5 October 2015

by Yoga Wisesa

Ayo Simak Demo Menakjubkan SteamVR di HTC Vive Ini

Suatu hari nanti, batasan antara dunia nyata dan virtual akan melebur. Saat ini, para developer dari berbagai tim sedang berusaha membawa kita ke sana. Mungkin Anda sudah merasakan sendiri kecanggihan perangkat head-mounted display via software demo yang sudah banyak tersedia, tapi saya berani menjamin video dari David Finsterwalder bisa membuat Anda terpana.

David Finsterwalder ialah founder dari Realities.io, sebuah perusahaan spesialis pemindaian dan visualisasi situs-situs arkeologi. Mereka menggunakan data-data scan detail untuk menciptakan kembali bangunan bersejarah atau lokasi penggalian melalui virtual reality dalam skala ruang, berbasis pada teknologi SteamVR di HTC Vive. Finsterwalder sebelumnya telah memublikasi beberapa video, tapi hasil unggahan terakhirnya sangat istimewa.

Mungkin saat pertama kali menyaksikan, Anda akan bingung, "Di mana konten VR-nya?" Ternyata di window besarlah tersaji dunia digital. Betul sekali, lampu, tempelan-tempelan kertas di dinding, kabel dan colokan listrik, PC, beserta mousepad tidaklah nyata. Demonstrasi jadi lebih mudah dicerna pikiran ketika video menampilkan P-body (dari permainan Portal 2). Selain ruang indoor perkantoran, ia mampu membawa Anda ke pemandangan virtual. Ayo simak di bawah ini.

Mungkin satu-satunya objek yang tidak terlihat nyata adalah versi virtual motion controller. Penasaran mengapa visual benar-benar tampak seperti sungguhan? Aspek ini terpenuhi berkat teknik photogrammetry. Ia memanfaatkan hasil jepretan kamera digital untuk mengkonstruksi ruang 3D lewat software. Prosedurnya memang tidak mudah, dan seringkali gambarnya gelap. Namun ketika berhasil, buah kreasinya bisa menjadi sangat mengagumkan.

Info menarik: Lewat Bullet Train, Epic Games Ungkap Potensi Game di Ranah Virtual Reality

Melalui teknik serupa, Finsterwalder juga sempat menciptakan ulang gua ekskavasi dalam engine Unreal 4. Selain melakukan pemindaian langsung, sang arkeologis dibantu data-data topologi dan orthophoto. Demo dijalankan di komputer dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 dan prosesor Intel i7-4770K. Komposisi hardware itu sanggup menjaga frame rate stabil di 90fps. Silakan tonton di sini.

Jika arkelogi terlalu berat untuk Anda, David Finsterwalder tak lupa mempertunjukkan sisi hiburan casual dari SteamVR dan HTC Vive:

VR-pun dapat dipakai untuk keperluan 'romantis'. Belum begitu lama, seorang staf Valve bernama Chandler Murch melamar kekasihnya berbekal virtual reality serta Vive. Sebelum Anda berkomentar, tentu saja cincin tunangannya sungguhan...

Via Kotaku Australia. Sumber tambahan: Steam Community.