1. Startup

Aplikasi Celengan ID Fasilitasi Pengguna Menukarkan Uang Koin

Beroperasi dengan sistem keagenan, mengonversi uang koin menjadi e-money

Berbagai bentuk layanan finansial kini muncul dari startup Indonesia. Salah satu yang paling baru adalah Celengan ID. Startup berbasis di Yogyakarta ini berdiri sejak 5 Agustus 2017 lalu menawarkan layanan yang cukup unik, yakni penukaran uang logam atau koin. Sistemnya melalui keagenan, pemilik uang koin dapat melakukan permintaan penukaran melalui aplikasi mobile. Agen terdekat akan menghampiri, mengambil uang koin, dan menukarkan dengan saldo e-money yang langsung dimasukkan ke dalam aplikasi.

"Sistem kerjanya sangat mudah dan praktis, pengguna yang memiliki uang logam dapat mengunduh aplikasi kami di Google Play, menyusul di App Store, lalu mencari agen terdekat kami pada aplikasi tersebut yang akan menerima penukaran uang koin. Saat bertemu dengan agen kami maka saldo di akun Celengan ID akan bertambah secara real time bersamaan dengan penyerahan uang koin kepada agen kami," jelas Co-Founder Celengan ID Wawan B. Setyawan.

Wawan menceritakan latar belakang pendirian layanan Celengan ID adalah kepedulian mengenai uang koin sisa/ kembalian dari transaksi sehari-hari yang sering kali tidak digunakan kembali untuk bertransaksi dengan berbagai alasan. Selama ini solusi yang paling umum dilakukan ialah menukarkan ke bank atau ke toko yang kebetulan membutuhkan untuk uang kembalian, tapi itu pun dikeluhkan banyak orang karena kurang efektif.

“Masalah yang ingin kami selesaikan berawal dari informasi yang kami terima melalui salah seorang staf Bank Indonesia, yang juga adalah mentor kami. Uang koin yang dikeluarkan Bank selama 10 tahun terakhir (angkanya triliunan rupiah0 hanya sekitar 16% saja yang dapat diputar kembali atau bisa ditelusur keberadaannya. Sisanya dapat diasumsikan masuk ke penyimpanan di tiap rumah bahkan mungkin berakhir untuk bahan pembuatan alat-alat memasak atau sekedar menjadi alat pijat kerik,” lanjut Wawan.

Antusiasme pengguna

Sejak diluncurkan ke publik pada awal September 2017, setidaknya saat ini Celengan ID sudah memiliki lebih dari 600 pengguna. Untuk basisnya sendiri juga sudah cukup luas, selain pengguna yang berasal dari pulau Jawa dan Madura, saat ini juga sudah terdaftar pengguna dari Kalimantan Barat dan Sulawesi. Salah satu upaya percepatan adopsi pengguna yang dilakukan ialah dengan menjalin kemitraan dengan sejumlah lembaga/organisasi.

“Saat ini kami tengah dalam proses MoU dengan salah satu lembaga pendidikan juga organisasi keagamaan, sehingga harapannya target pengguna awal dapat mencapai ribuan pengguna dalam waktu dekat ini,” ujar Wawan menerangkan.

Menariknya monetisasi Celengan ID tidak didapat melalui pengurangan nominal dari penukaran koin yang dilakukan oleh pengguna –seperti yang selama ini dilakukan oleh para penukar tradisional yang banyak terdapat di masyarakat. Sistemnya, tim Celengan ID membuka kerja sama dengan beberapa startup maupun layanan PPOB (Payment Point Online Bank) sebagai mitra untuk pembelanjaan saldo di akun pengguna Celengan ID. Dari sana didapat keuntungan untuk setiap transaksi yang terjadi. Melalui kerja samanya dengan GO-PAY, saat ini saldo juga dapat dikonversi ke sistem tersebut.

Selain itu karena Celengan ID dibangun berbasis komunitas, akhirnya para pengguna yang kebetulan memiliki usaha juga bisa bergabung menjadi mitra untuk memfasilitasi sistem pembayaran dalam pembelian produknya. Dari situ juga didapat keuntungan untuk setiap transaksinya.

“Kami melihat bahwa Celengan ID akan berkembang dengan pesat dan terus membesar karena potensi market yang dapat dilayani sangat besar. Tantangan terbesar kami saat ini lebih kepada masalah komunikasi karena tuntutan pertambahan agen yang tiba-tiba meluas hingga ke luar pulau Jawa. Namun kami terus mengembangkan tools yang mempermudah koordinasi antar pulau seperti ini,” lanjut Wawan.

Selain itu masalah yang harus dihadapi adalah belum sadarnya masyarakat akan pentingnya lembaga jasa keuangan dan produknya bagi kegiatan ekonomi mereka sehari-hari, sehingga secara perlahan dilakukan edukasi melalui fitur-fitur di layanan Celengan ID yang ada saat ini.

Membuka peluang investasi dan akselerasi

Celengan ID didirikan oleh tiga orang co-founder. Pertama ada Wawan yang fokus pada teknologi, sebelumnya ia dikenal sebagai co-founder dari startup agtech TaniHub. Selanjutnya ada Arie Liyono yang fokus pada bagian bisnis, di Yogyakarta ia dikenal memiliki beberapa usaha rintisan dan sebagai business coach. Yang terakhir ada Andini E. Hapsari, yang fokus di bagian operasional.

"Sampai saat ini kami belum mengikuti program inkubasi ataupun akselerasi, hanya beberapa acara fintech kami ikuti, seperti Pontianak Fintech Day dan Finspire 2017. Dari sisi pendanaan kami masih sepenuhnya melakukan bootstrapping, kami terbuka dengan pihak-pihak yang dapat mendukung kami baik sebagai akseleran ataupun sebagai penyedia dana apabila cocok dengan visi, misi dan kultur yang sedang kami bangun di dalam Celengan ID," ungkap Wawan.

Target Celengan ID tahun ini adalah dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia dengan persebaran agen-agen yang signifikan dan mumpuni untuk melakukan edukasi tentang melek finansial kepada para pengguna. Dari sisi inovasi produk, pihaknya juga menargetkan penyelesaian layanan chatbot sebagai tools pendukung kegiatan pengenalan dan dukungan langsung secara real time kepada semua pengguna Celengan ID. Produk lainnya yang ditargetkan selesai tahun ini ialah pengembangan ledger dengan basis teknologi Blockchain.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again