Raih Pendanaan, Startup SaaS "Scrut Automation" Siap Ekspansi ke Indonesia
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk ekspansi ke sektor SaaS, fintech, dan healthtech
Startup SaaS Scrut Automation bersiap ekspansi ke Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat setelah memperoleh pendanaan sebesar $7,5 juta atau sekitar 113,7 miliar Rupiah yang dipimpin oleh MassMutual Ventures. Indonesia dan Singapura dinilai sebagai pasar krusial bagi pertumbuhan Scrut di tahap berikutnya.
Dalam keterangan resminya, Co-Founder dan CEO Scrut Automation Aayush Ghosh Choudhury mengungkapkan, "suntikan modal ini akan membantu timnya memperdalam kemampuan produk dan memperluas kehadiran pasar."
Selain itu, Scrut akan menggunakan dana segar ini untuk menyederhanakan manajemen risiko dan kepatuhan keamanan informasi untuk perusahaan dalam lingkup SaaS, fintech, dan healthtech berbasis cloud. Ketiga industri ini memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, tetapi juga risiko yang lebih besar sehingga membutuhkan sistem manajemen risiko yang tepat.
Scrut Automation merupakan platform otomatisasi untuk tata kelola, risiko, dan kepatuhan berbasis di India. Scrut didesain untuk menyederhanakan pemantauan keamanan informasi perusahaan berbasis cloud. Platform ini didirikan oleh tiga Co-founder,yaitu Aayush Choudary, Jayesh Gadewar, dan Kush Kaushik dengan visi memantau keamanan informasi dan membuatnya dapat diakses di seluruh organisasi.
Berawal dari platform otomatisasi tata kelola bisnis, Scrut memperluas jangkauan ke ranah keamanan informasi dalam operasional dan meningkatkan visibilitas risiko yang komprehensif. Saat ini, produk yang sudah dikembangkan, termasuk GRC, solusi satu pintu untuk pengamatan risiko, keamanan informasi, dan kepatuhan.
Sebagai informasi, MassMutual Ventures dikenal aktif mendanai sektor risiko dan keamanan, termasuk prediksi dan manajemen risiko dunia maya, penilaian risiko, keamanan data, serta IoT. Adapun, pendanaan ini juga disuntik oleh investor terdahulu, yaitu Lightspeed India Partners dan Endiya Partners.
Solusi tata kelola bisnis
Kebanyakan perusahaan besar masih menggunakan perangkat Manajemen Risiko Perusahaan (ERM) lama untuk mengelola penilaian risiko dan proses manajemen. Namun, produk ini cenderung sulit diadopsi untuk perusahaan SaaS dan fintech skala menengah. Selain itu juga kebanyakan produk tidak memiliki integrasi yang relevan.
Platform Scrut diklaim mampu meringankan beban perusahaan dalam menjaga keamanan dan kepatuhan hingga 70%. Selain itu juga memantau keamanan informasi perusahaan berbasis cloud berskala kecil, menengah, dan besar untuk memenuhi berbagai standar keamanan informasi.
Scrut membidik perusahaan berskala kecil hingga skala besar di dunia. Scrut juga membantu customer membangun sistem keamanan informasi yang kuat berdasarkan profil risiko mereka sehingga dapat memenuhi lebih dari 20 standar utama, termasuk ISO 27001, SOC 2, GDPR, NIST, CCPA, HIPAA, PCI DSS.
Di Indonesia, sektor fintech diperkirakan memiliki masa depan cerah dengan pertumbuhan CAGR sebesar 15 persen (2022-2027). Nilai transaksi fintech di global diestimasi mencapai $28 triliun pada 2027. Ada lima segmen fintech utama dalam transformasi sektor keuangan di Indonesia, yakni Neobanking, Alternative Financing, Digital Assets, Digital Investment, dan Digital Payments.
Dari sisi healthtech, total ukuran pasar Indonesia di 2018 adalah sebesar $80 miliar. Angka ini diperkirakan terus meningkat hingga 16 persen dalam lima tahun. Dilansir dari Health Investor Asia, pengeluaran untuk layanan kesehatan publik akan berlipat ganda menjadi $740 miliar pada 2017-2025.
Di Indonesia, belum banyak perusahaan rintisan yang juga menawarkan solusi terkait tata kelola bisnis, seperti RunSystem dan Esensi Solusi Buana. Kedua pemain ini fokus menawarkan solusi ERP.