29 January 2018

by Glenn Kaonang

Lewat Aplikasi Bernama Bulletin, Google Ingin Semua Orang Bisa Mewartakan Berita

Saat ini baru diuji di dua kota di AS, Bulletin dirancang untuk mewadahi berita-berita dengan lingkup yang amat sempit

Dengan hanya bermodalkan smartphone, siapapun sebenarnya sudah bisa menjadi jurnalis dan mewartakan berita, dibantu oleh media sosial seperti Facebook atau Twitter sebagai media publikasinya. Namun Google menilai harus ada medium khusus yang mewadahi, tidak peduli seberapa kecil lingkup komunitas yang menjadi target pembacanya.

Dari situ mereka menguji sebuah aplikasi baru bernama Bulletin. Di situsnya, Bulletin dideskripsikan sebagai aplikasi untuk mewartakan berita dengan fokus pada lingkup yang amat kecil, atau dengan kata lain, berita-berita yang tidak kita jumpai di media-media publikasi kenamaan.

Berita-beritanya bisa sesimpel liputan pertandingan basket di sebuah sekolah, atau mungkin jalanan yang ditutup karena hajatan, dan bisa dilengkapi dengan foto maupun video. Semua prosesnya, mulai dari mengambil foto dan video, menulis berita sampai memublikasikannya ke web, dilakukan lewat smartphone.

Konten pada Bulletin semuanya bersifat publik dan mudah ditemukan, baik lewat pencarian Google, media sosial atau tautan yang disebarkan melalui aplikasi chatting. Yang cukup menarik, dari screenshot-nya kelihatan bahwa sang kontributor berita bisa meng-update artikelnya kapan saja ada informasi baru yang perlu ditambahkan.

Poin terakhir ini cukup penting karena, mengingat Bulletin pada dasarnya menerapkan metode crowdsourcing, peluang munculnya hoax atau sekadar berita yang salah pasti ada. Andai yang diberitakan memang salah, kontributornya bisa memberikan update untuk membenarkan, atau malah menurunkan beritanya sepenuhnya.

Secara teknis Bulletin merupakan sebuah Progressive Web App (PWA), yakni situs yang tampilan dan perilakunya mirip seperti aplikasi. Untuk sekarang, Google baru mengujinya di dua kota di Amerika Serikat, yakni Nashville dan Oakland saja. Ke depannya, Google sudah punya rencana untuk menggandeng media-media publikasi lokal untuk memanfaatkan Bulletin sebagai medium alternatif.

Sumber: Slate.