21 October 2021

by Galih

FIFA Tidak Tertarik Kontrak Eksklusif untuk Game dan Esports

Organisasi sepak bola dunia ini punya visi dan misi baru untuk game-nya.

Kabar mengenai putusnya hubungan antara FIFA dengan publisher Electronic Arts (EA) memang mengejutkan banyak fans di seluruh dunia. Apalagi EA ternyata sudah bersiap-siap untuk mengganti nama game sepak bolanya dengan EA Sports FC. Sedangkan FIFA diposisikan sebagai pihak yang menolak tawaran EA dengan meminta biaya lisensi yang sangat tinggi.

Federasi sepak bola internasional itupun akhirnya buka suara, lewat postingan blog terbarunya FIFA menjelaskan bahwa mereka ingin mengganti strateginya dengan mengembangkan portofolio video game dan esports-nya. Tujuannya, untuk memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat.

FIFA juga optimis dan bersemangat terhadap masa depan mereka di industri video game dan esports. Mereka kini terbuka untuk bekerja sama dengan lebih dari satu developer dan publisher game baru, karena FIFA merasa bahwa pasar video game butuh untuk dikontrol lebih dari satu pihak secara eksklusif.

Untuk sekarang, FIFA mengatakan tengah melakukan pendekatan dengan berbagai pemain dari industri game termasuk para developer, investor, dan juga analis untuk membangun rencana jangka panjang dari sektor game, esports, dan hiburan interaktif. Bahkan FIFA mengklaim bahwa banyak perusahaan teknologi dan mobile yang bersaing untuk mendapatkan lisensi dari FIFA.

FIFA memperkenalkan platform esports-nya yang diberi nama FIFA E. Image Credit: FIFA

Video game dan esport disebut sebagai media dengan pertumbuhan paling cepat saat ini. Sehingga FIFA dan para pemegang saham merasa bahwa mereka harus memaksimalkan semua peluang masa depan untuk fans sepak bola dan juga video game. Untuk awalnya, FIFA akan menggunakan nama FIFA World Cup dan FIFA Womenโ€™s World Cup sebagai platform mereka untuk meluncurkan dan mengintegrasikan penawaran game baru dan esports.

Di samping nama besar dan kepercayaan diri, FIFA tetap memiliki tugas yang berat untuk membangun kembali game mereka selanjutnya dari nol. Apalagi para pemain game sepak bola memiliki standar yang tinggi dan terus meningkat pada setiap seri baru terutama masalah grafis dan gameplay-nya.

FIFA juga harus segera mengejar ketertinggalan karena mulai tahun depan kemungkinan besar EA akan mulai meluncurkan judul mereka sendiri. Belum lagi persaingan juga datang dari eFootball milik Konami yang akan terus disempurnakan dan juga game sepak bola terbaru UFL yang mungkin juga bisa menjadi kuda hitam nantinya.