada di sub-sektor digital payment, umumnya fokus mereka memanfaatkan tren pembayaran digital yang didorong oleh popularitas layanan e-commerce dan cashless-society yang sedang banyak diperbincangkan.
East Ventures tercatat sebagai investor yang begitu sigap menanggapi hype startup fintech. Menurut laporan tentang kondisi startup fintech dari DailySocial, sekurangnya mengalir Rp 486,3 miliar untuk investasi startup dintech di tahun 2016. Kendati regulasi masih terus digodok, karena fintech cenderung menjadi bisnis yang riskan jika tidak diatur dengan baik, namun kepercayaan diri para pemain dan investor menunjukkan bahwa sektor ini akan cemerlang untuk beberapa tahun ke depan, termasuk prakiraan akan menjadi klimaks di tahun 2017.
Prakiraan survei yang dirilis oleh DailySocial menyebutkan hal yang serupa, fintech terlihat akan sangat mendominasi di tahun 2017. Sedangkan sektor e-commerce justru mulai menurun dan mulai tersalip dengan layanan SaaS (Software as a Services) dalam berbagai bidang. Tahun 2016 beragam model layanan SaaS mulai diperkenalkan, salah satunya yang menanamkan kecerdasan buatan dan berbagai teknologi pintar di dalamnya, seperti Kata.ai hasil pivot dari YessBoss, Prism hasil gabungan OneBit dan Coral, dan beberapa layanan lain.
Taksiran kebutuhan investasi di tahun 2017
Hasil analisis AMVESINDO (Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia) mengatakan bahwa setidaknya dana sebesar Rp 20 triliun diperlukan untuk mengalir di berbagai sektor startup digital tahun ini.
Disampaikan Ketua AMVESINDO Jeffri Sirait, jumlah dana triliunan tersebut idealnya dapat dioptimalkan sumbernya dari dukungan sektor publik dan swasta, dalam artian pemerintah akan turut banyak berperan dalam putaran ini. Keterlibatan pemerintah diklaim sangat penting untuk mewujudkan misinya dalam menciptakan ratusan wirausaha digital yang telah dicanangkan.
Di luar dari pemaparan di atas, ada satu hal yang juga akan menjadi perhatian di khalayak startup lokal, yakni ekspansi beberapa pemain luar yang memanfaatkan funding yang didapatkan dari investor bernaung di Asia Tenggara. Beberapa startup sudah mengukuhkan niatnya, seperti Betaout penyedia layanan pintar untuk e-commerce, Postr penyedia layanan adtech untuk bisnis telco, hingga Helpster layanan pencari pekerja kasar. Hadirnya pemain asing ini turut mengencangkan persaingan, dan (mungkin) akan membawa tren baru di kalangan bisnis digital nasional.
— Unduh versi lengkap dari laporan DailySocial di sini: