1. Startup

BukuTablet Hadirkan Infrastruktur Penerbitan Buku Digital

Sekitar menjelang akhir bulan Juni 2011 yang lalu, kami pernah mengulas sebuah startup dari Yogyakarta yang pada waktu itu dikabarkan akan segera diluncurkan. Ya, startup ini bernama BukuTablet yang pada waktu itu melakukan penandatanganan MoU dengan puluhan penerbit yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya. Setelah menunggu sekian bulan, akhirnya BukuTablet resmi diluncurkan (soft launching) pada hari Kamis tanggal 26 April 2012 yang lalu yang bertempat LPP Garden Hotel Yogyakarta.

BukuTablet sendiri adalah layanan online marketplace yang khusus menyediakan buku-buku digital (eBook) terbitan penerbit-penerbit Indonesia. Para pembaca pastinya pernah mendengar layanan serupa dan beberapa kali pernah dibahas di DailySocial, layanan serupa yang kami maksud adalah Wayang Force, Scoop, Papataka, dsb.

Pada press release yang kami terima, Ardiansyah - CEO dari BukuTablet menjelaskan bahwa produknya tersebut tidak sekedar menyediakan buku-buku digital, tetapi juga menyediakan infrastruktur industri buku digital yang siap digunakan oleh para pemain di industri buku saat ini. Hal ini terlihat jelas dengan berbagai fitur yang disediakan BukuTablet mulai dari pengelolaan naskah dari penulis yang siap diterbitkan oleh penerbit, hingga sistem e-Commerce yang memudahkan para pelanggan untuk membeli dan membaca buku.

Layanan BukuTablet sendiri terdiri dari toko buku digital (eBook Store), eBook Reader, Manuscript Bidding System (MBS) serta Academic & Personal eBook Library. Pada soft launching BukuTablet ini, Ardiansyah menjelaskan bahwa fitur-fitur kunci BukuTablet adalah B-Cloud dan Quote Sharing. B-Cloud sendiri adalah fitur yang menjamin buku-buku yang dibeli pengguna akan tersimpan di server dan bisa disinkronisasi di tablet, PC maupun web. Sedangkan fitur Quote Sharing akan memudahkan pembaca untuk membagikan kutipan (quote) buku langsung ke Facebook maupun Twitter.

BukuTablet sendiri menawarkan 3 metode pembayaran untuk para pengguna. Yang pertama adalah payment dengan melalui Bank (Debit card, dan Credit card akan menyusul), yang kedua adalah Payment Point, yakni pembayaran dapat dilakukan melalui kasir pada beberapa toko buku, cafe, dsb, dan yang terakhir adalah Deposit.

Mungkin, para pembaca jadi bertanya-tanya : mengapa dinamakan BukuTablet tetapi justru tersedia di PC maupun desktop web? Pertanyaan tersebut juga tercetuk oleh salah satu pembicara pada ulang tahun kedua Bancakan 2.0 yang lalu. Dimana Ardiansyah juga berksempatan pitch pada acara tersebut. Menurut Ardiansyah, BukuTablet menyediakan layanannya di PC maupun desktop web karena mayoritas orang belum banyak yang menggunakan tablet baik itu iPad maupun tablet Android.

Ketika pembaca perhatikan lebih dalam tentang BukuTablet ini, dapat dikatakan layanan ini membangun ekosistem baru di industri perbukuan. Baik itu dari sisi penerbit, penulis, dan pembaca. Dimana BukuTablet sendiri ingin menjawab solusi dari masalah yang ada di dunia perbukuan yaitu mengubah buku fisik menjadi buku digital. Menurut Ardiansyah dengan adanya BukuTablet dapat memotong banyaknya biaya produksi.

Menurut saya pribadi, tampilan UI dan UX BukuTablet saat ini terkesan kurang menarik. Mungkin ini saran untuk pihak BukuTablet tentang UI dan UX yang harus di perbaiki, karena untuk saat ini kebanyakan pengguna sangat tertarik pada sebuah aplikasi yang memiliki UI dan UX yang optimal. Dan membangun UI dan UX bagi para pengguna itu sangatlah penting untuk kenyamanan mereka dan pastinya dapat menarik para pengguna untuk belangganan buku di BukuTablet. ;)

Bagi para pembaca yang ingin menggunakan aplikasi BukuTablet untuk berlangganan buku-buku produksi penerbit lokal, dapat menuju ke tautan ini. So, mari kita tunggu kejutan-kejutan dari BukuTablet!

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again