1. Startup

Dirumorkan Berhenti Beroperasi, Ardent Labs Indonesia Segera Luncurkan Dua Startup Baru

Tetap fokus di layanan e-commerce, Ardent menyadari Indonesia adalah pusat e-commerce di kawasan Asia Tenggara

Rumor yang berkembang menyebutkan bahwa Ardent Labs Indonesia, sebuah usaha dari Ardent Capital untuk menciptakan startup inovatif, akan segera ditutup karena tidak dapat memenuhi target. CEO Ardent Capital Adrian Vanzyl mengonfirmasi bahwa mereka masih beroperasi dan bahkan akan segera meluncurkan dua startup baru dalam beberapa bulan ke depan, diharapkan sebelum hari raya Idul Fitri.

Kami mengunjungi kantor Ardent Labs di Jakarta, yang dibangun setelah Ardent Capital menerima investasi dari Sinarmas Group. Saat ini, Ardent Labs telah memiliki 80 orang pegawai. Untuk dua startup yang rencananya akan diluncurkan tersebut saja mereka telah memiliki lebih dari 40 orang pegawai.

Vanzyl membuka percakapan kami dengan mengatakan bahwa mereka tengah dalam proses untuk meluncurkan dua bisnis baru pada akhir Juni mendatang. Yang pertama adalah Bizzy, sebuah perusahaan pemasok kantor B2B yang akan terlibat dalam pengadaan berbagai barang. Sementara bisnis yang kedua adalah Snapcart, yang masih berada pada versi beta, yang merupakan sebuah aplikasi mobile FMCG yang memberikan cashback kepada para penggunanya yang memindai struk belanja mereka.

Untuk tahun ini, Vanzyl mengatakan bahwa kedua startup tersebut akan menjadi fokus utama Ardent Labs. Ia menambahkan bahwa mereka akan memulai angkatan Labs baru setelah kedua startup tersebut diluncurkan.

Ia mengharapkan kedua startup dapat dipergunakan oleh masyarakat luas pada akhir Juni, bersamaan dengan WhatsNew Indonesia pimpinan Andrew Senduk yang fokus ke e-commerce. Selain menjalankan cabangnya di Indonesia, kegiatan operasional dari beberapa startup e-commerce Ardent Capital juga akan berpindah ke Indonesia.

Ketika ditanya mengenai apakah Ardent Labs mendukung program entrepreneur-in-residence, Vanzyl menjawab bahwa mereka tidak memiliki program yang serupa dengan inkubator, namun Ardent Labs akan berusaha semampu mereka untuk membantu startup yang didanai oleh Ardent Capital.

Fokus Ardent Capital

Pada skala yang lebih luas, Vanzyl mengatakan bahwa istilah “Labs” hanyalah sebuah konsep di lingkungan Ardent. Baginya, hal tersebut bukanlah sesuatu entitas, melainkan sebuah metodologi. Labs di Thailand telah sukses meluncurkan aCommerce dan WhatsNew/Moxy, dan ia mengharapkan hal yang sama untuk terjadi di Indonesia. Ketika Ardent ingin kembali meluncurkan startup baru di Thailand (dan Indonesia), mereka akan menggunakan metodologi yang telah terbukti seperti ini. Negara selanjutnya yang menjadi sasaran Ardent dan Labs-nya adalah Filipina.

Ketika ditanya mengenai alasannya untuk fokus pada e-commerce, dan khususnya Indonesia, Vanzyl mengakui bahwa 90% investasi startup dan kisah exit yang terjadi di kawasan Asia Tenggara melibatkan perusahaan B2C, atau orang sering menyebutnya e-commerce. Dengan pengetahuan dan aset yang dimiliki, Ardent menyadari kemampuannya dalam mengendarai arus e-commerce. Ardent memprediksikan bahwa tahun ini Indonesia, khususnya Jakarta, akan menjadi pusat e-commerce Asia Tenggara, dan mereka ingin menjadi bagian di dalamnya.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again