9 June 2015

by Glenn Kaonang

Teknologi Ini Bisa Mencegah Pemabuk Agar Tidak Mengemudikan Mobil

Saya cukup yakin tidak ada satu pun negara yang mengizinkan pemilik mobil menyetir dalam kondisi mabuk – mabuk alkohol, bukan mabuk cinta atau semacamnya. Alasannya tentu saja terkait faktor keselamatan, dimana pada kenyataannya pengemudi mabuk cukup sering menjadi penyebab kecelakaan.

Di Amerika Serikat, korban kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengaruh alkohol mencapai angka lebih dari 10.000 jiwa setiap tahunnya. Oleh karena itu, sejak tahun 2008, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) telah berkolaborasi dengan Automotive Coalition for Traffic Safety (ACTS) dalam mengembangkan teknologi yang tak cuma sanggup mendeteksi apakah pengemudi sedang mabuk atau tidak, tetapi juga mencegah mereka yang mabuk dari menyetir dan membahayakan semua orang.

Teknologi tersebut merupakan terobosan terbaru dari program yang bernama Driver Alcohol Detection System for Safety (DADSS). Melalui sejumlah riset, kedua pihak akhirnya berfokus pada dua konsep sistem pendeteksi kandungan alkohol.

Info menarik: Teknologi Lampu Depan Mobil Ini Bisa Diprogram Sesuai Kebutuhan

Yang pertama adalah sistem berbasis pernafasan. Sebuah breathalyzer yang ditempatkan di lingkar kemudi dapat mendeteksi kandungan alkohol dalam darah sang pengemudi melalui nafas yang dihembuskannya. Saat kadar alkohol dalam darah mencapai angka lebih dari 0,08, maka mesin mobil secara otomatis tidak bisa dinyalakan.

Sistem kedua melibatkan sensor inframerah yang ditanamkan ke dalam tombol Start yang biasanya terdapat di dashboard mobil-mobil generasi terkini. Saat pengemudi hendak menyalakan mesin dengan menekan tombol tersebut, sensor inframerahnya mampu mendeteksi kandungan alkohol dalam darah yang mengalir di jari hanya dalam waktu kurang dari 1 detik.

Saat ini sistem pendeteksi kandungan alkohol ini masih dalam tahap pengembangan. Harapannya, dalam lima tahun ke depan, sistem ini bisa ditawarkan sebagai fitur opsional bagi konsumen yang hendak membeli mobil baru.

Sumber: NHTSA via Autoblog.