13 September 2019

by Glenn Kaonang

Proyektor Short-Throw Epson LS500 Datang Bersama Layar Khusus untuk Mencegah Gambar Tampak Pudar

Permukaan layarnya dilengkapi gerigi kecil-kecil yang berfungsi untuk mengalihkan pantulan cahaya dari ruangan

Keuntungan utama memiliki proyektor short-throw adalah terkait instalasinya. Berkat lensa khusus yang diusung, perangkat hanya perlu ditempatkan beberapa cm dari tembok, dan gambar yang diproyeksikan pun sudah jauh lebih besar ketimbang TV berukuran masif sekalipun.

Namun proyektor short-throw juga memiliki kelemahan: gambar yang diproyeksikan mudah sekali tampak pudar akibat pencahayaan di ruangan. Solusinya, kalau menurut Epson, adalah selembar layar khusus yang dibundel bersama proyektor itu sendiri. Itulah yang menjadi daya tarik utama proyektor bernama Epson LS500 ini.

Jika dilihat dengan mata telanjang, layar berukuran 100 atau 120 inci ini kelihatan tidak lebih dari sebatas kain berwarna putih. Padahal, permukaannya sebenarnya dilengkapi gerigi kecil-kecil yang bertindak layaknya lensa, memusatkan cahaya hasil proyeksi menuju penonton dengan maksimal selagi mengalihkan pantulan cahaya lain di ruangan.

Hasil akhirnya, menurut Epson, penonton dapat menikmati gambar proyeksi yang kaya warna, dengan warna hitam yang begitu pekat. Sebagai bonus, Epson tidak lupa menyematkan sepasang speaker 10 watt pada LS500 agar sesi menonton bisa langsung dilaksanakan tanpa diribetkan dengan instalasi.

Proyeksi gambarnya sendiri bisa kita nikmati dalam resolusi 4K. Namun ternyata 4K di sini bukan murni, melainkan hasil perpaduan refresh rate yang tinggi dan metode pixel shifting. Singkat cerita, panel milik Epson LS500 hanya beresolusi HD, namun berkat proses cerdik yang diterapkan, hasil proyeksinya kelihatan nyaris tidak berbeda dengan resolusi 4K sebenarnya.

Itulah mengapa Epson bisa mematok harga $4.999 untuk bundel Epson LS500 bersama layar 100 inci, atau $5.999 bersama layar 120 inci. Bandingkan dengan penawaran Sony di angka $25.000, yang memang mengemas panel beresolusi 4K yang sebenarnya, bukan hasil pemrosesan cerdik seperti yang diterapkan Epson.

Sumber: Gizmodo.