4 July 2014

by Yoga Wisesa

AMD Pamerkan Mobile Kaveri, 4K Gaming dan Eyefinity Enam Layar dalam AMD Bloggers Day

AMD ialah nama yang sangat disegani dalam bidang gaming. Mereka menguasai lini console next-gen dengan chip ber-mikroarsitektur Jaguar, lalu berhasil merangkul developer-developer game ternama dengan menawarkan optimalisasi performa dan teknologi visual.

Cuma ada satu nama yang bisa membendung dominasi AMD di wilayah tersebut, dan AMD mencoba mengantisipasinya dengan memamerkan hampir seluruh 'persenjataan' yang mereka miliki dalam acara Bloggers Day.

Seperti nama yang diusung event ini, AMD tampaknya tidak mau terlihat terlalu gencar dalam mengenalkan (atau mungkin memasarkan) produk-produk mereka. Seperti gerak-gerik pada rivalnya dalam momentum event Computex 2014, AMD pada dasarnya hanya memperkenalkan apa yang telah mereka punyai sebelumnya dengan penyajian yang berbeda dan kualitas yang lebih baik.

Mungkin baru satu dua teknologi inovatif yang AMD perlihatkan dalam Bloggers Day, entah karena mereka belum memiliki tanggal peluncuran resmi di Indonesia - atau mungkin karena acara ini lebih dikhususkan kepada para blogger. Freesync yang sempat mereka pamerkan di Computex kemarin pun tidak hadir dalam Bloggers Day.

 

Info menarik: Notebook Gaming Kolaborasi Acer dan AMD, Aspire V5-552G, Mendarat di Indonesia

 

Yang membuat saya cukup bersemangat adalah, secara tak resmi AMD memperlihatkan kemampuan Mobile Kaveri pertama kalinya untuk khalayak Indonesia. Kaveri adalah codename untuk produk APU (accelerated processing unit) terbaru yang AMD perkenalkan di bulan Januari lalu. Dengan Mobile Kaveri, AMD membungkus arsitektur ini untuk sistem laptop.

Mobile Kaveri dibuat dengan rancangan silikon yang sama dari sepupu desktopnya. Dengan begitu, ia mendukung fitur-fitur seperti TrueAudio, Mantle, dan framework HSA yang AMD ujung tombaki. Dalam Bloggers Day, kemampuan Mobile Kaveri dipamerkan dalam sebuah ultrabook tipis tanpa nama.

Dalam demonya, tim AMD memperlihatkan bagaimana Kaveri Mobile dapat membaca gesture - bahkan melakukan tugas yang tadinya kita pikir hanya bisa dilakukan oleh periferal mouse, seperti menavigasi kursor, drag dan klik. Dengan lambaian tangan, pengguna bisa membolak-balik slide presentasi.

Sistem navigasi ini memang masih jauh dari kata akurat, tapi menurut saya, Mobile Kaveri hanya menawarkan fungsi. Untuk tingkat akurasi yang lebih tinggi, dibutuhkan kamera web dengan resolusi yang lebih tinggi pula.

 

Info menarik: Crytek Umumkan Kolaborasinya dengan AMD untuk Mengusung Mantle

 

APU mobile AMD tersebut sepertinya ditujukan untuk bersaing dengan Intel Mobile Haswell di ruang lingkup 'ultra low voltage' yang hampir setara. Namun menariknya, Mobile Kaveri juga dapat menangani gaming dengan cukup baik. Ia mampu menjalankan Battlefield 4 dengan opsi settingmedium. Sangat mengagumkan mengingat unit laptop demo ini sama sekali tidak memiliki kartu grafis dedicated.

Setelah itu AMD mengajak pengunjung untuk menikmati game yang sama di resolusi 4K, yang ditenagai oleh kartu grafis Radeon R9 290X. Sebelum home console next-gen diluncurkan, saya ingat bagaimana Microsoft dan Sony sangat yakin bahwa produk baru mereka itu mampu menangani '4K gaming' dengan mudah.

Tapi buktinya, bahkan dengan performa hardware canggih di dalam Xbox One dan PlayStation 4, mereka masih berjuang untuk menawarkan gaming di resolusi 1080p dan 60fps. Bagi pengguna PC, 4K adalah hal yang nyata. Dengan perangkat yang tepat dan harga yang tidak terlalu mahal, Anda bisa merasakannya sekarang juga. Dan untuk lebih mendukungnya, AMD juga sudah menyiapkan GPU yang lebih canggih lagi, Radeon R9 295X.

Jika satu monitor 4K belum memuaskan mata Anda, bagaimana dengan enam buah layar full-HD untuk menjalankan Battlefield 4? Berbekal satu buah kartu grafis, Anda dapat menikmati permainan dengan teknolgi multi-display Eyefinity yang lebih canggih. Layar-layar tersebut bukan hanya bisa tersambung untuk menampilkan satu buah aplikasi, tapi juga dapat memperlihatkan konten berbeda: game di satu sisi, browser di sampingnya, dan draft artikel di layar lain.

Tak hanya dapat membuat proses bermain game lebih mengasikkan, Eyefinity juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas para pengguna PC workstation. Sebuah studi memperlihatkan bahwa dengan Eyefinity, tingkat performa kerja dapat naik hingga 42 persen.

Dengan produk dan jangkauan yang lebih merakyat, AMD memiliki posisi yang kokoh di pasar Indonesia. Tapi sebaiknya mereka tidak terbuai dengan semua ini, Nvidia sebagai kompetitor terbesarnya sudah berpikir panjang soal layanan cloud gaming mereka. Sedangkan AMD lebih fokus pada bidang yang lebih 'tradisional': peningkatan performa dan optimalisasi.

Lalu pertanyaan terbesar saya (AMD Indonesia-pun tampaknya masih belum memiliki gambaran): apa yang AMD sudah siapkan dalam memasuki era virtual reality?