Google, Microsoft, Facebook dan Twitter Berkolaborasi Bikin Platform Pengiriman Data Antar Layanan

Data Transfer Project memungkinkan pengguna mengirimkan data dari satu layanan ke layanan lain

Sekarang ini ada banyak layanan berbasis online di mana jutaan orang terlibat di dalamnya. Sebut saja Facebook, Google Photos, Dropbox, Twitter dan banyak lagi lainnya. Ruang tersebut tersedia untuk memudahkan orang-orang dalam berinteraksi atau meningkatkan produktivitas, tetapi ketika bicara soal transfer data ke satu layanan ke layanan lainnya, tiba-tiba semuanya terasa begitu sulit. Yang bisa kita lakukan – misalnya memindahkan foto di Facebook ke Google Drive, adalah dengan mengunduh semua foto terlebih dahulu kemudian mengunggahnya lagi. Cara ini tidak hanya memakan waktu tapi juga menggerus kuota.

Kabar baiknya, di masa depan hal semacam itu bukan lagi jadi penghalang. Karena baru-baru ini, Google, Microsoft, Facebook, dan Twitter mengumumkan kolaborasi bersama dalam Data Transfer Project, sebuah proyek yang dirancang menciptakan platform portabilitas terbuka yang memungkinkan pengguna dengan mudah memindahkan data dari satu layanan online ke layanan lainnya kapanpun juga. Selain itu, dalam prosesnya pengguna juga memegang kendali penuh atas informasi yang mereka miliki. Dalam praktikknya, pengguna dapat memanfaatkan dukungan ini saat hendak pindah layanan, mencoba layanan baru atau hanya sekadar membuat cadangan data.

Data Transfer Project menggunakan API layanan yang ada milik layanan tersebut di tempat pertama dan mekanisme otorisasi untuk mengakses data. Data akan diubah dulu ke dalam format umum oleh framework perangkat lunak menggunakan adaptor khusus. Selanjutnya akan dikembalikan ke API yang baru. Keempat perusahaan raksasa yang terlibat di proyek ini mengerjakan alat konversi yang dapat membuat format data standar yang dapat dipergunakan oleh siapapun. Dengan begitu, kedua penyedia layanan yang mengirim dan menerima data selama menggunakan infrastruktur dan otorisasi yang sudah distandarkan.

Praktik sederhananya, penyedia layanan yang terlibat di dalamnya harus menyetujui permintaan transfer data. Pengguna selanjutnya harus mengotentikasi akun yang terhubung. Sementara  prosess kredensial akan dienkripsi dan dilapisi dengan perlindungan ekstra untuk menghindari interupsi pihak ketiga.

Menurut postingan resmi Google, saat ini adaptor telah dibuat untuk tujuh penyedia layanan dan mencakup lima jenis data konsumen. Google juga menyebutkan bahwa jumlah tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa proyek ini dapat ditingkatkan di masa depan.

Sumber berita GoogleBlog dan gambar header Medium.