Uber Resmi Hadir di Kota Surabaya
Memberikan opsi pembayaran tunai untuk menggaet dan membiasakan pengguna
Hari ini Uber secara resmi mengumumkan ketersediaan layanannya di kota Surabaya. Di fase awal ekspansi, untuk lebih bisa menggaet banyak pengguna, Uber di Surabaya menawarkan opsi pembayaran secara tunai. Surabaya sendiri merupakan kota ke empat setelah sebelumnya Uber hadir di Jakarta, Bandung dan Bali.
Disampaikan oleh juru bicara Uber untuk Asia Tenggara dan India Karun Arya, hadirnya Uber di Indonesia terus diapresiasi oleh masyarakat. Pasalnya sejak pertama kali memasuki pasar Indonesia, Uber mengalami peningkatan jumlah pengendara atau mitra pengemudi yang cukup tinggi.
“Sejak pertama kali kami memasuki pasar Indonesia, kecintaan yang ditunjukkan lewat peningkatan jumlah basis pengendara maupun mitra pengemudi sangat luar biasa. Kami gembira dapat mengembangkan cakupan operasi kami di Surabaya hari ini, sebuah kota yang telah lama masuk ke dalam rencana kami sejak tiba di Indonesia,” ujar Arya.
Arya juga menabahkan bahwa jaminan keamanan dan keandalan aplikasi Uber turut berperan serta dalam memikat pengguna. Uber menurutnya juga memiliki komitmen mendalam terhadap keamanan para pengguna maupun mitra pengemudi yang terus tumbuh di Indonesia.
Itulah mengapa Uber akan secara terus menerus mengembangkan teknologi terbaru untuk dapat memastikan keamanan sebelum, saat, serta setelah perjalanan dengan cara yang sebelumnya tidak memungkinkan, seperti tidak ada perjalanan yang tidak jelas, informasi tersebut terekam dalam sistem, menginformasikan waktu tiba dan penelusuran melalui GPS.
Selain itu adanya sistem penilain dan layanan konsumen Uber memungkinkan pihak perusahaan menyelidiki dan merespon setiap isu atau permasalahan yang dihadapi para penggunanya.
Hadirnya Uber di Indonesia sendiri sebelumnya tidak berjalan mulus. Beroperasi di Jakarta, Uber sempat dipermasalahkan karena dianggap belum memenuhi regulasi yang berlaku. Dengan keputusan untuk ekspansi ke Surabaya semoga Uber benar-benar sudah merampungkan permasalahan regulasi yang menimpanya. Sehingga kejadian diuber-uber aparat tidak terjadi juga di Surabaya.