22 August 2016

by Bambang Winarso

Bidik Remaja, Facebook Luncurkan Aplikasi Baru Bernama Lifestage

Lifestage meminta penggunanya menunggah video untuk menjelaskan profil mereka, bukan teks seperti kebanyakan media sosial

Kalangan remaja berusia 15 tahun sampai dengan 21 tahun dianggap mempunyai cara yang berbeda dalam memandang dan menerima sesuatu. Termasuk dalam hal pemilihan perangkat dan aplikasi. Dengan latar belakang inilah jejaring sosial raksasa Facebook ingin kembali merengkuh ceruk ini yang secara perlahan mulai meninggalkan layanan utamanya, dengan cara meluncurkan aplikasi baru bernama Lifestage.

Aplikasi mandiri yang terpisah dari Facebook ini ditujukan untuk kalangan remaja berusia maksimal 21 tahun. Tidak diperlukan akun Facebook untuk menggunakannya. Uniknya lagi, Lifestage meminta pengguna mendeskripsikan profil mereka dalam bentuk video, bukan teks seperti kebanyakan layanan media sosial. Video itu kemudian akan ditunjukkan ke remaja lain di sekolah yang sama atau yang berdomisili di sekitarnya. Catatan wajibnya, dalam sekolah atau lingkungan tersebut terdapat minimal 20 orang yang menggunakan aplikasi serupa.

Lifestage saat ini baru tersedia untuk platform iOS

Secara teknis sebagaimana dilansir oleh Techcrunch, Lifestage dapat diunduh oleh remaja berusia di atas 22 tahun. Tapi mereka hanya akan dapat menonton video profil mereka sendiri, tidak seperti pengguna lain yang berusia di bawah 21 tahun.

Sementara bagi pengguna yang memenuhi syarat umur tersebut dapat mengunggah video ekspresi senang, sedih, suka, tidak suka, teman terbaik, gaya dansa dan lain sebagainya, kemudian mengubah klip menjadi video profil yang dapat ditonton melalui feed aplikasi.

Bukan cuma untuk remaja, aplikasi ini ternyata juga diciptakan oleh seorang anak muda berusia 19 tahun bernama Michael Sayman yang tampaknya berambisi menjadi inkarnasi Facebook sebagai jejaring bagi para mahasiswa saat pertama kali dilahirkan. Terlebih pada prosesnya, konsep yang diusung Lifestage sejalan dengan target yang ingin dicapai oleh Mark dalam mendorong ekosistem video dalam layanan utamanya. Dan yap, mungkin saja Lifestage akan menjadi penantang Snapchat.

Tapi, jangan lupakan kisah pahit sejumlah aplikasi seperti Poke, Slingshot, Notify dan Paper yang merupakan hasil kembangan Facebook. Mereka dulunya juga mengemban misi hampir serupa tapi secara tragis harus “dimatikan” dini. Akankah Lifestage bernasib sama dengan aplikasi-aplikasi tersebut? Waktulah yang akan menjawabnya.

Untuk sekarang, silahkan unduh aplikasi Lifestage dari App Store untuk mencicipi layanannya.