1. Startup

Ambisi Warung Pintar Menghidupi UMKM Warung Tradisional dengan Sokongan Teknologi

Telah memiliki 313 warung yang dikelola lebih dari 500 micro-entrepreneur per Juli 2018

Warung Pintar, startup ritel yang memadukan warung tradisional dengan teknologi modern, bakal mengedepankan kolaborasi dari berbagai segmen dengan mitra teknologi agar inklusi teknologi masyarakat di kelas menengah ke bawah dapat meningkat.

Kolaborasi terbaru yang diumumkan Warung Pintar, yakni dengan Go-Pay untuk menghadirkan solusi pembayaran non tunai. Ini sifatnya tidak eksklusif, yang berarti Warung Pintar membuka peluang bersama perusahaan lainnya agar semakin banyak pilihan yang bisa dipilih pengguna saat bertransaksi di Warung Pintar.

Kini seluruh Warung Pintar telah memiliki kode QR yang dapat dipindai oleh pengguna Go-Pay setiap kali bertransaksi.

"Kami sedang dalam diskusi untuk kemitraan dengan beberapa bidang lain dan tentu saja kami menyambut baik kemitraan di bidang serupa [Go-Pay]," terang Business Development Associate Warung Pintar Dista Mirta Ayu kepada DailySocial.

Bagi pemilik kios dan pelanggan, transaksi non tunai dapat meningkatkan efisiensi karena mereka tidak perlu repot mencari atau menunggu uang kembalian saat bertransaksi online. Terlebih itu, mereka dapat melacak transaksi secara digital, cepat, dan aman, mengingat uang tunai telah lama menjadi target pencurian.

"Dari riset yang kami lakukan, 72% pemilik warung menginginkan layanan non tunai tersedia di warung dan kami sendiri pun melihat banyaknya manfaat sistem tersebut," tambah COO Warung Pintar Harya Putra.

Berangkat dari kerja sama ini, perusahaan bakal terus melakukan inovasi, bagaimana teknologi yang digunakan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan di warung. Maka dari itu, menurut Dista, pihaknya akan terus mendengarkan kebutuhan mitra warung dan konsumen agar teknologi dapat diakses dengan mudah untuk semua kalangan masyarakat.

Beberapa implementasi teknologi yang sudah diterapkan Warung Pintar, di antaranya memanfaatkan mesin kasir yang dikembangkan sendiri oleh Warung Pintar, pencatatan keuangan dan keuangan dengan sistem Jurnal. Isi ulang pulsa dan tiket melalui Kudo, sert distribusi gudang dengan sistem Waresix.

Model bisnis Warung Pintar

Dista menjelaskan Warung Pintar menerapkan sistem kemitraan dengan siapapun dari kalangan menengah ke bawah yang ingin berbisnis unit Warung Pintar. Persyaratannya mereka hanya cukup melalui proses seleksi dan verifikasi data sebelum warung buka, salah satunya sudah memiliki lahan sendiri (bisa milik sendiri/sewa) untuk dijadikan warung.

Warung Pintar akan meminjamkan fasilitas yang berupa Wi-Fi, TV LCD, CCTV, bangunan warung, dispenser, kulkas mini, kompor, dan sistem digital sebagai modal awalnya, tanpa biaya bulanan. Perusahaan tidak menerapkan sistem bagi hasil dengan para pemilik warung dari setiap penjualan sebagai monetisasinya, justru melalui bisnis ritelnya itu sendiri.

"Kami tidak mengenakan biaya mulai pendaftaran hingga menjadi mitra. Warung Pintar hanya fokus bermitra dengan masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah."

Warung Pintar memiliki 313 warung dan dikelola lebih dari 500 micro-entrepreneur per Juli 2018, tersebar di kawasan Jabodetabek. Sayangnya Dista enggan mengungkapkan target pembukaan kios Warung Pintar sampai akhir tahun ini, dia hanya bilang ingin menambah beberapa ratus kios lagi.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again