8 Segmentasi Gamer di Era Konten Video dan Esports Menurut Riset Newzoo

Stereotipe lama yang menyatakan bahwa "hardcore gamer" itu kebanyakan remaja kini tak berlaku lagi.

Sejak Atari mempopulerkan console rumahan di tahun 70an, video game telah menjadi salah satu wujud media hiburan yang banyak dikonsumsi masyarakat luas. Seiring teknologi audio, visual, dan jaringan berkembang, wujud video game itu pun turut berubah. Semakin banyak variasi, semakin banyak genre yang berkembang, dan sebagai dampaknya, semakin banyak pula target pasar yang bisa dijangkau.

Setiap beberapa tahun sekali, lanskap ekosistem gamer ini mengalami perubahan besar. Contohnya ketika MMORPG mulai menjamur di awal tahun 2000an, atau ketika mobile game muncul bagaikan ombak besar yang bahkan mampu mengubah mereka yang tadinya bukan gamer menjadi gamer. Selama 10 tahun terakhir ini pun dunia video game telah berubah banyak, mengakibatkan segmentasi pasarnya ikut berubah juga. Kita tidak bisa lagi mengelompokkan para peminat game ke pembagian sederhana, seperti “hardcore” atau “casual” saja.

Sumber: Newzoo

Di era modern ini, kegiatan seorang penggemar game sudah jauh lebih banyak daripada sekadar bermain game. Menurut lembaga riset Newzoo, ada dua hal yang berperan besar dalam mengubah cara kita menikmati game di beberapa tahun terakhir, yaitu konten video dan esports. Newzoo baru-baru ini telah melakukan riset Gamer Segmentation untuk mencari tahu, sebetulnya seperti apa karakteristik gamer di era sekarang. Hasilnya, mereka menemukan bahwa penggemar game (game enthusiast) dapat dibagi menjadi 8 persona berbeda.

8 persona itu, yang disebut Newzoo sebagai “game enthusiast jenis baru”, adalah:

  • The Ultimate Gamer. Yaitu orang yang menghabiskan sebagian besar waktu luang serta banyak uang untuk membeli hal-hal yang berkaitan dengan gaming. Ia menyukai segala hal yang berkaitan tentang gaming, baik bermain, menonton, serta membeli barang-barang gaming. Jenis ini juga memiliki penghasilan yang cukup besar untuk mendukung hobi gaming-nya.
  • The All-Round Enthusiast. Mirip seperti Ultimate Gamer, tipe ini juga menyukai segala hal seputar gaming, namun tidak menghabiskan uang dan waktu sebanyak The Ultimate Gamer. Mereka memiliki pekerjaan tetap, jadi mampu membiayai hobinya tanpa masalah. Tapi mungkin saja ia memiliki kesibukan atau hobi lain sehingga dedikasinya tidak setinggi Ultimate Gamer.
  • The Cloud Gamer. Tipe gamer ini punya minat tinggi terhadap bermain game, tapi tidak begitu berminat membeli hardware yang terdedikasi untuk gaming. Bahkan secara keseluruhan uang yang ia keluarkan untuk gaming tergolong kecil. Ia suka memainkan game free-to-play atau membeli game diskon, tapi tetap pilih-pilih dalam hal kualitas game yang dimainkan.
  • The Conventional Player. Conventional Player adalah mereka yang disebut Ultimate Gamer 10 tahun lalu, ketika konten video serta esports belum sepopuler sekarang. Mereka suka bermain game dan membeli hardware gaming terbaru, namun tidak begitu berminat menonton konten video tentang game ataupun esports.
  • The Hardware Enthusiast. Tipe kelima ini tidak menghabiskan waktu begitu banyak untuk bermain game, malah cenderung kasual. Akan tetapi bila ia bermain, ia selalu ingin mendapatkan pengalaman bermain terbaik. Karena itulah ia suka membeli hardware, peripheral, serta gadget terbaru. Biasanya minat terhadap hardware itu juga mencakup teknologi di luar gaming.
  • The Popcorn Gamer. Bagi tipe ini, game bukanlah hobi yang nomor satu. Akan tetapi mereka senang mengikuti konten-konten seputar game lewat video, termasuk menonton konten esports. Mereka juga suka menonton televisi dan video-video online di luar topik gaming. Sesekali mereka bermain game, tapi porsi menonton mereka lebih tinggi daripada porsi bermainnya.
  • The Backseat Viewer. Orang-orang yang pernah menjadi Ultimate Gamer atau Conventional Player, tapi kini sudah tidak lagi bermain game sesering dulu (mungkin karena kesibukan). Terkadang mereka menonton turnamen esports besar, atau menonton orang lain bermain game, dan hasrat gamer dalam jiwanya bangkit kembali. Tipe ini punya minat terhadap game namun tidak bermain game secara reguler.
  • The Time Filler. Tipe terakhir adalah gamer kasual yang biasanya hanya bermain beberapa jam saja tiap minggunya, dan tidak memandang game sebagai bagian besar kehidupan mereka. Tujuan bermain mereka adalah menghabiskan waktu, misalnya ketika dalam perjalanan atau sedang menunggu teman. Mereka juga tidak berminat pada konten video seputar game atau esports.

Sumber: Newzoo

Newzoo mendapatkan segmentasi ini dari hasil riset terhadap pasar video game di 30 negara berbeda. Banyak wawasan baru yang muncul dari riset tersebut, misalnya fakta bahwa sebagian besar wanita (36%) masuk ke dalam kategori Time Filler. Sementara segmen terbanyak pria adalah Cloud Gamer (21%). Stereotipe lama yang mengatakan bahwa hardcore gamer umumnya adalah remaja pun telah patah, karena ternyata segmen Ultimate Gamer memiliki usia rata-rata 28 tahun. Zaman sekarang, mereka yang mengonsumsi konten game paling banyak ternyata adalah orang-orang dewasa.

Sumber: Newzoo

Dengan memahami segmentasi baru di atas, para penerbit game, developer, hingga perusahaan-perusahaan pemilik brand diharapkan dapat mengetahui seperti apa demografis target pasar yang sesuai dengan produk mereka. Segmentasi penggemar game kini sudah menjadi hal yang multidimensi. Perilaku game enthusiast tak lagi hanya ditentukan dengan tingkat “bermain” (playing), tapi juga tingkat “menonton” (viewing) dan “memiliki” (owning).

Sumber: Newzoo

Newzoo juga menyatakan bahwa segmentasi ini kemungkinan akan berubah dalam beberapa tahun ke depan. Dengan semakin populernya esports serta konten game streaming, perilaku sehari-hari para penggemar game diprediksi akan bergeser lagi. Para pegiat industri game harus sadar akan hal ini dan terus mengikuti perkembangan pasar, agar mereka dapat merancang strategi bisnis yang tepat serta tidak ketinggalan zaman.

Sumber: Newzoo; Sumber Gambar: Pexels