1. Startup

Startup HR-Tech “Venteny” Segera IPO, Incar Dana Segar 422 Miliar Rupiah

Pertama kali diperkenalkan di Filipina pada 2015, Venteny masuk Indonesia sejak 2019 dan mendirikan kantor pusatnya di sini

Startup HR-tech Venteny akan meramaikan pasar modal dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia pada 14 Desember mendatang dengan ticket VTNY. Venteny melepas 939,78 juta lembar saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Menurut prospektus perseroan, harga yang ditawarkan kepada masyarakat sekitar Rp350 hingga Rp450 per saham, sehingga dana segar yang diperoleh sebanyak-banyaknya dari aksi korporasi ini adalah Rp422,9 miliar.

Perseroan merinci penggunaan dana IPO, yakni sebesar 42% atau Rp177,62 miliar akan digunakan untuk pinjaman kepada entitas anak PT Venteny Matahari Indonesia. Setelah dana dikembalikan, sebanyak 30% di antaranya digunakan untuk pengembangan aplikasi super Venteny yang bergerak pada solusi manajemen SDM, termasuk penguatan IT, produk, ekspansi bisnis di luar pulau Jawa.

Lalu, sisanya akan digunakan untuk modal kerja, termasuk perkuat tim, dan strategi pemasaran sehingga bisa mendorong aktivitas penguatan awareness brand Venteny.

Perseroan juga mengadakan program employee stock allocation (ESA) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1 juta saham atau 0,11% dari saham yang ditawarkan pada saat penawaran perdana saham untuk program ESA saham kepada karyawan. Juga menyetujui pelaksaaan program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 532,5 juta saham atau 7,38% dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham, pelaksaaan ESA, dan MESOP.

BRI Danareksa Sekuritas, Surya Fajar Sekuritas, dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia ditunjuk perseroan sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi korporasi ini.

Masa penawaran awal dimulai pada hari ini sampai 29 November mendatang. Sementara untuk perkiraan tanggal pencatatan di BEI pada 14 Desember 2022.

Masih dari sumber yang sama, per Juni 2022, Venteny mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp29,2 miliar atau naik 71% secara year-on-year. Beban pokoknya tercatat sebesar RP18,22 miliar, naik 196%, sementara untuk laba komprehensif tahun berjalan tercatat sebesar Rp4,92 miliar, naik drastis hingga 2.005%. Kenaikan ini sejalan dengan pendapatan netto dan peningkatan penghasilan komprehensif lain atas selisih kurs.

Adapun untuk aset perseroan mencapai Rp354,52 miliar, meningkat 47% secara year-to-date dan liabilitasnya juga naik menjadi Rp273,89 miliar meningkat 31%.

Perkembangan Venteny

Venteny sendiri adalah startup HR-tech yang menyediakan teknologi untuk memenuhi kebutuhan karyawan melalui peningkatan employee happiness dan employee engagement. Pertama kali diperkenalkan di pasar Filipina pada 2015, melalui kantor operasional VENTENY Inc., layanan ini secara resmi beroperasi di Indonesia pada 2019 dan mendirikan kantor pusatnya di sini.

Venteny membangun ekosistem employee superapp melalui kerja sama dengan pihak ketiga untuk menyelenggarakan beberapa layanannya, seperti Program Teknologi Keuangan (V-Nancial), Program Asuransi Berbasis Teknologi (VENTENY Insurance & Protection Program) atau “VIP”, Program Keuntungan Karyawan (V-Merchant), dan Program Pendidikan Berbasis Teknologi (V-Academy).

Melalui fitur V-Nancial misalnya, terdapat tiga jenis employee loan, yakni Multipurpose Loan, Education Loan, dan Cash Advance yang serupa dengan kasbon yang dapat dipilih. Perseroan bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan yang telah memiliki izin dari OJK sebagai sumber akses dana darurat karyawan.

Dalam prospektus juga disampaikan, bisnis keuangan punya prospek yang cerah di Indonesia karena adanya kesenjangan pendanaan UMKM yang tidak terpenuhi. Posisi perusahaan sebagai lender punya peluang, dapat memberikan pinjaman yang tidak terbatas selama repayment capacity tersedia. Bermitra dengan beberapa perusahaan p2p dapat mencakup lebih banyak pasar, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengakuisisi salah satu perusahaan.

“Di mana saat mengakuisisi P2P tersebut, perseroan akan lebih dapat mengendalikan proses bisnis keuangan dan aktivitas operasional perusahaan tersebut,” tulis prospektus.

More Coverage:

Model bisnis yang diterapkan Venteny, terdiri dari tiga segmen, yakni B2B, B2B2E, dan B2C. Kontribusi dari B2B mendominasi dengan pertumbuhan pengguna mencapai 161,61% per Maret 2022. Diklaim ada lebih dari 200 korporat yang menaungi lebih dari 200 ribu karyawan yang menjadi penerima benefit dari Venteny.

Selain B2B, Venteny juga akan terus mengoptimalkan layanannya ke segmen B2B2E pada tahun ini dan mempersiapkan program My Benefits, yang didesain khusus berdasarkan orientasi divisi HR (Human Resources) atau SDM (Sumber Daya Manusia) di perusahaan. My Benefits mengusung skema berlangganan yang dibayarkan perusahaan untuk para karyawannya, mengakses fitur-fitur eksklusif, seperti pelatihan, asuransi, hingga penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang gaya hidup.

Dalam data terakhir, Venteny sudah beroperasi di 3 negara, yaitu Filipina, Singapura, dan Indonesia, dengan lebih dari 250.000 pengguna di Filipina dan lebih dari 220.000 pengguna di Indonesia.

Mengutip dari CNBC Indonesia, Founder & Group CEO Venteny Jun Waide mengatakan setidaknya ada dua negara yang dibidik perseroan pada 2023, yakni Vietnam dan Thailand. Menurutnya, kedua negara ini dinilai punya potensial yang sama dengan Indonesia.