1. Startup

Wavoo Mungkinkan Pengguna Pilah-Pilih Jodoh Langsung Dari Ponsel

Saya tak menyangka bahwa perkembangan bisnis digital Indonesia saat ini bisa semakin dipercaya untuk keperluan hajat kehidupan pribadi seseorang, contohnya adalah mulai menjamurnya platform pencarian jodoh. Mungkin banyak dari para pelaku digital yang melihat peluang cerah dalam platform ini, seperti halnya yang baru saja kami temukan yang terbaru yakni aplikasi Wavoo. Aplikasi ini katanya hanya untuk mencari teman, walau ujung-ujungnya juga untuk mencari pendamping hidup layaknya Tinder.

Mengapa saya menyebutkan nama Tinder di atas? Sejauh saya meninjau aplikasi buatan Gema Megantara ini, saya langsung berkesimpulan, bahwa Tinder bisa dikatakan telah memberi influence yang cukup besar terhadap konsep maupun tampilan dari Wavoo. Dengan user experience yang serupa yakni pengguna bisa memilah ‘teman kencan’ mana yang pas dengan cara swipe foto profil ke kanan-kiri, sepertinya Wavoo memang sengaja ingin menjadi Tinder-nya Indonesia.

Saya memang tak punya angka pasti mengenai berapa pemakai Tinder di Indonesia, namun sejauh saya wira wiri bertemu beberapa teman, sebagian besar mereka mengenal Tinder dengan baik dan beberapa bahkan menggunakannya untuk mencari pasangan. Saya yakin beberapa teman Anda juga mengenal aplikasi itu. Nah, mungkin saja dari momentum tersebut Wavoo dihadirkan untuk mencuri perhatian para pengguna Tinder – dan beberapa situs pencari jodoh lainnya di Indonesia seperti Setipe, PMJakarta, Jomblo.com, dan bahkan Lunch Actually yang punya strategi offline untuk menjaring pasar.

Ok, sedikit saja mengenai cara kerja aplikasi ini. Setelah sebagian besar fungsi ini sangat mirip dengan Tinder, Wavoo juga diperkuat dengan beberapa fitur seperti ‘Wink’ yang memungkinkan pengguna untuk memberikan notifikasi ke user tanpa harus menjadi anonymous, chatting antar pengguna, sampai pencarian referensi teman terdekat berdasarkan lokasi. Fitur ini mungkin mirip dengan fungsi ‘Look Around’ dari WeChat.

Dengan kemasan yang sedemikian rupa, WaVoo tentu punya potensi cerah untuk masuk ke kalangan pengguna usia muda, berbeda dengan situs platform pencarian jodoh yang dikemas secara lebih serius dan disiapkan bagi pengguna dalam rentang usia profesional. Dalam potensi kalangan pasar yang dinamis itu, semestinya Wavoo bisa menyerap minat yang cukup besar dan berjaya mengambil alih pangsa pengguna Tinder, asalkan Wavoo mungkin bisa ditampilkan dengan pendekatan yang lebih bergaya ‘lokal’, karena patut diingat, pasar terbesar Indonesia berada di pasar kelas menengah ke bawah.

Wavoo sendiri saat ini masih baru tersedia di platform iOS, kami belum memperoleh informasi bahwa apakah Wavoo akan turut dihadirkan pula pada platform Android atau tidak. Untuk itu kami akan mencoba menghubungi pihak pengembangnya untuk informasi lebih lanjut soal ulasan Wavoo yang lebih mendalam, dan seperti apa strateginya untuk menggaet pasar lokal dan mungkin juga untuk pasar global.