ESL Collegiate Gandeng Dua Asosiasi Olahraga Kampus Untuk Kompetisi League of Legends

Mempersiapkan ESL Collegiate 2019 Pre-season invitational, ESL menggandeng West Coast Conference, setelah sebelumnya juga menggandeng Big East Conference.

ESL mengumumkan kerja samanya dengan West Coast Conference (WCC) untuk ESL Collegiate Fall 2019 Season. Ini akan semakin melengkapi jajaran tim kampus untuk mengikuti program kompetisi tingkat universitas milik ESL. Ini bukan kali pertama ESL menggandeng asosiasi olahraga tingkat universitas di Amerika Serikat.

Mengutip Esports Insider, ESL malah sudah menggandeng Big East Conference pada bulan Oktober 2019 lalu untuk melaksanakan program percobaan bernama Big East Invitational Powered by ESL, yang mempertandingkan Rocket League.

WCC dan Big East Conference merupakan dua asosiasi besar yang meregulasi kegiatan olahraga tingkat universitas di dua wilayah besar Amerika Serikat, yaitu barat dan timur. Asosiasi tersebut terafiliasi dengan National Collegiate Athletic Association (NCAA), sebuah organisasi yang meregulasi kegiatan olahraga tingkat universitas secara nasional.

Hubungan esports dengan universitas terbilang berjalan dengan cukup baik di Amerika Serikat. Sudah banyak gerakan terkait esports dan universitas, seperti penawaran beasiswa untuk pemain Super Smash Bros di Universitas Kalifornia, ataupun kolaborasi antara klub esports besar dengan universitas untuk memperkuat esports di dunia akademik.

Sumber: Kansascity.com

Mengutip rilis resmi dari WCC arti kerja sama ini adalah, sekolah yang berada di bawah naungan WCC akan mengikuti pertandingan ESL Collegiate 2019 Pre-season Invitational, yang sudah dimulai sejak 8 Desember 2019 lalu. Mempertandingkan League of Legends, unversitas satu akan berhadapan dengan universitas lain yang ada dalam satu naungan conference.

"Hubungan yang kuat dengan para publisher, ditambah keahlian mereka di bidang esports, membuat ESL jadi partner yang tepat untuk memberikan esports experiences kepada kampus-kampus yang tergabung di dalam WCC." Ucap Gloria Nevarez, Komisioner WCC, dalam rilis.

Yvette Martinez, CEO ESL Amerika Utara juga menyampaikan pandangannya terkait kerja sama ini. Menurutnya, esports di tingkat universitas adalah bagian penting di dalam ekosistem. "Kami berusaha untuk terus mengembangkan komunitas esports unviersitas di berbagai belahan Amerika Serikat. Dengan menambahkan West Coast Conference dalam daftar kerja sama kami untuk ESL Collegiate, kami berharap bisa memberi kesempatan kepada semua orang untuk turut terlibat di dalam ekosistem esports."

Hubungan Antara universitas dengan Esports

Seperti tadi sempat dibahas, penerimaan universitas di Amerika Serikat terhadap esports terbilang cukup positif. Terakhir kali Kansas University bahkan mendorong para mahasiswa untuk terjun ke esports dan membuat tim League of Legends tingkat universitas.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Pergerakan esports untuk institusi pendidikan bisa dibilang baru dimulai. Indonesia Esports Association (IESPA) mulai mencoba mengadakan IEL University Series, sebuah kompetisi esports tingkat universitas. Selain itu ada juga SMA 1 PSKD, yang menyajikan beasiswa dan program esports bagi para siswa.

Kendati demikian, persepsi institusi pendidikan terhadap esports masih cenderung skeptis. Angeline Vivian, General Manager Dranix Esports sempat menceritakan perjuangannya ketika mencoba menginisasi komunitas esports di Universitas Ciputra Surabaya.

Gerakan seperti IEL University Series bisa dibilang hanya baru permulaan saja. Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur

Ia menceritakan bahwa komunitas mereka pada awalnya mendapat banyak penolakan dari para petinggi kampus, ketika Toska (sapaan akrab Angeline Vivian) awal menginisiasi UC Esports (sebutan UKM Esports Universitas Ciputra Surabaya).

"Seiring berjalannya waktu, atasan kampus mulai melihat dna menyaksikan esports. Mata mereka mulai terbuka, salah satu petinggi kampus malah mengatakan bahwa esports punya aspek yang bagus untuk dipelajari mahasiswa seperti teamworkpublic speakingcommitment, communication dan lain sebagainya." ucap Toska kepada redaksi Hybrid.

Maka dari itu, gerakan seperti IEL, High School League, atau inisiatif SMA 1 PSKD memberi beasiswa untuk program esports, bisa dibilang baru merupakan permulaan saja. Jika persepsi institusi pendidikan akan esports jadi semakin positif, bukan tidak mungkin jika gaming menjadi semakin lumrah di masa depan, yang memudahkan ekosistem untuk menciptakan bibit-bibit talenta esports dan membuat regenerasi ekosistem esports jadi semakin lancar.