1. Startup

CATAPA Fokuskan pada Kebutuhan Solusi HR yang Relevan Selama Pandemi

Rilis aplikasi CATAPA Safe untuk mengidentifikasi jarak antar-karyawan selama berada di area kerja

Beberapa waktu lalu, penyedia solusi HR dan payroll CATAPA meluncurkan program baru bernama #CATAPAFreeforUMKM. Lewat program ini, UMKM di Indonesia mendapatkan akses gratis pada layanan mereka. Ini merupakan satu dari sekian inisiatif baru perusahaan dalam enam bulan terakhir sejak mewabahnya Covid-19.

Founder & CEO CATAPA Stefanie Suanita mengakui bahwa pandemi membawa dampak positif dan negatif terhadap bisnisnya. "Dampak negatifnya, ini berpengaruh ke bisnis kami karena model bisnis CATAPA adalah biaya berlangganan per karyawan per bulan," ungkap Stefanie dalam pernyataannya kepada DailySocial.

Hal ini karena selama beberapa bulan terakhir korporasi di Indonesia harus menahan/mengurangi budget demi efisiensi. Tak sedikit pelaku bisnis--berskala kecil hingga besar sekalipun--terpaksa harus merumahkan karyawannya.

Di sisi lain, lanjutnya, pandemi ini memaksa sektor bisnis untuk melakukan transformasi digital. Hal ini karena banyak perusahaan memberlakukan Work From Home (WFH) selama pandemi yang mengakibatkan aktivitas Human Resource (HR) harus dilakukan di luar kantor.

"Dengan situasi ini, banyak perusahaan jadi memerlukan proses penggajian yang dapat dilakukan di luar kantor, seperti di rumah," tambahnya.

Stefanie melihat situasi ini sebagai dampak positif karena memunculkan peluang. Misalnya, solusi pencatatan kehadiran yang dapat dimonitor dengan mudah. Menurutnya, masih banyak perusahaan yang memberlakukan sistem absensi dengan menggunakan fingeprint machine. Sementara, perangkat ini berpotensi menjadi media penularan virus karena banyaknya sentuhan.

Kemudian solusi untuk persetujuan cuti atau lembur yang bisa diproses secara paperless dan dari mana saja. Dari berbagai kemungkinan di atas, pihaknya berupaya mengakomodasi kebutuhan korporasi di Indonesia.

"Untuk saat ini, kami put more energy pada fitur-fitur yang relevan dengan kondisi saat ini. Kuncinya adalah speed dan adaptability. Artinya, CATAPA berupaya meluncurkan produk atau program yang relevan dengan kondisi saat ini dengan cepat," tuturnya.

Adapun, program #CATAPAFREEforUMKM yang meluncur  pada 1 September lalu, diperuntukkan hanya untuk UMKM dengan jumlah karyawan maksimal 20 orang. Stefanie menyebutkan bahwa program ini berlaku sampai 31 Agustus 2021. Namun tidak menutup kemungkinan program ini diperpanjang apabila peminatnya terus bertambah.

UMKM akan mendapat akses gratis untuk layanan CATAPA Basic yang mencakup solusi payroll, Time Management (pengelolaan kehadiran karyawan), Employee Self Service/ESS (portal pengajuan dan persetujuan time management, informasi perusahaan, dan data karyawan), dan Claudia Chatbot.

Sebelumnya, CATAPA juga telah meluncurkan sejumlah inisiatif selama masa pandemi. Misalnya, CATAPA Safe, sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengidentifikasi jarak antar-karyawan selama berada di area kerja.

Aplikasi yang dirilis pada April 2020 ini memiliki tiga tujuan utama, yakni Track, Trace, dan Isolate. Apabila ada karyawan yang positif Covid-19, perusahaan dapat melacak siapa yang pernah melakukan kontak dengan karyawan bersangkutan selama 14 hari ke belakang untuk segera diisolasi.

CATAPA berdiri pada 2017 dan merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan GDP Venture. Per Agustus 2020, pengguna CATAPA telah mengalami pertumbuhan lebih dari 300 persen sejak pertama berdiri.

More Coverage:

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki memprediksi sebanyak 50 persen bisnis UMKM di Indonesia bakal gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Pemerintah pun telah mengucurkan sebesar Rp123 triliun untuk program bantuan UMKM.

Dilansir Kompas.com, laporan terbaru Workday mencatat sebanyak 50 persen perusahaan di Indonesia memprioritaskan transformasi digital, sedangkan 31 persen di antaranya justru memperlambat upaya ini.

Selain itu, sebanyak 41 persen perusahaan di Indonesia kesulitan mengelola cara-cara baru dalam merunut rantai perizinan dan kegiatan operasional lain karena pandemi. Laporan ini juga menyebutkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sarana digital menjadi salah satu tantangan terbesar dalam melaksanakan transformasi digital di masa pandemi.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again