Bantu Perjuangan Dokter di Afrika, Google Buatkan Tablet Anti Ebola
Setiap hari manusia melakukan kontak fisik baik dengan manusia lainnya ataupun dengan barang-barang lain. Perangkat elektronik khususnya smartphone ataupun tablet adalah salah satu contoh benda yang paling sering dipegang.
Tablet sudah banyak digunakan oleh orang dengan profesi dan latar belakang berbeda untuk berbagai keperluan seperti mencatat, merekam, menginput data dan lain-lain.
Jadi, bayangkan jika Anda seorang dokter yang berjuang melawan Ebola Afrika sana, tindakan pencegahan apa yang harus anda lakukan pada saat bekerja menggunakan perangkat yang kotor tersebut?
Info Menarik:‘On-Body Detection’ Adalah Fitur Keamanan Terbaru untuk Android 5.0 Lollipop
Untungnya, para dokter tak perlu khawatir lagi menggunakan tablet pada saat bekerja, karena Google baru saja menciptakan tablet yang dapat direndam di dalam klorin sebagai langkah dekontaminasi dari virus berbahaya, Ebola. Dengan demikian, penggunaan tablet di zona berbahaya semacam epidemik Ebola menjadi sangat memungkinkan.
Tablet ini bisa terwujud berkat upaya seorang dokter bernama Jay Archar yang tergabung dalam organisasi Médecins Sans Frontières. Ia meminta bantuan rekannya, Ivan Gayton, untuk mencarikan cara mentransfer catatan medis di dalam fasilitas isolasi dengan lebih efisien dan aman dari kontaminasi. Gayton kemudian meminta bantuan divisi amal Google dimana akhirnya mereka datang dengan membawa tablet yang memiliki komponen pelengkap.
Seluruh tablet tersebut dibungkus dengan polikarbonat yang mampu bertahan dalam suhu tinggi dan benturan. Dengan bungkus khusus tersebut tablet dapat dicelupkan ke dalam larutan klorin selama 10 menit sebelum dianggap aman dan steril untuk kemudian dibawa ke zona aman.
Tablet tersebut dapat dipergunakan oleh para dokter untuk mencatat hasil observasi pasien di dalam fasilitas yang terisolasi dan mengirimkan data tersebut ke server yang berada di zona aman melalui koneksi nirkabel.
Info Menarik:Game Android Terbaru Edisi 1 – 11 Januari 2015
Sebelumnya, dokter harus mencatat setiap perkembangan dan hasil observasi pasien dalam secarik kertas yang nantinya dibacakan dengan keras ke orang di zona aman untuk dicatat kembali. Kertas hasil observasi tersebut selanjutnya harus dihancurkan untuk menghindari kontaminasi. Namun di sisi lain dengan pakaian khusus yang dikenakan oleh para dokter dan suhu di Afrika yang relatif panas, pekerjaan itu menjadi sulit dilakukan dalam waktu singkat.
Berkat tablet ini, tim dokter yang berjuang melawan wabah Ebola di Afrika dapat bekerja dengan cara yang lebih efektif, efisien dan juga aman.
Sumber berita Wired.
Performa Gahar ASUS Zenfone 10 dengan Snapdragon 8 Gen 2
16 December 2023
Kamera 50MP OIS di ASUS Zenfone 10 yang Dapat Diandalkan
15 December 2023
Layar Mini 5,9 Inci ASUS Zenfone 10 Apa Tidak Kekecilan?
14 December 2023
Emang Boleh HP Flagship Layarnya Kecil? Review ASUS Zenfone 10
12 December 2023
Rahasia Advanced Multitasking di Samsung Galaxy Z Fold5
5 September 2023