1. Startup

Dua Tahun Perjalanan Quora di Indonesia

Belum melakukan monetisasi, baru memiliki satu pegawai lokal yang ditempatkan di Indonesia

Identitas Quora sebagai platform tanya jawab sudah begitu melekat di seantero jagat. Kepopulerannya tersebut mendorongnya untuk masuk ke Indonesia, negara dengan populasi tertinggi keempat di dunia, pada 2018 dengan menghadirkan situs berbahasa Indonesia.

Quora kemudian menunjuk Alanda Kariza sebagai Community Manager Quora Indonesia. Ia jadi satu-satunya pegawai lokal di Indonesia.

Kepada DailySocial, Alanda mengklaim sejak hadir dalam bahasa Indonesia, antusiasme pengguna sangat baik. Meski tidak melampirkan data terkait pertumbuhan kunjungan, konten, maupun pengguna, ia menyebut bisa dikatakan Quora di Indonesia adalah salah satu pasar Quora dengan pertumbuhan tercepat di luar Amerika Serikat dan India.

Peluncuran Quora untuk versi bahasa Indonesia

Untuk membuktikan pernyataan Alanda, DailySocial menggunakan data SimilarWeb untuk mendapatkan sedikit gambaran. Dengan membandingkan situs Quora berbahasa Inggris dan Indonesia, serta kompetitornya, ditemukan bahwa selama Juli-September 2020, situs Indonesia setiap bulannya dikunjungi 3,6 juta kali.

Adapun pengunjung unik bulanan (monthly unique visitor) sebanyak 2,1 juta orang, rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna saat mengunjungi situs Quora Indonesia adalah 3 menit 14 detik dengan 2.19 halaman tiap kunjungan.

Menariknya, situs Quora bahasa Indonesia lebih banyak dikunjungi ketimbang versi Inggris. Menurut SimilarWeb, situs tersebut dikunjungi sebanyak 2,5 juta kali dan pengunjung unik bulanan 1,19 juta orang, untuk periode yang sama.

DailySocial juga membandingkan kompetitornya, meski tidak apple-to-apple, dengan Reddit (yang diblok) dan Brainly. Tak lupa kami memasukkan Yahoo Answers ID, satu-satunya yang memiliki irisan segmen secara langsung. Ternyata Brainly menempati urutan teratas untuk semua metrik pengukuran yang digunakan SimilarWeb.

Sumber: SimilarWeb

Brainly dikunjungi 140,9 juta kali dan 30,99 juta orang adalah pengunjung unik bulanan. Brainly punya konsep yang mirip dengan Quora, hanya saja ia lebih dikhususkan untuk dunia pendidikan, sehingga penggunanya terbatas untuk kalangan pelajar dan edukator. Brainly sendiri sudah hadir di Indonesia sejak 2014.

Alanda menjelaskan, topik yang paling banyak diakses oleh Quoran (sebutan pengguna Quora) di antaranya sejarah, kesehatan, pendidikan tinggi, teknologi informasi, kuliner, sains, dan psikologi. “Saat pandemi, pengguna menghabiskan waktu lebih banyak di Quora dibandingkan saat sebelum pandemi,” katanya.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai platform tanya jawab, Alanda menerangkan Quora selalu berusaha menjaga kualitas kontennya melalui beberapa kebijakan, termasuk kewajiban pengguna menggunakan nama asli dan kredensial profesi atau pendidikan untuk menunjukkan kredibilitasnya dalam menjawab pertanyaan.

Selain itu, membuat sistem moderasi untuk menurunkan konten spam atau plagiat dengan memanfaatkan kombinasi manusia dan bot, terutama untuk konten-konten dengan kata-kata kasar. “Kami juga membuat kebijakan BNBR (Be Nice, Be Respectful), di mana sesama pengguna harus saling menghargai dan menghormati.”

Dari sisi pengembangan fitur, sambungnya, baru-baru ini Quora meluncurkan Ruang (“Spaces” di Quora bahasa Inggris). Di sana pengguna bisa mengkurasi konten pertanyaan, jawaba, atau blog yang menurut mereke menarik sesuai dengan topik masing-masing.

“Antusiasme pengguna Quora di Indonesia sangat tinggi terhadap Ruang ini, dan kini fitur ini bisa digunakan oleh semua pengguna.”

Sumber: Quora

Di Indonesia, operasional Quora dijalankan oleh Alanda sendiri. Ia juga mengonfirmasi bahwa di sini Quora belum melakukan monetisasi, sementara untuk Quora dalam bahasa Inggris sudah memiliki iklan. Kantor pusat Quora saat ini hanya di Mountain View, California, dan India.

Karena pengaruh pandemi, sejak Juni ini perusahaan bertransformasi menjadi remote first, sehingga karyawan bisa bekerja dari manapun yang mereka inginkan dan tetap berlaku hingga pandemi dinyatakan selesai.

Dalam berbagai pemberitaan, Quora termasuk “terlambat” dalam monetisasi, bertahan dengan idealismenya untuk tidak mengacaukan situsnya dengan tampilan iklan. Perusahaan akhirnya “menyerah” pada 2016 dan mulai menerima iklan pertama dari Uber.

“Tidak ada yang menyukai iklan banner, iklan dari perusahaan yang curang, atau iklan yang tidak relevan dengan kebutuhan mereka,” kata perusahaan saat itu. “Namun, kami optimis bahwa kami akan dapat memperkenalkan iklan di Quora dengan cara yang sesuai dan idealnya membuat produk menjadi lebih baik.”

Menurut data per 23 Januari 2020, dikatakan Quora memiliki 300 juta pengguna aktif bulanan. Komposisi terbesar datang dari India, disusul Amerika Serikat, dan Kanada. Pendapatan mereka disebutkan sebesar $8 juta pada 2018.

Sumber: Quora

Kesempatan pemain lokal

Di kancah global, ada banyak platform tanya jawab seperti Quora dengan target konsumen yang berbeda-beda. Ada Stack Overflow yang telah berevolusi menjadi platform untuk topik tentang teknologi, budaya/rekreasi, hobi/seni, sains, profesional, dan bisnis yang disajikan dalam situs tersendiri untuk masing-masingnya.

Sedangkan, untuk topik yang lebih universal, seperti Quora, dapat ditemukan di Yahoo Answers, WikiHow, Ask.com, Answers.com, Reddit, dan sebagainya. Sementara untuk topik mengenai edukasi, yang menjadi fokus utama Brainly, juga tak kalah banyak. Ada Byju, Teachoo, Photomath, dan sebagainya. Di level lokal pun ada Kelas Kita yang punya konsep serupa.

Masih bicara tentang kesempatan pemain lokal, untuk menyaingi Quora bukanlah hal yang mudah. Sebelumnya sudah ada beberapa pemain yang sudah mencoba peruntungan di sini dan akhirnya tenggelam dengan sendirinya. Mereka adalah TADO (Tanya Dong), Tanyain.com, dan Infonesia.

Kisah ini mungkin mirip dengan fakta bahwa belum ada aplikasi pesan instan lokal yang mendominasi di negaranya sendiri. Salah satu pemain baru yang mencoba peruntungan di sini adalah Philoit yang baru beroperasi sejak tahun lalu. Mereka menolak disandingkan oleh Quora, walau secara fungsi dasarnya adalah sama.

Kiblat mereka justru Zhihu, platform serupa dari Tiongkok yang dilengkapi dengan gamifikasi untuk menarik pengguna dari kalangan milenial. Philoit punya optimis tinggi dengan membangun ekosistem platform tanya jawab terlebih dahulu, baru mengundang orang-orang kredibel ke dalamnya.

Kesalahan pemain sebelumnya adalah langsung menggunakan expert atau figur publik untuk menarik audiens, sementara ekosistem diskusi belum terbentuk bahkan belum tervalidasi. Kesalahan ini akhirnya membuat platform kesulitan untuk mempertahankan expert.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again