1. Startup

Dapatkan Pendanaan Rp 28,2 Miliar, Layanan Pencari "Pekerja Kasar" Helpster Ekspansi ke Indonesia

Convergence Ventures memimpin pendanaan ini dan saat ini sudah terdapat staf Helpster di Jakarta

Startup asal Thailand penyedia layanan pencari kerja yang spesifik ditargetkan untuk blue collar worker (tipe pekerja kasar, seperti buruh pabrik, office boy, penjaga gudang dll) bernama Helpster baru-baru ini mengumumkan perolehan pendanaan sebesar $2,1 juta (atau senilai Rp 28,2 miliar) yang dipimpin oleh Convergence Ventures dengan partisipasi Wavemaker Partners dan beberapa investor strategis lainnya. Pendanaan ini akan difokuskan Helpster untuk mengembangkan produk guna melakukan ekspansi ke Indonesia.

Helpster sendiri saat ini belum genap berumur satu tahun, didirikan pada Januari 2016 oleh Mathew Ward dan John Srivorakul, layanan ini ingin menghubungkan bisnis di kategori industri F&B, Hospitality, Events, dan Logistics kepada jaringan pekerja, baik untuk diperkerjakan secara tetap ataupun temporer. Layanan ini juga didesain untuk menyiasati kebutuhan perusahaan untuk pemenuhan tugas jangka pendek yang mendesak, misalnya untuk membantu menyukseskan sebuah pagelaran dan sebagainya.

Dari riset yang dilakukan Helpster, setidaknya ada sekitar 100 juta orang dengan perputaran uang mencapai $200 miliar untuk sektor tersebut di Asia Tenggara. Pertumbuhan pengguna internet dan smartphone yang signifikan dinilai menjadi kesempatan untuk menyusun kembali cara baru dalam memenuhi kebutuhan pencarian "pekerja kasar" tersebut.

Tantangan ekspansi ke Indonesia –edukasi pengguna untuk menjangkau blue collar worker

Kendati persentase pengguna internet di Indonesia sudah melebihi 125 juta, namun dapat diprediksikan secara kasat mata bahwa umumnya internet digunakan untuk kebutuhan hiburan dan komunikasi informal, seperti mengakses media sosial atau mobile messenger. Beberapa layanan khusus di internet dinilai baru menjangkau segmentasi pengguna tertentu, umumnya well-educated users.

Ketika berbicara mengenai membawa layanan untuk blue collar worker, maka tantangannya justru pada cara untuk menjangkau kalangan tersebut secara menyeluruh. Namun yang dilakukan Helpster juga unik, karena mereka mencoba melakukan pendekatan dari kedua sisi, dari pekerja dan dari perusahaan yang membutuhkan jasa tersebut.

Situs Helpster kini telah tersaji dalam Bahasa Indonesia

"Kami memulai Helpster setelah berbicara panjang-lebar dengan beragam bisnis yang masih menjadikan proses perekrutan sebagai tantangan dalam proses bisnis. Mereka mencari solusi yang memungkinkan untuk mendapatkan pasokan tenaga kerja yang besar dengan cepat dan biaya efisien. Metode tradisional seperti informasi di selebaran atau melalui lembaga penyalur tenaga kerja dinilai kurang memuaskan dari sisi kualitas tenaga kerja yang diperolah. Misi Helpster adalah mengubah cara tersebut," ujar Co-Founder Helpster Mathew Ward.

Tak mudah memang mengubah cara manual ke arah yang lebih digital. Dari situ Helpster mulai melakukan berbagai strategi serius untuk percepatan adopsi pengguna. Setelah resmi meluncur di Thailand pada April lalu, saat ini sudah terdapat 35 staf di Bangkok dan Jakarta. Perekrutan Pear Moskwa (sebelumnya sebagai Head of GrabTaxi Thailand) sebagai CEO juga didorong untuk menjadi gebrakan yang dapat mencerahkan.

Menurut Adrial Li selaku Managing Partner Convergence Ventures, dengan pertumbuhan bisnis F&B dan Hospitality di Indonesia memberikan kesempatan besar kepada aplikasi Helpster untuk berkembang di wilayah ini.

Helpster sendiri saat ini sudah menyajikan situs berbahasa Indonesia. Pengguna disajikan dalam dua jenis akses, melalui portal web dan aplikasi (Android dan iOS).

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again