Bereksperimen dengan Dua Canon EOS 5DS, Storm Chaser Hasilkan Video Timelapse Beresolusi 16K
Belum ada platform video yang bisa memutarnya dalam resolusi penuh
Coba Anda putar salah satu video 8K di YouTube, lalu pilih opsi resolusi tertingginya: 4320p alias 8K. Saya cukup yakin videonya akan menolak untuk berjalan. Kalaupun internet Anda sedemikian cepat sehingga dapat memutarnya tanpa buffering, kemungkinan besar videonya bakal terlihat patah-patah.
Ini dikarenakan begitu besarnya performa grafis yang dibutuhkan untuk mengolah pixel dalam jumlah luar biasa banyak itu. Maka dari itu, kreator yang menggunakan kamera 8K seperti bikinan RED misalnya sering kali hanya mengincar detail dan fleksibilitas ekstra ketika hasil akhirnya dikonversi menjadi 4K.
Singkat cerita, 8K mustahil bakal menjadi mainstream dalam waktu dekat. Namun hal itu tidak mencegah seorang storm chaser bernama Martin Lisius untuk bereksperimen, dan pada akhirnya mencoba merekam video dalam resolusi 16K. Ya, bahkan YouTube maupun Vimeo yang menjadi tempat videonya diunggah pun belum mampu menampilkannya dalam resolusi sebenarnya.
Kamera yang sanggup merekam video 16K belum eksis, akan tetapi Martin tidak kehabisan akal. Ia menjejerkan dua Canon EOS 5DS, kamera full-frame dengan sensor 50 megapixel, di atas sebuah tripod dengan dudukan khusus, lalu memosisikannya secara presisi agar hasilnya bisa di-stitch menjadi satu gambar super lebar, dengan jumlah pixel yang luar biasa banyak.
Hasil stitching-nya adalah foto berukuran 15.985 x 5.792 pixel. Foto-foto ini kemudian digabung lagi menjadi video timelapse, dan prosesnya jelas sangat memakan waktu. 700 foto yang digabung menjadi klip berdurasi 23 detik memakan waktu pengerjaan sekitar dua hari.
Sama seperti fleksibilitas penyuntingan yang ditawarkan rekaman 8K yang diedit menjadi 4K, rekaman 16K pun juga demikian ketika diedit menjadi video 8K berdasarkan pengakuan Martin. Detail ekstra menurutnya juga kelihatan pada hasil akhir video beresolusi 8K-nya.
Seperti yang saya bilang, videonya masih belum bisa kita tonton dalam resolusi penuh 16K. Di Vimeo, videonya dapat diputar dalam resolusi 8K, tapi di YouTube rupanya hanya dalam resolusi full-HD saja.
Sumber: Digital Trends.