1. Startup

Go-Jek Siapkan Asuransi untuk Konsumen dan Pengemudi

Belum dipaparkan mekanisme detil dan nominal asuransi yang akan diberikan

Berbicara tentang bisnis di sektor transportasi erat kaitannya dengan risiko terjadinya kecelakaan. Hal itu dipahami betul oleh layanan ojek motor panggilan via aplikasi mobile yang dewasa ini sedang naik daun, Go-Jek. Dituturkan oleh CEO Go-Jek Nadiem Makarim, pihaknya saat ini sedang menyiapkan sistem asuransi untuk memberikan jaminan atas risiko terjadinya kecelakaan untuk pengguna layanan sekaligus pengemudi. Pihak Go-Jek akan menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk meng-handle-nya.

Detil rekanan perusahaan asuransi dan mekanisme yang akan diterapkan belum dipaparkan oleh Go-Jek, termasuk nominal biaya asuransi yang bisa diklaim. Namun hal ini menjadi langkah positif, termasuk untuk memberikan nilai lebih bagi Gojek sendiri dalam bersaing di bisnis layanan transportasi. Sebelumnya juga pernah dikabarkan bahwa sempat terjadi kecelakaan yang menimpa armada Gojek dan pihak Go-Jek mengatakan bahwa biaya pengobatan dan sebagainya telah ditanggung oleh perusahaan.

Hal yang sama juga telah dilakukan oleh pesaing Go-Jek, GrabBike. Sejak awal peluncurannya GrabBike mengusung janji asuransi sebagai salah satu keunggulannya. Hal ini membuat faktor asuransi tidak lagi menjadi sebuah keunggulan, tetapi kewajiban.

Gojek memiliki beberapa jenis layanan, selain menjadi jasa transportasi ojek pada umumnya, terdapat layanan lain meliputi sebagai kurir barang, kurir makanan dan jasa belanja. Sistem asuransi juga bisa diterapkan untuk layanan lain selain jaminan keselamatan, misalnya asuransi kerusakan barang yang terjadi saat proses pengiriman dan lain sebagainya. Tentu saja Go-Jek harus membuat disclaimer yang tepat dan gamblang agar tidak terjadi salah persepsi.

Menguasai empat basis wilayah paling produktif di Indonesia, di Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali, saat ini Gojek telah memiliki kurang lebih 10.000 pengemudi ojek motor. Isu yang dewasa ini santer diberitakan ialah konflik dengan penyedia layanan jasa ojek konvensional. Nadiem mengungkapkan bahwa pihaknya terus berusaha untuk mereda masalah ini, dengan memberikan akses seluas-luasnya bagi pengemudi ojek konvensional untuk bergabung.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again