1. Startup

Go-Jek Resmikan Layanan Logistik Go-Box

Targetkan konsumen perorangan dan UKM, telah merekrut 3000 pengemudi dan bermitra dengan 85 perusahaan logistik

Inefisiensi bukan hanya terjadi pada layanan transportasi di Indonesia, namun juga di segmen logistik. Dalam Logistic Performance Index yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, Indonesia menempati urutan ke-53 dari 150 negara, di bawah Malaysia (urutan 25) dan Thailand (urutan 35). Kelemahan Indonesia dalam hal infrastruktur membuat efektivitas logistik secara keseluruhan menurun.

Masih banyak perusahaan logistik yang hanya berusaha mengincar perusahaan besar atau perusahaan asing sebagai target pasar, sementara sekitar 90% konsumen UKM hingga perorangan masih cenderung diabaikan kebutuhannya di Indonesia.

Menjawab hal tersebut Go-Jek meluncurkan layanan barunya Go-Box di acara Indonesia Transport Supply Chain & Logistic (ITSCL)  2015 di JIExpo (07/10). Go-Box kini sudah tersedia di aplikasi mobile Go-Jek, baik di platform Android maupun iOS.

“Saat ini kita sedang menghadapi on-demand economy apa pun yang diperlukan oleh konsumen perorangan atau pelaku small-business memerlukan waktu  yang cepat, Go-Box mengadopsi model bisnis yang sama dengan Go-Jek akan berkolaborasi dengan para penyedia layanan logistik dan pemilik kendaraan untuk melayani kebutuhan masyarakat,” kata CEO Gojek Nadiem Makarim.

Sistem Go-Jek dan Go-Box cukup identik, yaitu menawarkan peluang kepada pemilik aset yang ingin menambah penghasilan. Dengan memanfaatkan jumlah pengguna Go-Jek yang saat ini berjumlah 5,5 juta orang, diharapkan pengguna Go-Box bisa langsung menggunakan layanan tersebut melalui aplikasi di empat kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Bermitra dengan perusahaan logistik, pemilik kendaraan, hingga pengemudi

Untuk menjadi pengemudi Go-Box, pihak perusahaan menerapkan proses seleksi yang ketat. Pengemudi harus memiliki identitas yang jelas, surat ijin mengemudi yang sesuai dan berlaku, menyerahkan jaminan berupa salah satu dari BPKB, akte kelahiran, kartu keluarga atau buku nikah, serta memiliki pengalaman yang cukup dalam mengemudikan kendaraan yang disediakan.

Selain membantu para pemilik ataupun pengemudi mobil bak (pick up), mobil boks, dan truk engkel yang menghindari kekosongan sewa pada saat arah balik setelah mengantar barang, Go-Box juga memberi kesempatan kepada para pengemudi untuk mendapatkan penghasilan tambahan apabila bergabung sebagai mitra. Saat ini Go-Box mengklaim telah melakukan proses perekrutan sekitar 3000 pengemudi, bermitra dengan 85 perusahaan logistik dan telah melakukan uji coba ke 200 pelanggan pertama.

“Kita harapkan peranan Go-Box adalah menyeimbangkan kapasitas dalam sistem dengan memberikan peluang kepada pemilik kendaraan untuk meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan asetnya,” kata Head of Go-Box Raditya Wibowo.

Semua penarifan ditentukan berdasarkan oleh jarak tempuh saja. Selama mobil dapat menampung barang sesuai kapasitas, tidak akan dikenakan biaya tambahan. Jarak tempuh diatas 25 km akan dikenakan biaya Rp.4.000/km (small trucks), Rp.4.500/km (small box trucks), Rp.5,000/km (large dumps).

Go-Box juga menyediakan asuransi apabila terjadi kerusakan atau kehilangan barang berupa santunan senilai 10 juta Rupiah. Nantinya saat pemesanan juga bisa ditambahkan premi asuransi sesuai dengan nilai barang yang ingin dikirimkan.

“Seperti halnya jasa layanan lainnya, Go-Box sangat mengedepankan unsur safety. Setiap pengemudi akan dianalisis produktivitas dan akuntabilitasnya melalui data yang terkumpul,” kata Raditya.

Dengan mengaplikasikan sistem yang ada, didukung dengan kecepatan dan kemudahan dalam memesan, diharapkan Go-Box dapat berkembang menjadi jasa layanan angkut dan antar barang yang dibutuhkan oleh konsumen.

Penambahan fitur Privacy Policy

Serupa dengan Go-jek layanan Go-Box tidak menyediakan in-app messaging, yang artinya komunikasi antara pengguna serta pengemudi masih harus dilakukan dengan nomor ponsel asli dari kedua belah pihak. Menanggapi keluhan pengguna tentang pentingnya menjaga kerahasiaan, dalam waktu 2-3 bulan ke depan Go-Jek dan semua layanan yang ada di dalam aplikasi tersebut akan menambahkan fitur Privacy Policy untuk pengguna.

“Saat ini Go-Jek sedang merencanakan untuk menambahkan fitur in-app messaging, yaitu dengan menerapkan mask identity. Tim kami masih memilih software yang tepat untuk meng-hide nomor asli dari kedua belah pihak," kata Nadiem.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again