7 March 2016

by Yoga Wisesa

Dronebox Ialah Charging Station Bertenaga Surya Untuk Drone

Dronebox bekerja layaknya hangar, bukan sekedar landing pad. Begitu drone mendarat di atasnya, pintu akan terbuka, kemudian platform diturunkan.

Dengan kian banyaknya drone yang tersedia, kita semakin menyadari betapa besar potensinya. Setelah ranah videography, pengembangan UAV sudah diarahkan ke bidang keselamatan hingga pelestarian lingkungan hidup. Namun bahkan secanggih-canggihnya perangkat ini dirancang oleh sang produsen, drone masih memiliki satu keterbatasan: durasi terbang.

Waktu terbang dipengaruhi oleh kapabilitas baterai, tapi jika terlalu besar, tentu saja ia akan tetap membebani drone dan memengaruhi manuver. Perusahaan Singapura bernama H3 Dynamics mempunyai solusi simpel atas masalah ini. Mereka memperkenalkan Dronebox, sebuah racharging station bertenaga surya yang memungkinkan UAV mengisi ulang baterai secara otomatis tanpa campur tangan operator.

Dronebox bekerja layaknya hangar, bukan sekedar landing pad. Begitu drone mendarat di atasnya, pintu akan terbuka, kemudian platform diturunkan. Dengan begini, UAV terlindungi ketika ia tidak terbang. Proses charge dilakukan secara wireless, kemungkinan besar tenaga diterima oleh empat modul yang berada di tiap lengan drone. Sembari isi ulang, Dronebox bertugas mengunduh data lalu mengirimkannya ke server lewat koneksi internet atau satelit.

Charging station itu memang sengaja didesain untuk ditempatkan di lokasi-lokasi terpencil, dan dapat beroperasi secara mandiri. Ia aktif non-stop selama setahun penuh, mengubah sinar matahari menjadi sumber tenaga secara terus menerus. Mungin Anda bertanya-tanya mengenai seberapa handal kemampuan solar panel-nya. Jangan cemas, H3 Dynamics juga tak lupa menyiapkan sistem fuel cell cadangan yang sanggup bertahan berbulan-bulan.

Berbicara di Singapore Air Show via Reuters, CEO H3 Dynamics Taras Wankewycz menjelaskan bahwa Dronebox bisa digunakan buat bermacam-macam keperluan, terutama dipakai di area-area sensitif yang sulit atau tidak dapat dikunjungi manusia. Ia membandingkan Dronebox dengan Mars Rover, namun diimplentasikan di Bumi; untuk fungsi pengawasan sampai pengamanan.

Wankewycz bilang, Dronebox tak hanya menyajikan sensor standar, "Kini kami memiliki sensor yang bisa terbang dan kembali ke 'sangkarnya'; menyediakan data langsung ke operator, menyuguhkan beragam informasi serta tampilan real-time, sehingga Anda dapat merespons secepat mungkin."

Ide pembuatan Dronebox muncul saat tim developer sedang mengerjakan proyek pengawasan minyak dan gas. Mereka memutuskan bahwa penggunaan drone standar tidaklah cukup optimal dan efisien.

Dengan kemampuannya sekarang, Dronebox juga bisa diterapkan untuk menjaga satwa liar, pemeliharaan infrastruktur, dan lain-lain.

Via Reuters. Sumber: H3 Dynamics.