17 July 2017

by Glenn Kaonang

Alpha Glass Suguhkan Konten Augmented Reality dalam Wujud Kacamata Biasa

Yang kelihatan berbeda hanyalah kamera di frame sebelah kiri dan tangkai yang lebih tebal dari biasanya

Di titik ini, dunia semestinya sudah move on dari Google Glass. Meski sempat beredar kabar bahwa versi keduanya sedang dikerjakan, hype-nya tidak bisa seheboh dulu sebab versi keduanya ini cuma ditujukan buat kalangan enterprise. Dari situ pabrikan lain mencoba mengisi kekosongan dengan perangkat yang lebih menyerupai sebuah kacamata biasa, seperti Vuzix salah satunya.

Sekarang giliran sebuah startup asal Korea Selatan, Alpha Labs, yang mencoba mempersembahkan kacamata AR besutannya. Dijuluki Alpha Glass, wujudnya lebih mirip kacamata biasa ketimbang Google Glass, meski tangkainya agak lebih tebal dari biasanya karena harus menjadi rumah untuk hampir semua komponen elektroniknya.

Tidak seperti Google Glass yang memanfaatkan prisma untuk menyajikan konten AR, pada Alpha Glass semua kontennya akan langsung ditampilkan di lensa kacamata. Rahasianya terletak pada sebuah display micro OLED yang tertanam di bagian tangkai. Layar ini diposisikan menghadap ke lensa kolimator di bagian penopang hidung, yang bertugas memantulkan gambar ke lensa sehingga konten bisa langsung tampak di depan mata.

Kontennya sendiri bisa berupa panduan navigasi, informasi cuaca, notifikasi dan masih banyak lagi. Alpha Glass ditenagai oleh OS Android 5.1 yang telah dimodifikasi, dan ia turut dilengkapi integrasi asisten virtual yang dapat diajak berinteraksi via perintah suara macam Siri maupun Google Assistant.

Untuk bisa melakukan semua ini, Alpha Glass mengemas chipset dengan prosesor quad-core dan RAM 2 GB, plus kapasitas penyimpanan sebesar 16 GB. Konektivitas seperti Wi-Fi dan Bluetooth tidak dilupakan, demikian pula dengan speaker bone conduction, dan tentu saja, kamera 5 megapixel di ujung frame sebelah kiri.

Untuk mengoperasikan kameranya, pengguna hanya perlu menyentuh tangkai sebelah kiri, yang ternyata juga sudah dilengkapi dengan panel sentuh. Di sisi lain, tangkai kanannya didominasi oleh baterai yang diyakini sanggup bertahan selama 6 jam sebelum perlu di-charge kembali dengan kabel micro USB.

Alpha Glass sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2014, dan kini pengembangnya sudah siap memasarkannya ke kalangan developer agar ekosistem kontennya bisa siap ketika perangkat dirilis ke publik. Di Kickstarter, Alpha Glass Developer Kit ini bisa dipesan dengan harga paling murah $720, sedangkan harga retail untuk konsumen nanti diperkirakan berkisar $1.000.

Sumber: Wareable.