17 October 2019

by Glenn Kaonang

Analogue Pocket Adalah Reinkarnasi Game Boy Sekaligus Medium untuk Berkreasi

Kompatibel dengan semua kaset Game Boy, Game Boy Color dan Game Boy Advance, serta sejumlah handheld console lain via bantuan adapter

Tidak peduli seberapa cepat industri gaming berkembang, console lawas masih punya tempat di hati umat manusia. Fakta ini semakin diperkuat berkat adanya perusahaan seperti Analogue, yang selama lima tahun terakhir ini menunjukkan bahwa console lawas masih pantas dinikmati apabila dikemas dan disajikan secara proper.

NES, SNES, dan Sega Genesis sudah mereka garap reinkarnasi modernnya. Sekarang giliran handheld console legendaris yang menjadi incaran mereka, apalagi kalau bukan Nintendo Game Boy. Di tangan Analogue, handheld console berusia 30 tahun tersebut disulap menjadi perangkat berwajah sleek dan berspesifikasi modern. Namanya Analogue Pocket.

Semodern apa memangnya? Baterainya rechargeable via USB-C, speaker-nya stereo, dan ia turut dilengkapi slot microSD. Masih kurang modern? Coba kita tengok layarnya. Tidak tanggung-tanggung, Analogue menyematkan panel LCD 3,5 inci dengan resolusi 1600 x 1440 pixel. Ya, sekitar 10x lipat lebih tajam ketimbang Game Boy orisinal, dengan tingkat kepadatan pixel yang mencapai angka 615 ppi.

Grafik game-game lawas boleh pixelated, tapi itu bukan berarti mereka harus disuguhkan melalui display yang inferior, kira-kira seperti itu prinsip yang dipegang teguh oleh Analogue. Di bawah layarnya, kita bisa melihat tombol D-Pad dan empat tombol action yang tak berlabel.

Mengapa tidak ada labelnya? Karena semua tombol yang terpasang di Analogue Pocket bisa diprogram sesuai kebutuhan masing-masing pengguna. Lalu mengapa jumlahnya empat dan bukan dua? Karena Pocket bukan cuma bisa menerima kaset (cartridge) Game Boy orisinal saja, melainkan juga semua kaset Game Boy Color dan Game Boy Advance.

Lebih lanjut, Analogue bahkan berencana menawarkan aksesori opsional untuk Pocket berupa cartridge adapter, memperluas kompatibilitasnya lebih lagi hingga mencakup cartridge milik Sega Game Gear, Neo Geo Pocket Color, atau Atari Lynx.

Aksesorinya bukan cuma itu saja. Seandainya pengguna ingin menikmati sesi gaming di layar besar, ada aksesori bernama Analogue Dock yang siap ditugaskan. Cara kerjanya mirip seperti dock milik Nintendo Switch; cukup sambungkan Pocket ke Dock, maka output layarnya akan langsung dikirim ke TV via HDMI, dan pengguna tinggal bermain menggunakan controller yang tersambung ke Dock secara wireless maupun via kabel USB.

Menariknya, Analogue juga merancang Pocket sebagai medium untuk berkreasi. Hal itu diwujudkan lewat sepasang chip FPGA (field-programmable gate array) yang tertanam pada Pocket. Chip yang pertama berfungsi untuk menjalankan game tanpa bantuan emulasi sama sekali, sedangkan chip yang kedua disiapkan untuk para developer yang berminat mengembangkan atau membuatkan porting suatu game.

Kemudian yang tidak kalah menarik, Pocket juga dirancang untuk bisa berfungsi sebagai synthesizer, spesifiknya yang siap dipakai untuk berkreasi di genre chiptune. Bagi yang penasaran, Anda bisa menonton seri YouTube Originals dari MKBHD; di situ ada bagian yang memberikan gambaran bagaimana Game Boy bisa dipakai sebagai instrumen untuk bermusik.

Yang berbeda, kalau setup bermusik menggunakan Game Boy itu terkesan cukup kompleks, Pocket hanya perlu mengandalkan satu aplikasi bawaan bernama Nanoloop yang dibekali fitur sequencing. Interface-nya pun jelas lebih intuitif ketimbang milik Game Boy yang pada dasarnya tidak diciptakan untuk music production.

Sayang sekali kita yang berminat masih harus bersabar menunggu. Analogue Pocket baru akan dipasarkan mulai tahun depan dengan banderol $200. Kabar buruknya lagi, Analogue hanya akan memproduksinya dalam jumlah terbatas.

Sumber: Wired.