10 December 2014

by Elabora

Dalam Porsi Yang Tepat, Internet Cepat Dorong Produktivitas Kerja Secara Simultan

Berselancar di Internet di tengah jam kerja dipercaya sebagai salah satu distraksi terbesar yang bisa dialami masyarakat di era globalisasi seperti saat ini, namun argumen tersebut tidak sepenuhnya benar. Dalam pemanfaatan yang lebih terarah, Internet dapat menelurkan informasi dari diskusi massal dengan berpartisipasi dalam ruang publik sekaligus ajang networking, dan aktivitas sirkulasi konten media lainnya.

Faktanya, sulit untuk membatasi akses internet di lingkup perkantoran dengan mengatasnamakan profesionalitas, selalu ada cara bagi teknologi untuk menembus celah teknologi lainnya. Informasi dan pengalaman yang dijanjikan oleh internet memang seakan cukup besar untuk menciptakan satu tatanan dunia baru, itulah tak ubahnya internet memiliki nama lain sebagai “dunia maya”.

Informasi di dunia maya mengalir ibarat keran bocor yang tak lagi terbendung. Ketimbang harus menahannya mengapa tidak kita saring saja informasi yang dibutuhkan, dan tinggalkan yang memang tidak diperlukan? Apalagi kini kabarnya pemerintahan baru sangat mendukung bentuk digitalisasi dari penyelenggaraan pelayanan publik, pastinya membuat kita semakin akrab dengan internet.

Mengantisipasi distraksi yang mungkin terjadi di tengah jam kerja, khususnya bagi pihak yang kesehariannya bergesekan langsung dengan internet dan media sosial nyatanya memang tidak mudah. Cukuplah menggali informasi yang sekiranya cukup relevan pada pekerjaan saja. Hindari interaksi pribadi, contohnya obrolan yang memiliki tingkat urgensi rendah, jangan terlarut pada obrolan yang tidak memiliki persepsi tujuan yang serupa. Balaslah pesan yang memang benar-benar penting, obrolan basa-basi bisa dilakukan ketika jam makan siang.

Di internet setiap orang dapat bertindak menjadi siapa saja, namun tidak semua memilih menjadi kritis. Bertindak kritis dengan mempertanyakan keabsahan suatu informasi menjadi hal yang esensial, terlebih bagi mereka yang baru saja berkecimpung di ranah ini, dengan begitu pengakses internet tidak terjebak dalam sebuah sumber informasi dangkal yang belum teruji kebenarannya.

Namun sekedar tips akan menjadi percuma jika tak ada kontrol diri dari para pengakses internet. Bagaimana mereka membagi waktu yang tepat untuk melakukan riset pekerjaan, berinteraksi, dan kepuasan individu menjadi seni tersendiri di gegap gempita teknologi informasi ini.

Ruang yang tercipta untuk interaktivitas dari internet yang memfasilitasi publik kini semakin mudah dan murah untuk digapai. Namun sayangnya akses kepada internet tidak sama bagi setiap orang, hal yang kini diupayakan oleh pemerintahan Indonesia untuk menghadirkan akses internet cepat. Tidak main-main, target angka yang ingin dicapai sebesar 150 juta penduduk yang nantinya bakaln terhubung di internet pada tahun 2015.

Memanfaatkan momentum tersebut, First Media mencoba mengakselerasi target pemerintah dengan selangkah lebih maju memanfaatkan teknologi jaringan fiber optic yang mereka miliki. Sebagai operator Broadband Wireless Access (BWA) yang telah berpengalaman, First Media kini menjanjikan akses internet 100Mbps di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Denpasar.

Karena seperti kita semua sebagai pengguna internet, First Media paham seberapa pentingnya penggunaan positif internet dapat mendongkrak banyak hal tidak hanya dari segi bisnis, namun juga aspek sosial.

[Ilustrasi: Shutterstock]


Artikel ini disponsori oleh First Media