5 Tren Teknologi Pembentuk Kota Modern

Semakin ke sini, perkembangan teknologi semakin cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) jadi perbincangan di sana-sini, sedangkan Internet of Things (IoT) menjadi panutan dari setiap pabrikan perangkat elektronik, termasuk halnya vendor-vendor perabot rumah.

Ini hanyalah sebagian dari tren teknologi yang secara perlahan tengah berganti status menjadi mainstream. Di masa yang akan datang, saat semua ini sudah menjadi hal yang cukup umum, akankah gaya hidup kita berubah? Tentu saja, karena prinsip dasar teknologi adalah membantu memudahkan aktivitas sehari-hari.

Info menarik: Virtual Drift Adalah Game Balap yang Memakai Mobil Asli Sebagai Controller-nya

Seperti apa perubahan itu? Berikut saya akan membahas 5 tren teknologi pembentuk kota modern. Meski semua daftar yang ada di artikel ini didasari oleh fantasi pribadi saya akan gambaran kota modern, merujuk pada perkembangan teknologi terkini, tetapi beberapa perkembangan pendukung untuk kota modern ini telah ada dan masih terus dikembangkan.

1. Augmented Reality = Kota Tanpa Rambu

Mini Augmented Vision. Sumber: Mini

Coba bayangkan sebuah kota dimana rambu-rambu lalu lintas sudah tidak digunakan lagi. Skenario seperti ini bukan tidak mungkin terjadi, karena teknologi AR bisa menggantikan semua itu dalam tampilan yang lebih intuitif.

Perangkat-perangkat seperti Google Glass, atau yang paling baru, Mini Augmented Vision, dapat memproyeksikan bermacam informasi tepat di hadapan penggunanya. Petunjuk arah bisa langsung kita amati di depan mata, tak peduli kapan dan di mana Anda tengah mengemudikan kendaraan.

Info menarik: Visi Audi Smart Factory Tunjukkan Manfaat VR dan AR di Industri Otomotif

Lebih ekstrem lagi, petunjuk arah mungkin juga dapat diproyeksikan ke kaca helm atau kaca depan mobil. Kalaupun rambu lalu lintas tidak memungkinkan untuk dihapuskan, paling tidak jumlahnya bisa dikurangi, lalu diganti dengan tanaman-tanaman hijau.

(Klik next untuk melihat daftar selanjutnya). 

2. Mobil Listrik = SPBU Menjadi "Stasiun Pengisian Baterai Umum"

Tesla Model S dan Tesla Supercharger. Sumber: Tesla Motors

Perubahan kepanjangan SPBU seperti di atas mungkin terdengar lucu, tapi realisasi mobil listrik sebenarnya sudah di depan mata. Hampir semua pabrikan otomotif kini memiliki mobil listrik, dan sedan listrik terpopuler Tesla Model S pun akhirnya mengaspal di Indonesia sejak bulan Februari kemarin.

Info menarik: Wireless Charger untuk Mobil Listrik? Qualcomm dan Daimler Tengah Mengejarnya

Kalau Anda bertanya mengapa harus mobil listrik? Jawabannya adalah karena beberapa manfaatnya yang tak bisa kita dapat dari mobil bensin: 1) sumber energi terbaharukan dan 2) tidak ada emisi karbon. Alhasil, industri otomotif pun melihat ini sebagai tren positif yang harus terus dikembangkan dan dipertahankan.

3. NFC = Pembayaran Serba Digital

Apple Pay. Sumber: Apple

Bukti bahwa NFC akan menjadi standar dalam tren pembayaran serba digital dapat kita lihat dari Apple. Setelah bersikukuh tidak menyematkan NFC selama beberapa tahun, Tim Cook dkk pun pada akhirnya membekali iPhone 6 dan iPhone 6 Plus dengan chip NFC guna melengkapi layanan Apple Pay.

Info menarik: Samsung Resmi Caplok LoopPay, Disiapkan untuk Jadi Penangkal Apple Pay?

Metode pembayaran digital sendiri dipilih karena faktor kepraktisan dan keamanannya. Google baru saja menyusul dengan mengumumkan Android Pay, yang merupakan salah satu fitur baru dari Android M. Sama seperti Apple Pay, Android Pay juga dapat memanfaatkan otentikasi sidik jari dalam setiap transaksi.

4. Internet of Things = Komplek Rumah Pintar

Smart House Concept. Sumber: Chesky, Shutterstock

Kalau beberapa tahun yang lalu tidak semua rumah tangga memiliki komputer, maka kondisinya sudah berubah sekarang; sebagian besar rumah tangga sudah mempunyai akses terhadap komputer. Hal yang sama bisa kita kaitkan ke smart home. Saat ini produk-produk smart home mungkin masih belum begitu menyebar, akan tetapi dalam beberapa tahun lagi, kita bisa saja tinggal di sebuah komplek rumah pintar.

Google adalah bukti bahwa industri teknologi sedang berfokus ke IoT. Di ajang Google I/O 2015 kemarin, mereka mengumumkan Project Brillo, sebuah sistem operasi yang diramu khusus untuk perangkat-perangkat smart home.

Saya membayangkan nantinya kita bisa mengoperasikan hampir semua perabot rumah menggunakan smartphone. Contohnya, microwave yang ditenagai OS Project Brillo dapat kita operasikan lewat perintah suara, dengan bantuan kecerdasan Google Now di smartphone.

Info menarik: Kini Perangkat dengan Dukungan HomeKit dari Apple Sudah Mulai Tersedia

Semua perangkat elektronik di dalam rumah akan terhubung satu sama lain. Dari dalam kamar, kita bisa menyalakan water heater di dalam kamar mandi atau menginstruksikan coffee maker di dapur untuk membuatkan secangkir kopi nikmat; semuanya melalui smartphone, atau bahkan smartwatch masing-masing.

5. iBeacon = Toko Retail Tanpa Papan Pengumuman

Berkat teknologi iBeacon, toko-toko retail bisa memberikan pengumuman via notifikasi di smartphone milik pengunjung yang berada di sekitar. Pengumuman itu bisa berupa informasi promosi, atau bermacam-macam, tergantung kreativitas pemilik toko sendiri.

Lalu mengapa tidak menggunakan papan pengumuman saja kalau fungsinya hanya memberikan informasi ke pengunjung di sekitar? Itu baru satu manfaat dari iBeacon; di dataran Inggris, teknologi ini memungkinkan para tuna netra untuk berkelana secara mandiri di stasiun kereta bawah tanah.

Kalau Anda merasa pesimis teknologi seperti ini bakal direalisasikan di Indonesia, coba Anda baca artikel mengenai Cubeacon, sebuah startup asal kota Surabaya yang bergerak di bidang iBeacon dan memiliki potensi bersaing secara global.

Gambar header: Smart city via Shutterstock.