Urbanesia Belum Mati
Seperti yang diangkat oleh Tech In Asia, situs direktori Urbanesia saat ini tidak bisa diakses. Hal ini sudah terjadi selama beberapa hari. Untungnya dia belum benar-benar mati. Setidaknya tidak sekarang. Kami memperoleh konfirmasi dari pihak terpercaya yang dekat dengan hal ini bahwa yang bermasalah hanyalah data yang berada di hosting. Kelompok Kompas Gramedia (KKG) ternyata masih memiliki rencana untuk startup yang diakuisisi awal tahun 2012 ini.
Menurut sumber tersebut, perubahan terhadap Urbanesia sudah dikompetisikan di kalangan internal KKG dan telah terpilih pemenangnya. Pemenang ini nantinya yang akan merombak ulang Urbanesia sesuai dengan rencana yang sudah diajukan. Perubahan total tampaknya memang harus dilakukan untuk memberikan "setruman" bagi Urbanesia yang sudah lesu.
Memang sejak ditinggal oleh CTO Batista Harahap (dan sejumlah karyawan lainnya) awal tahun ini, praktis tidak ada perkembangan berarti dari Urbanesia. Langkah signifikan terakhirnya adalah pembukaan API layanannya, lebih dari dua tahun yang lalu. Seperti peribahasa, sifatnya hidup segan mati tak mau. Batista sendiri baru saja didapuk menjadi VP of Research and Development Ardent Labs Indonesia, sebuah "laboratorium" untuk bereksperimen mengembangkan produk-produk digital.
Permasalahan klasik Urbanesia adalah ketidakmampuannya mendatangkan pendapatan. Meskipun sempat menjadi situs direktori terdepan di tanah air dan pada masa jayanya bisa mendatangkan traffic hingga lebih dari satu juta kunjungan per bulannya, Urbanesia tetap kesulitan menggantungkan nasibnya ke pemasang iklan. Itu dia kenapa layanan direktori serupa, termasuk mobile directory uzur macam Domikado (yang akhirnya ditutup dan pivot), tidak ada yang bertahan lama di Indonesia.
Menurut data SimilarWeb, traffic Urbanesia terjun bebas dalam enam bulan terakhir dan diestimasikan hanya dikunjungi oleh 20 ribu orang sepanjang bulan September 2014.
Urbanesia yang didirikan oleh Selina Limman dan Natali Ardianto adalah legacy yang berdiri di awal hype startup di Indonesia. Semoga tim internal yang in-charge dalam hal ini mampu mengeksekusi rencananya untuk membangkitkan kembali Urbanesia, termasuk menemukan model bisnis yang tepat bagi layanan direktori seperti ini.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]