18 November 2015

by Bambang Winarso

Google Plus Kini Punya Wajah Baru

Google Plus mendapatkan desain baru, lebih sederhana dan fokus pada interaksi pengguna akan topik spesifik

Sekian tahun berjalan, Google tampaknya belum mau menyerah menggarap layanan jejaring sosial. Hal itu dibuktikan dengan dirilisnya wajah baru untuk jejaring sosialnya, Google Plus (Google+). Kini Google Plus dibuat lebih sederhana di mana Communities dan Collections ditempatkan di posisi tengah.

Posisi ini dianggap sebagai zona emas di mana pengguna lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi. Kemudian mempertimbangkan bahwa dua fitur lainnya, yaitu Hangouts dan Photos telah berdikari sendiri di dunianya masing-masing.

Menurut Google, desain baru ini dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mem-posting, mencari dan terhubung. Menyuguhkan pengalaman mobile yang lebih terfokus pada minat dan topik-topik spesifik.

Tapi desain baru ini tidak serta merta diterapkan ke semua pengguna, pada mulanya pengguna akan memperoleh opsi untuk mencoba desain baru. Update-nya pun diterapkan secara bertahap, termasuk ke depannya untuk perangkat Android dan iOS.

Desain baru juga tidak memboyong serta fitur di desain lama, salah satunya adalah fitur Events yang hanya akan ada di desain lama. Pengguna bisa kembali menggunakannya hanya dengan menekan tombol khusus untuk berganti tampilan yang disediakan nantinya. Belum diketahui sampai kondisi ini akan berlangsung.

Luke Wroblewski, direktur produk Google mengatakan bahwa mereka belum selesai dengan proyek desain ulang ini. “Kami masih mendengarkan dan mempelajari, ini akan terus kami lakukan.”

Google Plus dilahirkan pada tahun 2011, mulanya ia dirancang untuk menyaingi sang rival, Facebook. Dan seperti halnya Facebook, ia juga menawarkan tempat untuk bersosialisasi dalam hubungan pertemanan yang disebut dengan “Circles”. Unik, tapi sejauh ini rencana “mengkudeta” Facebook tak berjalan dengan baik.

Dalam perjalanannya, Google+ justru lebih dipilih sebagai tempat bagi komunitas untuk berbincang tentang topik tertentu. Melihat perkembangan itu Google kemudian mempromosikan Community di sela-sela pembaruan yang dirilis, termasuk memperkenalkan fitur Collections yang berisikan topik-topik spesifik terkurasi.

Masih sangat layak ditunggu apakah Google mampu menerjemahkan keinginan pengguna dunia maya generasi baru. Akankah Google berani menggebrak dengan sesuatu yang lebih segar dan mampu membuat perbedaan, atau mereka justru hanya bisa mengikuti arus dan beradaptasi seiring arah orientasi penggunanya saat ini? Let's see!

Sumber berita Google.