9 February 2018

by Yoga Wisesa

Bukan Cuma Gamer yang Bisa Merasakan Manfaat dari PC Desktop 'Monster' Acer Predator Orion 9000

Untuk konsumen biasa, harganya mungkin bisa melunaskan cicilan mobil Anda.

Pengembangan gaming PC sudah berjalan begitu jauh hingga stigma yang dahulu dimunculkan olehnya - berat, bulky dan sulit dibawa-bawa - pelan-pelan terhapus. Saat ini, hardware high-end bisa mudah bersembunyi di case berukuran mungil. Itu mungkin mengapa sewaktu diumumkan di IFA 2017, Acer Predator Orion 9000 membawa angan-angan saya kembali ke era lampau.

Predator Orion 9000 ialah PC desktop bertema monster dengan arahan desain tradisional. Orion 9000 menyuguhkan Anda komponen paling bertenaga tanpa kompromi pada kinerja, kemudahan upgrade, serta ditunjang oleh sistem-sistem yang memastikan hardware berjalan sempurna. Kompensasi yang harus Anda terima adalah dikorbankannya aspek portabilitas.

Di tanggal 8 Februari 2018 kemarin, Acer resmi meluncurkan desktop raksasa ini di Indonesia. Untuk sekarang, ia merupakan salah satu PC built-up paling mutakhir di tanah air. Elemen yang jadi kebanggaan produsen ialah pemanfaatan prosesor Intel Core i9 X-Series. Dan dibantu sepasang kartu grafis high-end Nvidia, ia jelas tak akan kesulitan melahap semua permainan blockbuster baru yang kita jejalkan.

Kesan overkill memang tidak bisa dihilangkan dari Orion 9000, namun Acer melihat potensi lain yang dimiliki olehnya. Di Indonesia, produk ini tidak hanya dipasarkan sebagai perangkat gaming saja.

 

Di luar

Tak bisa dipungkiri, Predator Orion 9000 merupakan seekor monster, baik dari sisi penampilan ataupun performa. Ia adalah sebuah desktop full tower berbobot 15-kilogram. Acer tahu perangkat ini akan cukup sulit untuk dipindah-pindahkan. Itu alasannya tim desainer membubuhkan dua handle di bagian atas, serta roda di area bawah-belakang.

Disebut 'monster' bukan berarti Predator Orion 9000 tak sedap dipandang. Penampilannya membuat saya membayangkan bagian dari pesawat tempur ruang angkasa atau Suitcase Armor Mark V punya Iron Man - berkat penggunaan tombol power segitiga ber-LED biru ala Arc Reactor. Sisi luar dan dalam turut dihias oleh LED RGB yang dapat dikustomisasi, dan Anda bisa mengintip jeroannya dari jendela kaca dengan grille berpola heksagonal.

 

Demi menjamin akses ke hardware tidak terhalang, Acer sangat memerhatikan aspek kerapian penempatan komponen dan pernak-pernik pendukungnya: kabel disembunyikan dalam boks bersama power supply unit, slot penyimpanan berada di belakang panel kanan, lalu radiator ditempatkan di atas.

 

Di dalam

Komposisi hardware-nya akan membuat Anda menganga. Predator Orion 9000 dengan model PO9-900 ini diotaki oleh chip Intel Core i9-7900X 10-core dan 20-thread, dipasangkan bersama dua buah kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080 Ti SLI, serta RAM DDR4 quad-channel sampai 128GB. Menggali sisi hardware lebih dalam lagi, PC memanfaatkan motherboard buatan Acer sendiri, lalu tenaganya dipasok oleh PSU FSP 1000-Watt.

Untuk menjaga hardware-hardware-nya tetap sejuk, Orion 9000 dibekali sistem pendingin berbasis cairan persembahan Cooler Master, dipadu lima unit kipas 120-milimeter, serta teknologi pengelolaan aliran udara IceTunnel 2.0. Sistem ini bertujuan untuk memisahkan panas yang dihasilkan oleh komponen berbeda, sehingga proses pendinginan jadi lebih optimal.

Kombinasi semua itu memungkinkan kita bermain-main dengan fitur 'one touch' overclock via PredatorSense. Dan melalui software yang sama, Anda juga dapat mengubah mode kipas (membuatnya berputar lebih kencang) dan mengutak-atik warna lampu LED.

 

Gaming

Di presentasinya, tim Acer memamerkan kebolehan Predator Orion 9000 dalam menangani sejumlah software benchmark dan game. Hasilnya memang sangat mengesankan, bahkan liquid cooling-nya memungkinkan CPU i9-7900X di-overclock ke kecepatan 4,5GHz. Di permainan Grand Theft Auto V, Orion 9000 sanggup menghidangkan 130-frame per detik di resolusi 4K.

Saya juga berkesempatan untuk menjajal langsung The Witcher 3: Blood and Wine. Expansion pack ini telah dibekali update grafis terakhir, dan tidak tanggung-tanggung, saya menggeser semua slider opsi grafis ke kanan - termasuk Nvidia Hairworks - dan memasang resolusi di 5120x2160p. Sistem tetap sanggup menjalankan permainan ini dengan begitu lancar, FPS-nya berada di atas 70.

 

Bukan untuk gamer saja

Meskipun Predator merupakan brand Acer yang dispesialisasikan untuk gaming, ada sedikit pergeseran target konsumen, khusus untuk Orion 9000 di Indonesia. Tentu Acer tidak menghalangi bagi para gamer sultan buat meminangnya, tapi di sini, produsen memasarkan Orion 9000 sebagai 'PC berperforma terkuat' lebih dulu, dan 'perangkat gaming' kemudian.

Acer mencoba menyasar para pencipta konten, terutama mereka yang perlu membutuhkan sistem-sistem penunjan rendering 3D yang kompleks. Kesanggupan Orion 9000 di ranah ini ditunjukkan produsen lewat satu skenario. Dalam tes Blender Benchmark 1.06, CPU i9-7900X dapat menyelesaikan tugas render dengan waktu 1 menit 8 detik. Namun jika kedua GeForce GTX 1080 Ti dijalankan bersamaan di mode CUDA GPU Compute, prosesnya hanya memakan waktu 29 detik saja.

 

Harganya...

Karena argumen inilah kita tidak perlu kaget saat melihat harganya. Dapat dipesan langsung di situs resmi Acer, Predator Orion 9000 dijajakan seharga Rp 90 juta 'saja'. Paket penjualan dibundel bersama keyboard dan mouse gaming, tapi belum termasuk monitor. Seolah-olah ingin menekankan dukungan mereka terhadap segmen pembuatan konten, Acer juga akan memberikan headset Windows Mixed Reality secara cuma-cuma jika Anda melakukan pemesanan sebelum tanggal 28 Februari.